tirto.id - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro menganjurkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 dosis penguat (booster) sebelum mudik lebaran Idulfitri 2023.
“Bagi yang belum dua, tiga kali suntik, belum booster pertama atau kedua harus dilengkapi dulu supaya Indonesia tetap terjaga. Alhamdulillah memang mayoritas masyarakat sudah punya antibodi,” kata Reisa dalam Siaran Sehat Kementerian Kesehatan RI yang dikutip pada Selasa (11/4/2023).
Reisa menganjurkan pemudik sudah mendapatkan vaksinasi seminggu sebelum jadwal keberangkatan mudik. Hal itu agar pembentukan antibodi optimal dalam melindungi tubuh.
“Vaksin itu untuk membentuk pertahanan yang optimal. Butuh waktu satu sampai dua minggu setelah penyuntikan, jadi sebelum kita mudik minggu depan, kita harus vaksin dulu sebelum kita bertemu keluarga,” ujar Reisa.
Reisa mengingatkan meskipun tren COVID-19 di Indonesia terkendali, status pandemi belum dicabut oleh pemerintah.
“Sebaiknya semua sudah punya antibodi supaya tidak saling sakit, tidak saling menularkan, tidak mengubah (pandemi) lagi nanti habis selesai lebaran,” tutur Reisa.
Selain itu, Duta Kebiasaan Adaptasi Baru itu juga menyatakan agar ibu hamil yang akan melakukan mudik dapat mempersiapkan kondisi dengan baik.
“Kalau ibu hamil mau mudik dan berpuasa, konsultasikan dulu ke dokter obgyn atau kandungan apakah sebenarnya dalam kondisi yang baik atau tidak,” kata dia.
Menurut Reisa, ibu hamil di trimester kedua sudah aman mengikuti mudik dan berpuasa, asalkan asupan gizi dan persiapan perbekalan disiapkan dengan baik. Sementara untuk ibu hamil di trimester pertama masih sering mengalami mual dan dianjurkan untuk tidak memaksakan berpuasa saat perjalanan mudik.
“Konsumsi makanan bergizi yang optimal pada kehamilannya supaya kenyang lebih lama. Misalnya, banyak makan sayur, karbohidrat yang kompleks jadi tidak cepat lapar,” jelas Reisa.
Reisa juga menekankan pentingnya para pemudik untuk rutin beristirahat selama di perjalanan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau kita memaksakan diri selain berbahaya untuk kesehatan, untuk perjalanan juga makin berbahaya nantinya. Bisa mengantuk, bisa tidak fokus,” ujarnya.
Pemudik juga dianjurkan membawa obat-obatan dan perlengkapan terkait penyakit atau kondisi masing-masing, terutama bagi yang memilik komorbid dan diabetes mellitus.
“Para tenaga kesehatan juga sudah bekerja sama dengan pemerintah di daerah, semuanya menyediakan pos kesehatan yang ada. Selain sehat juga harus memastikan bahwa mudik yang akan kita jalani nanti berjalan dengan lancar, dengan baik,” kata Reisa.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan