tirto.id - Marie Antoinette merupakan salah satu figur mencolok dalam peristiwa Revolusi Prancis. Bukan sebagai pelaku revolusi, melainkan pihak yang digulung dalam peristiwa bersejarah pada 1789-1799 itu.
Revolusi Prancis menandai perubahan besar di Eropa. Kejadian ini mengawali keruntuhan dominasi sistem monarki absolut di benua biru, yang memberi para raja dan ratu kekuasaan mutlak atas wilayah kekuasaannya.
Pada 1789, revolusi mengubah wajah Prancis, dari sebelumnya negara monarki (kerajaan), beralih menjadi republik. Hal itu dimulai dari serbuan rakyat ke penjara Bastille pada 14 Juli 1789.
Kemarahan rakyat Prancis dipicu oleh krisis keuangan dalam pemerintahan monarki Prancis. Peperangan dengan negara lain serta bantuan militer dalam kemerdekaan Amerika Serikat membuat kas negara terkuras.
Akan tetapi, situasi ini bertolak belakang dengan gaya hidup yang ditampilkan kalangan bangsawan, khususnya Marie Antoniette. Saat rakyat ditekan oleh kenaikan pajak untuk menstabilkan kondisi ekonomi negara, istri Raja Louis XVI itu justru punya gaya hidup glamor.
Lantas, bagaimana biografi Marie Antonette, istri raja Louis XVI, beserta kontroversi-kontroversinya?
Biografi Marie Antoinette Istri Raja Louis XVI & Kontroversinya
Marie Antoinette lahir pada 2 November 1755 di Wina, Austria. Dilansir dari laman History.com, Marie Antoinette merupakan anak ke-15 dari Kaisar Romawi Suci Francis I, dengan permaisuri Habsurg, Maria Theresa.
Marie Antoinette tumbuh sebagai putri kerajaan yang buta politik dan tak pernah merasa cocok jadi ratu. Antoinette bahkan sulit belajar membaca dan menulis. Minatnya pada sejarah, geografi, bahasa latin, dan retorika cukup kurang, kendati fasih main harpsicord dan punya bakat artistik.
Saat Marie Antoniette baru berusia sepuluh tahun, sang ayah meninggal dunia. Di sisi lain, Maria Theresa, ibu Marie Antoniette, mulai mengatur pernikahan puterinya. Pada 1766, Theresa menjanjikan putrinya itu untuk menikah dengan calon raja Louis XVI dari Prancis.
Niat Maria Theresa merupakan upayanya untuk memperkuat aliansi antara taktha Prancis dan Habsburg. Pernikah Marie Antoinette dengan calon raja Prancis kemudian terjadi empat tahun berselang.
Marie Antoinette dan Louis-Auguste melaksanakan upacara pernikahan yang mewah di kapel kerajaan di Versailles, Paris, Prancis. Dalam acara yang berlangsung pada 16 Mei 1770 itu, Marie dan Louis masing-masing baru berusia 15 dan 16 tahun.
Sebanyak 5.000 tamu menyaksikan pernikahan Marie Antoinette dengan Louis-Auguste. Hal itu menandai awal kehidupan Marie Antoinette di publik Prancis. Pasca menikah, keduanya tak kunjung dikaruniai anak.
Maria Theresa memburu-buru Marie Antoinette untuk punya anak. Sebab, ada anggapan jika sang raja dan ratu tak punya anak, aliansi Prancis-Austria bakal habis.
Kelahiran anak dari Marie dan Louis lantas terjadi. Bahkan, keduanya memiliki empat orang anak. Namun, tekanan dari ambisi orang tua menyebabkan Marie Antoniette mencari pelarian.
Kehidupan glamor kian akrab bagi Marie Antoinette. Dia menghabiskan waktunya untuk berpesta. Antoinette bahkan disebut keranjingan judi.
Untuk urusan bersolek, Marie Antoinette tak tanggung-tanggung. Ia menghias sanggulnya yang nyaris setinggi 1 meter. Sementara itu, laman Library of Congress menyebut Antoientte membeli 300 gaun setiap tahun.
Di masa itu, judi sejatinya merupakan hal yang familiar bagi para ningrat Versailles. Hanya saja, gaya hidup boros Marie Antoinette dilakukan di saat-saat genting: kas istana kosong dan keurusahan-kerusuhan kecil meledak di beberapa daerah.
Menjelang Revolusi prancis, Marie Antoinette dan Louis-Auguste, yang naik tahta sebagai Raja Prancis pada 11 Juni 1775 itu, ketahuan beli kastil baru. Harga masing-masing kastil itu sebesar 10 juta livre (untuk suami) dan 6 juta livre (untuk istri).
Di sisi lain, hutang Prancis tengah menumpuk. Bengkaknya hutang Prancis disebabkan oleh kebijakan Prancis untuk membantu Revolusi Amerika. Hal itu memicu kenaikan pajak untuk menutup kas negara yang dinyatakan kosong pada Agustus 1788.
Keadaan yang menggencet rakyat Prancis ini lantas meruntuhkan reputasi Marie Antoinette. Julukan "Madame Deficit" pun segera tersemat ke nama sang ratu.
Kontroversi lainnya terjadi saat nasib Marie Antoinette dan Louis XVI mulai di ujung tanduk. Mereka mencoba kabur ke Austria dan memanas-manasi kerajaan itu untuk menyerbu Prancis, sehingga gerakan revolusi bisa dihabisi.
Akan tetapi, sesaat sebelum misi itu terlaksana, Marie Antoinette ketahuan membocorkan rahasia militer Prancis yang kala itu sedang berperang melawan Austria. Tak ayal, ia pun dianggap pengkhianat. Mereka lantas dipulangkan ke Prancis dan dipenjara.
Setelah keluarga kerajaan dan bangsawan dilucuti, Marie Antoientte segera menghadapi hukuman. Pada 16 Oktober 1793, Antoinette dipenggal menggunakan guillotine, tepat di hadapan massa. Ia menyusul suaminya, Raja Louis XVI, yang sudah dipenggal lebih dulu pada 21 Januari 1793.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani