Menuju konten utama

Pataka Bantah Acara Rembuk Peternak-Petani Dipolitisasi

Pataka membantah ada politisasi dalam acara Rembuk Petani-Peternak Indonesia.

Pataka Bantah Acara Rembuk Peternak-Petani Dipolitisasi
Petani menanam padi di lahan pertanian di Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/1/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) per Desember 2018 sebesar 103,16 atau naik 0,04% dari NTP November sebesar 103,12. Kenaikan NTP pada bulan lalu disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pd.

tirto.id - LSM Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) sebagai salah satu penyelenggara acara Rembuk Petani-Peternakan Indonesia membantah acara tersebut dipolitisasi seperti ditudingkan oleh beberapa organisasi massa.

Ketua LSM Pataka, Yeka Hendra mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa acara tersebut berpihak kepada salah satu calon presiden.

“Kalau mereka anggap kegiatan ini dipolitisasi faktanya sampai akhir tidak ada petunjuk keberpihakkan acara ini pada pihak mana pun termasuk capres. Kami heterogen untuk tujuan kesejahteraan petani-peternak,” ucap Yeka kepada reporter Tirto usai acara di Gedung Perwayangan TMII.

Pada Selasa (19/3) sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Petani Antipolititsasi menyatakan penolakan terhadap acara tersebut. Sebagai bentuk penolakan mereka menggelar aksi di depan Mabes Polri dan mendatangi Kementan.

Tidak hanya menolak acara, mereka juga menolak Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) lantaran dinilai melakukan politisasi petani.

Penolakan juga datang dari Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Dalam keterangan tertulisnya pada Senin (18/3), mereka menyayangkan organisasi yang mengatasnamakan petani dan mendiskreditkan kebijakan, program, dan capaian pemerintahan Jokowi dalam pertanian.

“Baru pemberitaan saja di media. Ada judul berita yang minta polisi membubarkan acara hari ini dan mengusut Pataka,” ucap Yeka.

Terkait sejumlah penolakan itu, Yeka mengaku tidak tahu-menahu apa yang menggerakkan massa itu. Namun, ia mengatakan tidak keberatan dengan penolakan yang ada.

Yeka mengatakan bahwa ketidaksetujuan mereka merupakan hal yang wajar untuk diutarakan. Di satu sisi, menurutnya mereka juga bebas menyalurkan aspirasi mereka.

“Terlepas siapa yang berada di gerakan itu saya apresiasi. Ini kan negara demokrasi jadi mereka nggak sepakat ya nggak masalah menyalurkan aspirasi mereka,” ucap Yeka.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Agung DH