tirto.id - LSM Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) sebagai salah satu penyelenggara acara Rembuk Petani-Peternakan Indonesia membantah acara tersebut dipolitisasi seperti ditudingkan oleh beberapa organisasi massa.
Ketua LSM Pataka, Yeka Hendra mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa acara tersebut berpihak kepada salah satu calon presiden.
“Kalau mereka anggap kegiatan ini dipolitisasi faktanya sampai akhir tidak ada petunjuk keberpihakkan acara ini pada pihak mana pun termasuk capres. Kami heterogen untuk tujuan kesejahteraan petani-peternak,” ucap Yeka kepada reporter Tirto usai acara di Gedung Perwayangan TMII.
Pada Selasa (19/3) sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Petani Antipolititsasi menyatakan penolakan terhadap acara tersebut. Sebagai bentuk penolakan mereka menggelar aksi di depan Mabes Polri dan mendatangi Kementan.
Tidak hanya menolak acara, mereka juga menolak Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) lantaran dinilai melakukan politisasi petani.
Penolakan juga datang dari Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Dalam keterangan tertulisnya pada Senin (18/3), mereka menyayangkan organisasi yang mengatasnamakan petani dan mendiskreditkan kebijakan, program, dan capaian pemerintahan Jokowi dalam pertanian.
“Baru pemberitaan saja di media. Ada judul berita yang minta polisi membubarkan acara hari ini dan mengusut Pataka,” ucap Yeka.
Terkait sejumlah penolakan itu, Yeka mengaku tidak tahu-menahu apa yang menggerakkan massa itu. Namun, ia mengatakan tidak keberatan dengan penolakan yang ada.
Yeka mengatakan bahwa ketidaksetujuan mereka merupakan hal yang wajar untuk diutarakan. Di satu sisi, menurutnya mereka juga bebas menyalurkan aspirasi mereka.
“Terlepas siapa yang berada di gerakan itu saya apresiasi. Ini kan negara demokrasi jadi mereka nggak sepakat ya nggak masalah menyalurkan aspirasi mereka,” ucap Yeka.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Agung DH