Menuju konten utama

Pemerintah Akan Kembangkan Food Estate di NTT, Papua, dan Sumsel

Setelah Kalimantan Tengah dan Sumatra Utara, food estate akan merambah NTT, Papua, dan Sumsel. Fokusnya untuk penanaman jagung, bawang, kentang, dll.

Pemerintah Akan Kembangkan Food Estate di NTT, Papua, dan Sumsel
Wamenhan M. Herindra mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lokasi food estate di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (11/12/2023). FOTO/kemhan.go.id/

tirto.id - Asisten Deputi Percepatan dan Pemanfaatan Pembangunan Kementerian Koordinator Perekonomian, Suroto, menjelaskan saat ini pemerintah sedang mengusulkan untuk melanjutkan food estate atau lumbung pangan di beberapa wilayah di Indonesia.

Dia menyebut, masterplan food estate yang saat ini hanya mencakup wilayah Kalimantan Tengah dan Sumatra Utara akan dikembangkan. Daerah lain yang diusulkan untuk menjadi lumbung pangan, di antaranya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, dan Sumatra Selatan.

“Ada usulan di NTT, Papua dan Sumatra Selatan, tapi itu masih masuk di masterplan yang baru,” ucap Suroto dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Food estate dalam masterplan di wilayah baru, khususnya di NTT, akan difokuskan untuk produk pangan jagung. Sebelumnya, di Sumatra Utara lumbung pangan difokuskan pada produk pangan bawang, kentang, dan sebagainya.

Dalam pembiayaan, food estate akan memakai konsep korporasi yang melibatkan petani lokal di sekitar wilayah terkait. Pemerintah juga membuka peluang melibatkan korporasi swasta.

“Kalaupun ada korporasi swasta, investasi tetap melibatkan petani lokal yang ada di situ,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sedang mengkaji potensi wilayah untuk food estate. Menurutnya, beberapa provinsi mengusulkan agar lokasinya dimanfaatkan untuk food estate.

“Potensinya cukup banyak, apalagi beberapa provinsi juga mengusulkan agar lokasinya dijadikan lokasi food estate, bisa mendukung IKN, dan lain-lain,” ucap Wahyu.

Diwartakan sebelumnya, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menepis tudingan bahwa program food estate atau lumbung pangan gagal. Dia menilai program tersebut membutuhkan proses dan teknologi agar menjadi lahan produktif.

Food estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 600 hektare lahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif,” kata Amran dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (24/1/2024).

Dia menjelaskan, panen jagung membuktikan teknologi pertanian yang diterapkan tepat dan sesuai dengan harapan. Dia optimis mampu menggarap lahan food estate karena menurutnya saat ini teknologi yang dimiliki sudah maju.

Baca juga artikel terkait FOOD ESTATE atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - News
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi