Menuju konten utama

Akankah NewJeans Mendorong Perubahan di Industri K-Pop?

Mungkinkah langkah berani dari NewJeans dapat membuka jalan bagi perubahan yang lebih adil dan manusiawi untuk pekerja artis dalam industri K-pop?

Akankah NewJeans Mendorong Perubahan di Industri K-Pop?
Header diajeng NewJeans K-pop. tirto.id/Quita

tirto.id - Kronologi NewJeans dalam pusaran konflik para eksekutif agensinya dapat dibaca di tautan berikut:

NewJeans dalam Bayang-Bayang Konflik Eksekutif HYBE dan Ador

NewJeans menjadi girlgroup asal Korea Selatan yang menarik perhatian publik sedari paruh kedua tahun lalu, ketika CEO dari agensi Ador yang menaungi mereka, Min Heejin, berseteru dengan induk perusahaan HYBE.

Seiring itu, anggota NewJeans menyuarakan kekecewaan atas perlakuan tidak menyenangkan yang pernah dialami di lingkungan kerja HYBE, seperti kurangnya keseriusan pihak manajemen untuk melindungi data pribadi mereka yang bocor di internet, hingga pengakuan dari salah satu anggota grup, Hanni Pham, tentang perundungan yang diterimanya dari seorang manajer artis lain.

Penggemar NewJeans pun berbondong-bondong membuat petisi untuk Kementerian Ketenagakerjaan Korea Selatan agar menginvestigasi dugaan kasus perundungan yang dialami Hanni.

Melansir Korea JoongAng Daily, petisi yang diunggah ke situs Majenis Nasional Korea Selatan itu mendapatkan lebih dari 40.000 tanda tangan dalam kurun kurang dari seminggu.

Berkat itu, Hanni dipanggil oleh Majelis Nasional untuk menjadi saksi dalam audit bertema perundungan dan pengucilan di tempat kerja.

“Aku datang hari ini dengan harapan supaya tidak ada lagi idol, baik yang debut sebelum kami atau yang akan debut nantinya, yang harus menanggung perundungan seperti ini,” ujar Hanni dalam kesaksian yang berlangsung 15 Oktober lalu.

Di forum itulah, Hanni bercerita bahwa dirinya merasakan betapa “pihak perusahaan membenci kami”.

Perempuan berusia 20 tahun ini menuturkan, kehadiran mereka di HYBE tidak pernah dianggap oleh para eksekutif, terlepas mereka sudah menyapa dan memberikan hormat kepada mereka.

Selain itu, kata Hanni, staf-staf HYBE kerap membicarakan hal-hal buruk tentang NewJeans di aplikasi perpesanan internal perusahaan.

Hanni menyampaikan pula bagaimana Humas HYBE meminta kepada jurnalis untuk menulis artikel yang isinya meremehkan pencapaian penjualan album NewJeans—tuduhan yang sebelumnya sudah ditepis oleh pihak HYBE sebagai upaya untuk merevisi kekeliruan faktual.

Kendati demikian, kesaksian-kesaksian Hanni tidak menggugah Kemenaker Korsel untuk melanjutkan pengaduan.

Gugatan penggemar atas dugaan perundungan ini ditolak karena idol K-pop belum dianggap sebagai karyawan berdasarkan Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan.

“Seorang individu harus memenuhi kriteria untuk dianggap sebagai pekerja, termasuk memiliki jam kerja yang tetap dan bekerja di bawah pengawasan langsung pemberi kerja. Selebriti, termasuk penyanyi, biasanya diklasifikasikan sebagai pekerja kontrak independen yang mendapatkan bagi hasil bukan gaji,” papar Chunghwan Choi, mitra senior firma hukum Yulchon di Seoul dikutip dari BBC.

Maka dari itu, penyelidikan tidak bisa dilanjutkan karena aksi perundungan menimpa orang yang tidak memenuhi kriteria UU Ketenagakerjaan di Negeri Ginseng tersebut.

Apa itu artinya perjuangan Hanni menjadi sia-sia?

Tentu saja tidak.

Kehadiran Hanni dalam pertemuan Majelis Nasional mendorong diskursus lebih jauh tentang hak-hak idol K-pop yang belum dipenuhi oleh pemerintah.

Sejumlah media lokal dan luar negeri mengangkat isu ini karena kesaksian Hanni dipandang sudah mewakili suara perlawanan idol K-pop lainnya yang mungkin berada dalam kondisi yang sama.

Setelah mengetahui akhir dari gugatan kasus ini, Hanni menutup kesaksiannya di hadapan Majelis Nasional dengan kalimat yang menyentuh.

“Kontrak artis dan trainee mungkin berbeda [dengan pegawai pada umumnya], akan tetapi kita semua adalah manusia, kupikir banyak orang yang lupa tentang itu.”

Kini, sudah dua bulan berlalu sejak NewJeans resmi meninggalkan label agensi mereka. Keputusan itu ditempuh Minji, Hanni, Danielle, Haerin, dan Hyein usai ultimatum yang mereka jatuhkan kepada Ador telah jatuh tempo.

