tirto.id - Alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI akan segera dikembangkan menjadi berbasis teknologi digital. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan langkah pembaruan alutsista itu perlu dilakukan mengingat saat ini sedang berlangsung era revolusi industri 4.0.
"Pada kemerdekaan ke-73 tahun kita masuk pada revolusi industri 4.0 sehingga kita harus meningkatkan kemampuan masuk ke era digital," kata Hadi di sela-sela peringatan hari Kemerdekaan ke-73 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (17/8/2018).
"Apalagi sekarang setiap orang terhubung dengan internet satu sama yang lain. Keterbukaan informasi semakin lebar sehingga kita harus mengimbangi dengan perkembangan revolusi tersebut," dia menambahkan.
Hadi menambahkan alutsista TNI juga harus secepatnya dikembangkan agar berbasis pada penggunaan big data. Menurut dia, pengembangan itu termasuk mengarah pada penggunaan artificial intelligence.
"Termasuk doktrin dulu kita adalah [ancaman pertahanan] nyata, tetapi sekarang musuh kita menggunakan artificial intelligence [kecerdasan buatan], menggunakan big data [...] Perang semakin terbuka dan tidak kenal batas sehingga doktrin pun harus laksanakan penyesuaian," kata Hadi.
Dia menjelaskan rencana pengembangan alutsista itu sudah sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) kedua periode 2018-2019.
"PR [pekerjaan rumah] apa yang diusulkan renstra itu yang kita penuhi," kata Hadi.
Sebagai informasi, berdasar renstra tersebut, kebijakan perencanaan pertahanan 2019 diwujudkan melalui arah kebijakan penguatan pertahanan, yaitu: penyelenggaraan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam rangka pengamanan Pemilu; pengadaan Alutsista TNI dalam rangka pemenuhan MEF; dan pemeliharaan dan perawatan Alutsista TNI.
Selanjutnya, pembangunan sarana dan prasarana satuan alutsista TNI dan satuan baru; peningkatan sarana dan prasarana perbatasan; dan penguatan industri pertahanan.
Sasaran yang akan dicapai melalui alokasi anggaran fungsi pertahanan tahun 2019 di antaranya ialah: pengadaan 125 paket kendaraan taktis, suku cadang, kendaraan tempur, dan suku cadang kendaraan taktis; pengadaan/penggantian 3 unit kendaraan tempur; pengadaan/penggantian 688 pucuk senjata dan amunisi; pembangunan 18 unit KRI, KAL, dan Alpung; serta modernisasi 1 paket Command Center Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).