tirto.id - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Aria Bima mengatakan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias BTP tidak akan dipakai dalam mengkampanyekan paslon nomor urut 01 di pilpres 2019. Aria beralasan keengganan TKN karena kampanye sudah berjalan dan tim sudah terbentuk sejak awal.
"Nggak. Nggak ada urusan Ahok dengan kampanye," ucap Aria kepada Tirto, Selasa (12/2/2019).
Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Tengah ini menyatakan bahwa BTP cukup dengan menjadi anggota partai. Tim yang ada sekarang, menurut Aria, sudah cukup untuk mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf.
"Tidak akan dipakai juga. Kampanye sudah berjalan. Dan memang tidak ada agenda menempatkan BTP sebagai tim kampanye [...] Kami dari tim kampanye tidak ada menempatkan BTP di dalam program sebagai jurkam atau tim kampanye, titik," tegasnya lagi.
Alasan paling kuat menurut Aria adalah soal tidak siapnya BTP mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Menurut Aria, menjadi influencer saja harus mendapat pembekalan dari tim kampanye. BTP yang berada di penjara selama dua tahun diragukan akan memahami dasar agar rakyat harus memilih Jokowi-Ma'ruf.
"Dia menyatakan dukungan saja sudah cukup," katanya lagi.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding juga mengatakan hal serupa. Sampai hari ini, ia menegaskan belum ada wacana untuk meminta BTP berkampanye.
"Sampai hari ini kami tidak membahas dan belum pernah membahas sedikitpun tentang keterlibatan Pak Ahok di dalam kampanye," ucap Karding kepada Tirto.
Dia menegaskan tidak ada sebab lain di balik sikap TKN yang tidak mendesak BTP melakukan kampanye selain alasan kehidupan pribadi BTP . Namun meski masih ada waktu dua bulan sebelum pilpres 2019, Karding sampai sekarang belum melihat kemungkinan BTP berkampanye untuk Jokowi-Ma'ruf.
"Jadi saya kira biar Pak Ahok berbulan madu dulu, menikmati hidup. Karena beliau kan baru saja cukup lama di dalam penjara. Biarkan beliau menikmati kebebasannya bersama keluarga-keluarga baru. Saya kira itu lebih baik," tegas Karding.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Nur Hidayah Perwitasari