tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni mengatakan beberapa masalah yang mencuat antara PSI dan PDI Perjuangan (PDIP) bukanlah langkah partai atau kader untuk merebut basis pendukung partai banteng tersebut. Toni menegaskan bahwa masalah itu hanyalah salah paham saja.
Masalah pertama yang mencuat adalah soal pernyataan kader PSI Muhammad Guntur Romli tentang bergabungnya BTP ke PDIP.
Guntur berharap agar integritas BTP menular kepada kader PDIP yang lain. Namun, Toni menegaskan bahwa ucapan Guntur bukanlah sindiran bagi PDIP.
“Itu saya kira normatif. Guntur kan pendukung Ahok. Jadi ketika Pak Ahok bergabung ke PDIP ya dia mendukung bergabung ke politik dan karena dia tahu figur Pak Ahok kuat, jadi dia berharap Pak Ahok menularkan BTP-nya, Bersih, Transparan, dan Profesional,” kata Toni kepada reporter Tirto, Rabu (13/2/2019).
Masalah kedua adalah soal adanya lambang PSI yang ditempel di poster PDIP. Menurut Toni, bisa jadi hal itu adalah ulah pihak yang ingin memecah-belah.
Yang jelas, kata Toni, PSI tak berniat mengambil basis pendukung PDIP. Mereka ingin merangkul pendukung dari berbagai partai, baik Partai Golkar, Gerindra, dan lainnya.
“Nggak [ngambil dari PDIP] lah,” kata Toni. “Intinya kita berebut dengan partai nasionalis lah. Dari Gerindra, Demokrat, Golkar, termasuk juga PDIP. Kita kan memang partai nasionalis,” tegasnya lagi.
Meski PSI terkenal dekat dengan Jokowi dan BTP, namun Toni menganggap corak pendukungnya tak selalu beririsan dengan PDIP. Toni menduga, bisa saja ada yang beririsan dengan Golkar, Hanura, dan sebagainya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri