tirto.id - Kehadiran NewJeans membawa angin segar yang telah lama dinanti-nantikan dalam industri K-pop.
Pada 2022 lalu, girlgroup ini debut tanpa aba-aba.
Mereka tidak melakukan perkenalan anggota, teaser lagu, atau photoshoot—langkah-langkah yang biasanya diambil oleh pihak agensi sebelum merilis lagu dan musik video dari para artis.
Meski begitu, lagu-lagu mereka berhasil meledak di pasaran dan populer.
Hybe Boy, Ditto, OMG, dan Super Shy adalah beberapa judul lagu mereka yang sukses bertengger di puncak tangga lagu Korea Selatan—bahkan di tingkat global.
NewJeans menjadi grup pertama yang debut di Ador, salah satu label rekaman musik di bawah naungan HYBE Corporation. HYBE itu sendiri merupakan raksasa perusahaan musik K-pop yang menaungi boyband fenomenal BTS.
Grup yang terdiri atas lima perempuan muda ini berhasil memikat hati penggemarnya melalui lagu-lagu catchy bernuansa kehidupan remaja yang menyegarkan.
Tak hanya itu, penampilan mereka dengan balutan busana Y2K Style juga berhasil menumbuhkan kenangan nostalgia penuh kesan. Fesyen populer pada dekade 1990 hingga awal 2000-an ini pernah lekat dengan figur-figur kenamaan seperti Paris Hilton, Britney Spears, dan Christina Aguilera.
Kendati menerima banyak cinta dari dalam dan luar negeri, perjalanan karier NewJeans justru mendapatkan tantangan dari rumah agensi mereka sendiri.
Hal ini bermula dari konflik internal antara induk perusahaan HYBE dan mantan CEO Ador, Min Heejin.
Pertikaian tersebut melibatkan audit saham yang dipegang Min Heejin atas Ador.
Tanpa alasan yang jelas, HYBE ingin mengaudit 18 persen saham milik Min Heejin dan meminta CEO Ador tersebut untuk mengundurkan diri.
Mengutip dari Billboard, audit internal dilakukan karena jumlah saham yang dipegang Min Heejin terlalu besar sehingga berpotensi merugikan perusahaan.
Singkatnya, HYBE ingin membuktikan kecurigaan mereka bahwa Min Heejin tengah berusaha untuk melepaskan label Ador dari HYBE dengan menggendong investor-investor luar untuk membeli saham yang dimiliki HYBE atas Ador.
Sementara itu, klaim yang berbeda diutarakan oleh Min Heejin.
Min Heejin menyebut bahwa HYBE adalah pihak yang memancing perselisihan dengan menjiplak formula NewJeans untuk grup baru mereka.
Menurut klaim Min Heejin, terdapat banyak kemiripan dalam hal konsep, styling, dan koreografi NewJeans dengan grup lain yang baru saja debut di salah satu anak perusahaan HYBE.
Narasi plagiarisme ini pun memantik masalah baru antaranak perusahaan HYBE.
Min Heejin digugat karena melakukan pencemaran nama baik dan menghalang-halangi bisnis oleh Belift Lab dan Source Music.
Di tengah situasi yang kian memanas itu, persisnya pada akhir Agustus silam, Min Heejin mengundurkan diri dari Ador.
Tak lama setelah Min Heejin meninggalkan Ador, aktivitas NewJeans dilaporkan menjadi tersendat.
Acara jumpa penggemar yang sudah direncanakan di dalam negeri tiba-tiba dibatalkan. Produksi album comeback NewJeans yang sudah berjalan pun dihentikan secara sepihak oleh HYBE.
Kelima anggota NewJeans, Minji, Hanni, Danielle, Haerin, dan Hyein yang usianya masih berkisar 17-20 tahun ini pun akhirnya bersuara.
“Tidak sepatutnya kami diam saja ketika semua orang, termasuk para Bunnies [fandom NewJeans] menunjukkan dukungan kepada kami. Ini bukan masalah yang bisa kami serahkan saja kepada orang dewasa karena berdampak langsung pada hidup kami berlima," kata Hyein, anggota termuda NewJeans, dalam siaran langsung YouTube pada September tahun lalu.
Selain menunjukkan dukungan untuk Min Heejin, mereka juga menyampaikan keseriusannya untuk mempertahankan identitas grup sekaligus melawan sederet ketidakadilan yang pernah dialami di tempat kerja.
Dalam siaran tersebut, NewJeans memaparkan kekecewaan mereka terkait kurangnya peran pihak HYBE dalam melindungi data pribadi mereka.
Anggota termuda, Hyein, menyampaikan bahwa HYBE tidak mengambil langkah apa pun ketika video-video predebut sampai data medis mereka bocor dan tersebar luas di internet.
Pada kesempatan sama, anggota NewJeans kelahiran Australia berdarah Vietnam, Hanni, menceritakan pengalaman buruknya ketika menerima perundungan dari seorang manajer grup artis lain.
Kejadian ini berlangsung di sebuah lobi di gedung HYBE. Hanni mendengar langsung bagaimana seorang manajer terang-terangan menyuruh artisnya untuk mengabaikan Hanni ketika mereka semua berpapasan.
Hanni kemudian melaporkan kasus tersebut kepada CEO baru Ador, yang malah mengabaikan laporan Hanni, menyebutnya sudah terlambat dan tidak memiliki bukti.
“Aku sudah berterus terang padanya, akan tetapi dalam sekejap dia malah membuat diriku seakan-akan adalah pembohong,” lanjut Hanni, yang kemudian menyebut bahwa CEO Ador sebelumnya, Min Heejin, sudah berjuang keras demi kebaikan NewJeans.
Tak butuh waktu lama, isu perundungan ini menjadi perbincangan publik.
Penggemar NewJeans berduyun-duyun menyusun petisi kepada Kementerian Ketenagakerjaan Korea Selatan agar menginvestigasi dugaan kasus perundungan terhadap Hanni yang terjadi di lingkungan HYBE.
Dorongan publik begitu kuat hingga membuahkan aksi dari otoritas pemerintah.
Pada 15 Oktober lalu, Hanni memenuhi panggilan dari Majelis Nasional Korea Selatan untuk memberikan kesaksian dalam audit bertema perundungan dan pengucilan di tempat kerja.
Tak bisa dimungkiri, upaya artis untuk bersuara di forum terbuka ini mencerminkan resiliensi di pusaran dunia yang selalu dikurasi penuh kehati-hatian dan kesempurnaan.
Selama ini, industri K-pop menuntut bintang-bintangnya dengan standar tinggi untuk berlatih mati-matian, menghasilkan karya-karya terbaik agar laku keras di pasaran, dan berperilaku super hati-hati demi membangun persona yang bersih tanpa cela di mata publik.
Seiring artis-artis berjibaku dalam kemelut tekanan pekerjaan, jajaran eksekutif dan pihak manajemen berkonflik tentang keuntungan yang dapat dipetik dari industri ini.
Mampukah polemik ini memengaruhi tingkat kesadaran publik akan sisi gelap dari gemerlap industri hiburan K-pop?
Cek jawabannya di artikel berikut:
Penulis: Yolanda Florencia Herawati
Editor: Sekar Kinasih