tirto.id - Sebaagian kebakaran gedung maupun permukiman selama ini dipicu oleh korsleting. Di Jakarta, korsleting bahkan menjadi salah satu penyebab utama kebakaran yang terjadi saat kemarau atau bahkan kala musim hujan.
Risiko korsleting pun bisa meningkat saat musim hujan karena air yang masuk ke dalam rumah melalui atap berpotensi mengenai alat elektronik atau stop kontak yang sedang teraliri arus listrik.
Salah satu kasus kebakaran teranyar di Jakarta yang diduga terpicu oleh korsleting terjadi pada 11 Januari 2020 lalu. Kebakaran itu melalap gudang sebuah Toko peralatan olahraga di Pasar Baru, Kelurahan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Meskipun tak mengakibatkan korban jiwa, kebakaran ini membikin sebagian aktivitas jual-beli di Pasar Baru sempat terhenti. Ipda Andre, seorang petugas pngendali dari Polsek Sawah Besar mengatakan, pemilik toko tersebut menduga kebakaran itu terjadi akibat korsleting, demikian seperti dilansir Antara.
Hubungan arus pendek atau korsleting listrik terjadi karena konduktor positif dan negatif berhubungan langsung. Hal ini disebabkan penyambungan kabel-kabel tanpa memperhatikan kutub-kutub listrik, atau adanya konduktor tidak tertutup bahan isolator sehingga bersentuhan secara tidak sengaja.
Korsleting melahirkan panas luar biasa dalam waktu singkat. Lazimnya, energi panas yang dihasilkan berefek dengan ledakan kuat serta bersuhu sangat tinggi. Benda-benda di sekitarnya bisa terbakar jika terkena efek korsleting ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sudah merilis panduan untuk mencegah korsleting terjadi dan langkah untuk mengantisipasi kebakaran jika kasus hubungan arus pendek terjadi.
Berikut langkah pencegahan korsleting seperti dirilis laman BPBD DKI Jakarta:
1. Gunakan penyedia jasa instalasi listrik yang memiliki kompetensi dan dibuktikan Sertifikat Layak Operasi (SLO) atau paling tidak terdaftar sebagai anggota Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI)
2. Pakai peralatan listrik seperti kabel, saklar, stop kontak, dan steker dan lainnya yang memiliki label Standar Nasional Indonesia (SNI), Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK), atau Standar PLN (SPLN)
4. Gunakan kabel dengan jenis dan ukuran sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya
5. Jika sekring putus, jangan menyambungnya dengan kawat, karena setiap sekring sudah mempunyai standar seberapa jauh bisa menerima beban
6. Lakukan perawatan berkala terhadap instalasi listrik, seperti memeriksa kondisi kabel, panel listrik, sambungan kabel, dan lainnya
7. Memperbarui instalasi listrik di rumah minimal lima tahun sekali
8. Lakukan pemeriksaan kualitas daya listrik (power quality) secara rutin yang melibatkan orang berpengalaman, karena daya listrik yang tidak stabil juga dapat menyebabkan korsleting
9. Hindari pemakaian listrik secara ilegal karena dapat membahayakan keselamatan jiwa.
10. Hindari penumpukan colokan listrik di satu tempat karena bisa mengakumulasikan panas dan mengakibatkan korsleting listrik.
Kemudian, apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran yang dipicu oleh korsleting? Soal langkah antisipasi di kasus seperti itu, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta memberikan beberapa tips di media sosialnya.
Di bawah ini, daftar langkah yang perlu dilakukan pada saat terjadi kebakaran akibat korsleting:
1. Jika masih memungkinkan, segera matikan aliran listrik
2. Jika ada, bunyikan tanda bahaya atau alarm
3. Jika terjadi kebakaran akibat korsleting yang dipicu MCB (Mini Circuit Breaker) tidak berfungsi, segera matikan listrik dari kWh meter
4. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air apabila masih terdapat arus listrik
5. Segera hubungi Pemadam Kebakaran di nomor 112 dan PLN di nomor 123
6. Jika ada, padamkan kebakaran dengan dry chemical atau CO2
7. Jangan padamkan kebakaran menggunakan air atau busa sebab malah berpotensi mengalirkan listrik di air itu
8. Jika kebakaran tidak bisa dikendalikan, segera melakukan evakuasi dan utamakan kesehatan jiwa.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Agung DH