tirto.id - Salah satu penyidik KPK Novel Baswedan diserang oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor dan menyiram air keras ke wajah Novel. Kejadian berlangsung usai salat subuh di masjid dekat rumahnya. Sehingga Novel pun harus dilarikan ke rumah sakit.
“Kami mendapat informasi tersebut dari pihak keluarga. Saat ini [Novel] sedang dirawat intensif di RS Mitra Kelapa Gading,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah saat dihubungi Tirto.
Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang tengah menangani megakorupsi e-KTP. Sebelumnya ia juga pernah mengalami kecelakaan di Nusa Tenggara Barat saat menyidik kasus tersebut. Serangan terhadap Novel ini menambah panjang daftar kasus penyiraman air keras yang terjadi di tanah air.
Beberapa waktu sebelumnya, seorang pemandu karaoke DW (24) di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur juga disiram air keras oleh seorang pria yang mengaku adalah kekasihnya. Akibatnya, wajah dan beberapa bagian tubuh korban mengalami luka bakar parah. Setelah satu bulan dirawat intensif di RSUD Surabaya, ia pun meninggal.
Kasus penyiraman air keras lainnya yang menyita perhatian publik adalah yang terjadi pada Siti Nur Jazilah alias Lisa. Ia harus melalui serangkaian operasi hingga cangkok wajah akibat wajahnya yang rusak akibat disiram air keras pada 2006 silam.
“Selama ini, Lisa tinggal di ruang khusus di RSU dr. Soetomo selama tujuh sampai delapan tahun,” kata Ketua Tim Bedah Plastik Face Off, Prof dr Sjaifuddin Noer SpBP-K seperti dikutip Antara.
Melihat efeknya yang hingga menelan korban jiwa sudah tentu air keras sangat berbahaya bagi manusia.
Dari Luka hingga Meninggal
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Riset Tirto, air keras adalah larutan asam kuat yang cukup pekat. Salah satu jenis air keras yang mudah ditemukan adalah asam sulfat (sulfuric acis, H2SO4).
Asam sulfat umumnya digunakan untuk pembersih toilet, pembersih logam, cairan baterai pada automotif, amunisi dan pupuk. Asam sulfat adalah cairan tidak berwarna yang bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas.
Asam sulfat juga bereaksi dengan logam, pakaian, kayu dan zat organik. Bahaya terhadap kesehatan tergantung dari jumlah konsentrasi larutannya. Namun umumnya dapat menyebabkan rasa terbakar yang sangat parah dan kerusakan pada jaringan kontak dengan kulit atau membran mukosa.
Bila menghirup uap asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta dapat juga menyebabkan gangguan paru-paru. Sedangkan, bila terkena pada mata maka dapat menimbulkan kebutaan.
Tetapi dampak jangka panjang akibat menghirup asam sulfat adalah dapat menyebabkan spasme atau kekejangan pada laring, epistaksis, gingivitas dan gastritis. Namun, jumlah paparan yang tinggi dapat mengakibatkan kematian.
Air keras dengan asam tinggi lainnya adalah asam klorida (HCl). Berdasarkan kekuatan asam, HCl masuk dalam golongan asam kuat. Pada umumnya, asam kuat itu bersifat merusak sama seperti dampak yang ditimbulkan asam sulfat.
Jika manusia menghirup uapnya, maka dapat menyebabkan batuk, luka bakar pada hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan bagian atas. Pada jangka panjang, uap yang pekat dapat menyebabkan pengeroposan gigi. Menghirup uapnya juga dapat menyebabkan pembengkakan paru-paru hingga berujung kematian.
Sedangkan jika tertelan HCl, dapat menyebabkan sakit dan dengan segera membakar mulut, tenggorokan, saluran makanan atas dan lambung. Mungkin juga menyebabkan mual, dan diare. Jika terpapar pada kulit manusia dapat menyebabkan kemerahan dan luka bakar.
HCl bahkan dapat melelehkan gelas. Sifat ini disebabkan oleh sifat ion negatif yang mudah berikatan dengan ion positif dari suatu logam. Misalnya dituangkan ke dalam gelas kaca, dalam seketika gelas itu akan meleleh. Hal itu karena ion negatif pada asam akan bereaksi dengan ion positif logam. Reaksi inilah yang membuat gelas dapat meleleh. Sehingga dapat dibayangkan bahayanya jika bahan kimia ini mengenai kulit atau mungkin terhirup, mengenai kulit manusia atau masuk ke dalam tubuh manusia.
Pertolongan Pertama
Bagi para korban, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan jika terpapar asam sulfat atau asam klorin. Bagi mereka yang terhirup, korban segera di pindahkan ke tempat yang berudara segar. Longgarkan pakaian yang melekat seperti kerah, dasi dan ikat pinggang. Bisa juga diberi nafas buatan jika dibutuhkan.
Jika asam sulfat yang mengenai kulit, segera tanggalkan pakaian, perhiasan atau sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak dan memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal sekurangnya 15-20 menit.
Sedangkan jika mengenai mata, korban diharapkan segera mencuci mata dengan air yang banyak sekurangnya 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah hingga tak ada lagi bahan kimia yang tertinggal.
Apabila tertelan, disarankan agar segera membilas mulut dengan air. Namun, jangan merangsang untuk muntah dan jangan memberi apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Serta jangan pula memberikan cairan secara oral.
Jika dalam jumlah atau kadar yang tinggi, disarankan agar korban segera di bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya seperti yang dilakukan terhadap Novel Baswedan, sehingga segera mendapat penanganan tim medis.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti