Menuju konten utama

PAM Jaya Klaim Kerja Sama dengan PT Moya Bukan Swastanisasi Air

PAM Jaya klaim kerja sama dengan PT Moya hanya pada bagian produksi dan ini umum dilakukan perusahaan air minum di Indonesia.

PAM Jaya Klaim Kerja Sama dengan PT Moya Bukan Swastanisasi Air
Petugas PAM Jaya memeriksa Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mookervat di Daan Mogot, Jakarta, Senin (22/8/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

tirto.id - Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin mengatakan, kerja sama pihaknya dengan PT Moya Indonesia berbeda dengan Aetra dan Palyja. Dia mengklaim, kerja sama ini bukan privatisasi, sebab kendali masih dilakukan secara penuh oleh PAM Jaya. Bahkan, PAM Jaya memiliki hak untuk menghentikan kerja sama apabila diperlukan.

Hal tersebut menanggapi anggapan bahwa BUMD PAM Jaya melakukan swastanisasi air kembali di Jakarta setelah melakukan kerja sama dengan PT Moya Indonesia.

“Kerja sama yang berbeda ini tentu saja menuntut peran yang lebih besar dari PAM Jaya di sisi operasional dan layanan kepada pelanggan," kata Arif di acara PAM Jaya Vendor Sounding di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu, (26/10/2022).

Dia menyatakan, kerja sama dengan Moya Indonesia berbeda dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilakukan sebelumnya dengan Palyja dan Aetra yang dilakukan dari hulu ke hilir.

Kerja sama dengan PT Moya kali ini hanya dilakukan pada bagian produksi dan ini umum dilakukan oleh perusahaan air minum di Indonesia.

“PAM Jaya tetap melakukan pelayanan langsung ke masyarakat dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikerja samakan dimiliki serta dikuasai oleh PAM Jaya,” klaimnya.

Arief menyatakan, PAM Jaya akan melakukan pelayanan secara langsung mulai 1 Februari 2023, setelah kerja samanya dengan perusahaan swasta Aetra dan Palyja selesai selama 25 tahun.

Demi mendukung hal tersebut, PAM Jaya menggelar acara Vendor Sounding dengan mengundang calon vendor untuk mensosialisasikan mekanisme pengadaan, registrasi vendoriza, dan verifikasi dokumen terkait rencana pengadaan yang akan dilakukan pasca melakukan pelayanan langsung air minum perpipaan di DKI Jakarta.

Arief menuturkan, lewat kegiatan ini, pihaknya ingin mencapai seamless operation di mana pada saat proses peralihan dari mitra swasta kepada PAM Jaya, proses bisnis tetap berjalan tanpa gangguan.

Dalam kegiatan ini, sebanyak sekitar 66 vendor yang hadir melingkupi bidang penyediaan material pipa dan aksesoris, spareparts, chemicals, mekanikal dan elektrikal, billing dan collection, meter reading, contact center, job supply, IT, dan marketing.

Arief melanjutkan, tata cara dalam pelaksanaan kerja sama dengan vendor ini mengacu pada SK Direksi PAM JAYA No. 137 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan PAM JAYA.

“Proses ini merupakan upaya PAM JAYA untuk pelaksanaan pengembangan SPAM yang terarah dan berkelanjutan dalam rangka pelayanan air bersih kepada seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang selaras dengan Good Corporate Governance (GCG),” ucapnya.

Arief menambahkan, ke depannya PAM JAYA akan melakukan pengembangan SPAM untuk mencapai 100% cakupan pelayanan pada 2030.

Lebih lanjut, Arief menuturkan membutuhkan dukungan dari seluruh pihak dalam penyelenggaran SPAM di Provinsi DKI Jakarta. PAM JAYA pun mengajak para vendor untuk bekerja sama dalam memajukan pengelolaan air minum di DKI Jakarta.

“Dengan dukungan dan kolaborasi yang baik dari seluruh pihak, termasuk para vendor, maka kita dapat mencapai 100 persen cakupan pelayanan pada 2030,” kata dia.

Baca juga artikel terkait PAM JAYA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz