Menuju konten utama

Obituari Rudy Keltjes: Legenda Persebaya dan Timnas Indonesia

Obituari Rudy William Keltjes salah seorang legenda sepak bola klub Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia. Rudy meninggal pada 23 Oktober 2024 lalu.

Obituari Rudy Keltjes: Legenda Persebaya dan Timnas Indonesia
Postingan ucapan bela sungkawa atas meninggalnya pesepak bola Indonesia, Rudy William Keltjes, dari Persebaya Surabaya, Rabu (23/10/2024). ANTARA/HO-Ofisial Persebaya

tirto.id - Rudy William Keltjes meninggal dunia pada Rabu (23/10/2024) di Surabaya, pada usia 72 tahun. Ia adalah seorang legenda sepak bola Persebaya Surabaya serta Timnas Indonesia pada medio 70an sampai 80an. Rudy dikenal sebagai salah satu bek dan gelandang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ia kerap dijuluki Franz Beckenbauer dari Indonesia.

Sebagai pemain sepak bola, karir Rudy Keltjes terbilang gemilang di level klub serta rutin dipanggil Timnas Indonesia, dalam rentang 1975-1983. Rudy tercatat beberapa kali menjuarai Liga Perserikatan bersama Persebaya Surabaya serta Galatama dengan NIAC Mitra.

Di level Timnas Indonesia, sosok kelahiran Situbondo (Jawa Timur) tersebut adalah bagian dari skuad Tim Garuda yang berhasil lolos ke semifinal Asian Games 1986.

Selepas gantung sepatu, Rudy Keltjes tetap berkecimpung di dunia sepak bola sebagai pelatih. Prestasinya juga terbilang cemerlang dan kerap menukangi klub besar, termasuk Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, hingga PSM Makassar.

Pada masa akhir kariernya, Rudy Keltjes sering melatih tim-tim usia muda seperti PON. Ia juga sempat didapuk sebagai pelatih Timnas Indonesia U21 pada 2014.

Rudy William Keltjes Sang Legenda Persebaya dan Timnas Indonesia

Rudy William Keltjes lahir di Situbondo, Jawa Timur, pada 12 Februari 1952. Semenjak sekolah dasar, ia sudah gemar bermain sepak bola, serta banyak mengikuti turnamen junior. Pada 1972, Rudy tampil di Piala Soeratin. Ia berhasil membawa Tim Situbondo yang saat itu tidak diperhitungkan bisa melaju hingga final.

Meski Situbondo akhirnya kalah dari Persija Jakarta di final Piala Soeratin 1972, tapi nama Rudy Keltjes sontak mencuat. Dia dilirik banyak klub Galatama dan Perserikatan, yang lantas mengajukan tawaran. Tapi ia enggan bermain sebagai pemain profesional, pasalnya saat itu ia sudah menjadi karyawan pabrik gula di kampung halaman.

Industri sepak bola yang kurang menentu pada saat itu membuat Rudy bimbang untuk serius berkarier sebagai pemain profesional. Ia sudah mendapat gaji tetap dan kehidupan yang layak di tempatnya bekerja.

Akan tetapi kecintaan Rudy kepada sepak bola membuatnya lantas memberanikan diri menjadi atlet profesional. Harga yang mesti dibayar dari keputusannya itu, ia mesti keluar dari status karyawan lalu meninggalkan kampung halamannya.

Rudy kemudian memutuskan bergabung bersama klub Persebaya Surabaya, klub ternama yang punya sejarah panjang di Indonesia. Persebaya saat itu bermain di kompetisi Perserikatan.

Di Persebaya, kemampuan Rudy dalam mengolah bola terus diasah. Ia bahkan menjadi salah satu bek terbaik di Liga Perserikatan. Memiliki tinggi 186 cm serta akurasi passing di atas rata-rata, membuat Rudy nyaris selalu jadi andalan Persebaya Surabaya.

Pada musim pertama membela Persebaya, Rudy Keltjes berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Perserikatan 1977. Ia juga didapuk sebagai pemain terbaik. Dalam laga final, dia berhasil mencetak gol ke gawang Persija Jakarta. Keunggulan tersebut bertahan hingga bubaran.

Karena jasanya membawa Persebaya Surabaya menjadi juara Perserikatan 1977, Rudy Keltjes kemudian diangkat sebagai karyawan Dolog Jatim (sekarang Bulog). Tapi belakangan, keputusannya pindah ke NIAC Mitra Surabaya yang berkompetisi di Liga Galatama, membuatnya dipecat oleh pihak Dolog.

Bersama NIAC Mitra, Rudy sukses mempersembahkan 2 gelar juara Galatama, musim 1980/1981 dan 1982/1983. Ia kemudian pindah ke klub asal Lampung, Yanita Utama. Di sana ia kembali mempersembahkan gelar juara 1984 dan 1985.

Di level Timnas Indonesia, Rudy Keltjes sudah mendapat panggilan Tim Garuda sejak masih bermain di Persebaya Surabaya. Ia tampil di berbagai ajang termasuk SEA Games, Asian Games, serta Kualifikasi Piala Dunia dan Olimpiade.

Usai memutuskan pensiun pada 1987, Rudy Keltjes tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia memilih karier sebagai pelatih. Rudy menjadi asisten pelatih NIAC Mitra pada 1988. Ia juga menangani berbagai klub besar di Indonesia setelah unifikasi Liga Indonesia pada 1994.

Sejak 1994 sampai 2021, Rudy tercatat sudah menukangi banyak tim di Indonesia. Di antaranya adalah Persebaya Surabaya, Persipura Jayapura, PSM Makassar, hingga Gresik United. Tim terakhir yang ia latih adalah POIN Jatim yang tampil di PON Papua 2021.

Baca juga artikel terkait OBITUARI atau tulisan lainnya dari Permadi Suntama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Permadi Suntama
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Oryza Aditama