tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana menyuntikkan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp100 miliar Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di tahun depan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menuturkan, kebijakan tersebut telah masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2026.
"Itu kami proyeksikan ke BIJB Kertajati. Karena BIJB Kertajati kan ada rencana pengembangan," ujarnya di Bandung, seperti dikutip Antara, Kamis (6/11/2025).
Pengembangan dimaksud, jelas Herman, adalah optimalisasi BIJB Kertajati untuk fasilitas pusat Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) atau pemeliharaan, perbaikan dan pembongkaran, bagi segala jenis pesawat baik komersil maupun pertahanan.
"Bahkan terakhir ada penawaran dari Kementerian Pertahanan untuk pesawat-pesawat di bawah Kementerian Pertahanan, ini kan luar biasa dan kami butuh pengembangan ke arah itu, termasuk juga pengembangan taxiway. Jadi memang kebutuhannya sangat besar," kata Herman yang juga menyatakan anggaran kebutuhan masyarakat tidak akan berkurang.
Dalam kesempatan tersepisah, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan menyampaikan bahwa PMD untuk BIJB Kertajati tidak mempengaruhi berbagai program yang telah ditetapkan.
"Tidak mengurangi, tidak ada pengaruh kepada program-program kami yang sudah kita tetapkan sesuai dengan visi-misi Jabar Istimewa," ucap Erwan.
Sebagai informasi, dalam RAPBD Jabar 2026, pendapatan daerah direncanakan sebesar Rp28,78 triliun; kemudian belanja daerah direncanakan sebesar Rp28,49 triliun; rencana penerimaan pembiayaan daerah direncanakan sebesar Rp380,82 miliar; dan pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp666,81 miliar.
Pendapatan daerah yang sebesar Rp28,78 triliun, memiliki rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditargetkan sebesar Rp18,85 triliun; Pendapatan Transfer ditarget sebesar Rp9,90 triliun; dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ditargetkan sebesar Rp23,86 miliar.
Untuk belanja daerah yang direncanakan sebesar Rp28,49 triliun, terdiri dari Belanja Operasi dialokasikan sebesar Rp18,99 triliun; Belanja Modal dialokasikan sebesar Rp2,90 triliun; Belanja Tidak Terduga dialokasikan sebesar Rp251,51 miliar; dan Belanja Transfer dialokasikan sebesar Rp6,34 triliun.
Sehingga terdapat selisih antara target Pendapatan Daerah dengan alokasi Belanja Daerah berupa surplus sebesar Rp285,99 miliar.
Kemudian, Penerimaan Pembiayaan di RAPBD 2026 diproyeksikan sebesar Rp380,82 miliar yang seluruhnya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya.
Adapun Pengeluaran Pembiayaan pada RAPBD 2026, diproyeksikan sebesar Rp666,81 miliar yang terdiri dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp100 miliar, dan Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh Tempo sebesar Rp566,81 miliar.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































