tirto.id - Nissan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12.500 pekerjanya di seluruh dunia secara bertahap sampai 2023 mendatang.
CEO Nissan, Hiroto Saikawa mengatakan perusahaannya juga akan menghentikan atau mengurangi kapasitas produksi pabrik sebanyak 10 persen.
Rencana ini menyusul penurunan profit pabrikan otomotif itu yang mencapai hingga 98,5 persen pada kuartal kedua 2019, seperti diberitakan Reuters (25/7/2019).
Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Isao Sekiguchi membenarkan kabar tersebut.
“Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa, sebagai bagian dari upaya kami untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi,” kata dia di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, Jumat (26/7/2019).
Apakah rencana efisiensi itu akan berdampak pada pabrik Nissan di Indonesia?
Selama ini, fasilitas pabrik Nissan di Indonesia diperuntukkan memproduksi mobil merek Datsun. Sedangkan Nissan Grand Livina yang sebelumnya dirakit di fasilitas itu sudah berhenti diproduksi semenjak kembaran dari pabrikan berlogo Tiga Berlian meluncur. Livina diproduksi pabrik Mitsubishi berdasar kerja sama aliansi prinsipal.
Namun, Sekiguchi tidak menjawab secara jelas ketika ditanya soal nasib karyawan pabrik Nissan di Indonesia.
“Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini,” ujar Sekiguchi.
Sementara itu Head of Communications PT NMI, Hana Maharani, saat dihubungi Tirto (29/7), enggan menjawab pertanyaan soal data jumlah karyawan pabrik Nissan di Indonesia yang kini masih aktif ataupun yang akan diputus kontraknya.
Untuk diketahui, selain di Indonesia, secara global Nissan dikabarkan juga akan menghentikan 14 fasilitas produksinya di seluruh dunia. Namun Nissan tak menjelaskan secara spesifik negara atau pabrik mana saja yang terdampak dari langkah penghentian produksi tersebut.
Penulis: Dio Dananjaya
Editor: Addi M Idhom