Melalui ultimatum itu, mereka menuntut perbaikan kontrak, permintaan maaf secara terbuka, dan dikembalikannya Min Heejin sebagai CEO Ador.

Apabila pihak agensi tidak kunjung memenuhi permintaan mereka dalam 14 hari, kelimanya akan meninggalkan label yang telah menaungi aktivitas publik mereka selama lebih dari dua tahun itu.

Melansir Koreaboo, keputusan NewJeans untuk menghentikan kontrak 7 tahun yang mereka tandatangani secara lebih awal diperkirakan akan membuat kelimanya harus menanggung penalti ganti rugi sekitar 300 miliar won atau lebih dari Rp3 triliun.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis bersamaan dengan pengumuman hengkangnya NewJeans dari Ador pada 29 November 2024, kelima anggota girlgroup ini menegaskan bahwa mereka tidak akan membayar ganti rugi sepeser pun apabila diminta oleh Ador.

“Kami sudah menyelesaikan kewajiban kami sesuai kontrak sebagai artis Ador. Alasan utama pemutusan kontrak ini hanya karena Ador menyalahi kewajiban mereka dan kami tidak bertanggungjawab atas segala penalti. Kami tidak mau siapa pun dirugikan atas keputusan kami mengakhiri kontrak ini. Kami akan melakukan kewajiban kami sesuai kontrak yang dibuat antara ADOR dan pihak lain sebelum kontrak eksklusif kami batalkan,” demikian dikutip dari surat pernyataan tersebut.

Keputusan berpisah dengan Ador ini pun berdampak pada masa depan nama girlgroup NewJeans itu sendiri. Apabila mereka ingin melanjutkan kegiatan bermusik, nama NewJeans harus diganti.

Maka dari itu, tanggal 23 Januari lalu, para anggota meminta saran kepada penggemar untuk mengirimkan rekomendasi nama baru yang cocok melalui akun Instagram @jeanzforfree.

Betul, NewJeans bukanlah satu-satunya grup K-pop yang pernah mengambil langkah hukum terhadap agensinya sendiri.

Pada waktu sama, kita tidak bisa abai bahwa pada kenyataannya, dunia fandom K-pop sangatlah beragam. Masing-masing penggemar dan penikmat K-pop pun memiliki pertimbangan tersendiri terkait polemik NewJeans.

Ada yang berpandangan bahwa sepak terjang dari NewJeans merupakan upaya untuk mencari perhatian sebagai artis pendatang baru, atau bahkan aksi yang sudah disetir oleh kepentingan Min Heejin.

Kejadian ini juga mendapatkan tanggapan dari Korea Music Content Association (KMCA), korporasi yang terdaftar dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Turisme.

Dalam pernyataan yang dirilis KMCA akhir Desember lalu, mereka menyampaikan kekhawatiran tentang kerugian yang berpotensi ditimbulkan dari polemik NewJeans terhadap reputasi industri hiburan.

"Anggota-anggota NewJeans tampaknya tidak mampu membedakan perjanjian obligasi kerja dan kontrak investasi. Bagi siapa pun yang memiliki pemahaman dasar tentang cara kerja bisnis atau pasar, klaim NewJeans bahkan tidak layak untuk ditanggapi. Namun, pernyataan terus-menerus dari mereka kepada publik menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pengaruh negatif terhadap generasi muda yang tidak memiliki pengalaman di dunia profesional,” demikian tertulis di lembar pernyataan KMCA.

Di balik segala dinamika dan prokontra tentang pertikaian yang bermula dari level eksekutif ini, anggota-anggota New Jeans telah menunjukkan keberanian luar biasa.

Hanni, Minji, Danielle, Haerin, dan Hyein menjadi representasi Gen Z yang sudah membuktikan bahwa usia muda dan status pekerja nonkaryawan tidak memengaruhi kemampuan dan kegigihan mereka untuk melawan ketidakadilan di tempat kerja.

Mereka dapat dilihat sebagai simbol generasi muda yang tidak takut menyuarakan kebenaran, terlebih di lingkungan yang penuh kontrol dan tekanan seperti industri K-pop.

Pendek kata, bukan tidak mungkin beberapa momen dalam konflik berkepanjangan antara HYBE, Ador, dan Min Heejin yang menyeret NewJeans memengaruhi perspektif publik terhadap sisi kelam di balik terang benderang industri hiburan K-pop.

Semoga saja langkah berani NewJeans dapat membuka jalan untuk perubahan yang lebih adil dan manusiawi bagi pekerja-pekerja artis dalam industri K-Pop.

Selamat menunggu musik baru dari transformasi anggota NewJeans, ya!

Baca juga artikel terkait DIAJENG PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Yolanda Florencia Herawati

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Yolanda Florencia Herawati
Penulis: Yolanda Florencia Herawati
Editor: Sekar Kinasih