tirto.id - Kader PDIP bertemu dengan delegasi Partai Konservatif Inggris dan Partai Liberal Australia. Pertemuan tersebut membahas masalah pemilu dengan sistem demokasi di Indonesia.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut kunjungan tersebut untuk membangun hubungan antar partai. PDIP dan delegasi partai tersebut bisa saling belajar tentang demokrasi negara masing-masing.
"Ya mereka bertanya tentang pemilu di Indonesia bagaimana situasi di grass roots, bagaimana terkait dengan pemilu yang pertama kali dilaksanakan secara bersama," ucap Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
“Kami pastikan semua akan berjalan dengan baik, dengan aman, dan kami mencoba untuk terus berjuang meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia,” lanjut dia.
Hasto menjelaskan, PDIP juga belajar tentang masalah hoaks yang terjadi di Inggris. Sedangkan pihak Inggris dan Australia belajar tentang demokrasi berdasar Pancasila di Indonesia.
"Kami berikan penjelasan termasuk mereka bertanya bagaimana pemilu bisa diadakan dengan biaya murah. Kami jelaskan PDI Perjuangan partai yang terkuat di indonesia dan kami punya semangat gotong-royong, kami punya sekolah partai, kami melatih manajer-manajer kampanye itu berdampak pada penurunan biaya politik," tegasnya lagi.
Sedangkan kader PDIP lainnya Budiman Sudjatmiko menjelaskan, partainya ingin mengetahui pandangan delegasi Inggris soal masalah sektarianisme yang ramai di masyarakat Inggris.
"Nah kita ingin tahu sejauh mana partai konservatif itu menjaga antara konservativisme dengan keterbukaan. Ini menarik sekali. Tapi saya yakin partai konservatif Inggris bukan konserfatif radikal, tapi moderat. Sehingga menurut saya, menjadi penting untuk mengetahui konservativisme bisa dipadukan dengan keterbukaan. Tapi mereka tidak radikal," tegas Budiman di lokasi yang sama.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto