tirto.id - Pemerintah meminta gereja-gereja untuk membentuk Satgas COVID-19 sebagai syarat ibadah fisik Natal dan Tahun Baru (Nataru). Imbauan tersebut merupakan upaya agar penularan COVID-19 tidak meluas.
Terutama pada kegiatan-kegiatan masyarakat terkait hari raya Natal 2021. Terlebih lagi, di Indonesia telah ditemukan kasus varian baru, Omicron.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan Pemerintah mensyaratkan adanya Satgas COVID-19 di gereja.
"Menjelang hari raya Natal tahun 2021, Pemerintah mewajibkan pihak gereja untuk segera membentuk Satgas COVID-19 di gereja sebagai syarat melakukan ibadah secara fisik," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Kamis (16/12/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Untuk keanggotaannya, Satgas COVID-19 gereja dapat terdiri dari pengelola gereja, asosiasi persekutuan gereja, duta perubahan perilaku maupun relawan yang ingin berpartisipasi.
Setelah Satgas dibentuk, segera melakukan rencana monitoring dan evaluasi kepatuhan protokol kesehatan yang sistematis dan terencana untuk menekan peluang penularan virus COVID-19.
Untuk itu bagi masyarakat yang ingin beribadah secara fisik di gereja, diminta dengan sangat untuk tidak lengah dan terus menerapkan disiplin protokol kesehatan dalam setiap berkegiatan. Serta tidak melakukan mobilitas kecuali ada keperluan darurat.
Kemarin, Pemerintah mengumumkan kasus pertama virus Corona varian Omicron telah terdeteksi di Indonesia.
Pasien varian Omicron di Indonesia merupakan seorang petugas kebersihan Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Jakarta berinisial N.
"Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi ada seorang pasien N inisialnya terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan pers virtual, Kamis (16/12/2021).
Temuan itu diperoleh saat pengambilan sampel berkala yang dilakukan RSD Wisma Atlet pada 8 Desember 2021, di mana ada tiga petugas kebersihan yang positif Covid-19.
Budi menyatakan, ketiga data tersebut telah dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan uji gnome sequencing dan hasilnya satu dari 3 positif Omricon, sementara dua lainnya tidak.
Selain itu, Budi menambahkan, pemerintah juga mendeteksi lima orang probable atau diyakini sebagai suspek kasus Omicron. Lima orang itu terdiri dari 2 warga Indonesia dan 3 warga negara asing (WNA).
Terkait ditemukannya varian Omicron tersebut, Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran diisolasi mulai 16 Desember hingga 7 hari ke depan sebagai bentuk antisipasi dini untuk mencegah penularan Varian Omicron pada level komunitas menyusul ditemukanya kasus penularan di area rumah sakit darurat COVID-19 tersebut.
Keputusan ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Marinvest, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait pada Kamis, (16/12) kemarin.
“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus Varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” tutur Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto dalam siaran pers Kamis malam (16/12/2021).
RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan.
Suharyanto mengatakan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak, di Cilincing Jakarta Utara untuk karantina terpusat bagi PMI, Pelajar, dan ASN sebagai cadangan tempat karantina. “Rusun Nagrak memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya.”
Menurut Kasatgas, karena tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya dan akan segera diberlakukan isolasi area Wisma Atlet, maka tenaga kesehatan untuk dikarantina Rusun Nagrak akan didukung oleh sumberdaya manusia dari Dinas Kesehatan Jakarta.
Suharyanto juga meminta bagi pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, selama 14 hari ke belakang, untuk terus memantau kondisi kesehatan, apabila terjadi gejala segera laporkan kepada puskesmas di wilayahnya.
“Saya mengimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan, segera melakukan vaksinasi, dan menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan mengurangi mobilitas,” tuturnya.
Editor: Iswara N Raditya