tirto.id - Nikel menjadi salah satu topik yang sempat disinggung saat Debat Keempat Pilpres 2024 antar para calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu, 21 Januari 2024. Debat itu mengusung tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Nikel merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai pada industri kendaraan listrik. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia menjadi salah satu penghasil nikel terbesar di dunia.
Laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut produksi nikel di dunia menyentuh angka 3,3 juta metrik ton per 2022. Terjadi peningkatan sebesar 20,88% dibandingkan tahun 2021 yang hanya berkisar 2,73 juta metrik ton.
Dari seluruh produksi nikel dunia pada tahun 2022, Indonesia menyumbang 48,48%. Dengan kata lain, total produksi nikel di tanah air kala itu mencapai 1,6 juta metrik ton.
Daftar Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia
Data dari USGS mengenai produksi nikel tahun 2022 lalu menjadikan Indonesia produsen nikel terbesar dunia. Setelah Indonesia, terdapat Filipina dengan jumlah produksi sebesar 330 ribu metrik ton, lantas diikuti Rusia dengan produksi nikel 220 ribu metrik ton.
Amerika Serikat yang notabene negara adidaya hanya memproduksi 18 ribu metrik ton, terkecil di antara daftar 9 besar produsen nikel. Sementara itu, Tiongokok menempati urutan ke-7 cuma memproduksi nikel sebesar 110 ribu metrik ton.
Berikut daftar negara produsen nikel terbesar di dunia pada tahun 2022:
- Indonesia: 1,6 juta metrik ton
- Filipina: 330 ribu metrik ton
- Rusia: 220 metrik ton
- Kaledonia Baru: 190 ribu metrik ton
- Australia: 160 ribu metrik ton
- Kanada: 130 ribu metrik ton
- Tiongkok: 110 ribu metrik ton
- Brazil: 63 ribu metrik ton
- Amerika Serikat: 18 ribu metrik ton
- Negara lainnya: 440 ribu metrik ton
Masih merujuk pada laporan USGS, Indonesia tidak hanya unggul dari segi produksi nikel dunia. Zamrud Khatulistiwa diketahui juga merupakan pemilik cadangan nikel terbesar dunia per tahun 2022.
Jumlah cadangan nikel Indonesia per 2022 mencapai 21 juta metrik ton. Negara lain yang memiliki cadangan nikel sebesar Indonesia adalah Australia. Brasil membuntuti kedua negara itu dari segi jumlah cadangan nikel, yaitu 16 juta metrik ton.
Apa Itu Nikel dan Perbedaannya dengan LFP?
Mengutip penelitian Dicky Dwi Radhica dan Raden Ambara Arya Wibisana (2023) dalam Jurnal of Trade Development and StudiesTahun 2023 Volume 7 Nomor 1, nikel adalah unsur logam dan terbentuk secara alami. Nikel kerap ditemukan di kerak bumi.
Nikel menempati posisi teratas dalam komoditas yang dibutuhkan di dunia industri. Sebut saja industri baja tahan karat, logam paduan, pelapisan logam, dan baterai. Dari aspek kepadatan energi, nikel juga unggul dibanding unsur alami lainnya. Lalu, apa bedanya dengan LFP?
Lithium Iron Phosphate (LFP) merupakan jenis baterai lithium-ion yang menggunakan besi fosfat sebagai material katoda. Baterai ini dikenal karena kepadatan energinya yang tinggi, umur panjang, serta dapat digunakan untuk kinerja suhu tinggi.
Pada umumnya, baterai berjenis LFP dipakai untuk kendaraan listrik. Jenis baterai tersebut dapat diisi ulang sehingga banyak dipakai untuk kendaraan listrik (EV). Kendati begitu, produksi baterai LFP pada dasarnya juga masih menggunakan unsur nikel sebagai salah satu komponen pentingnya.
Kegunaan Nikel untuk Kehidupan Sehari-Hari
Awalnya, nikel sempat dianggap hanya sebagai logam pengotor tembaga. Namun, nikel pada akhirnya juga diketahui mempunyai keunggulan lain, seperti tahan karat dan paparan suhu ekstrem.
Keunggulan ini membuat nikel digunakan dalam pembuatan peralatan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sebut saja sendok, garpu, wajan, dan alat dapur lainnya.
Kepadatan energi dalam nikel membuatnya berguna untuk produksi baterai isi ulang. Smartphone atau telepon pintar merupakan teknologi yang turut memakai baterai isi ulang berbahan nikel.
Kehadiran nikel juga mulai terasa di bidang transportasi. Nikel menjadi salah satu materi dalam baterai sejumlah kendaraan berbahan bakar listrik.
Mulai maraknya penggunaan baterai dalam kendaraan listrik merupakan langkah transisi untuk meninggalkan bahan bakar fosil. Kendaraan listrik dipercaya mampu meminimalisir polusi dari gas emisi dan dinilai lebih efisien.
Pada sektor otomotif, nikel dipakai sebagai material lapis untuk produksi kerangka kendaraan. Knalpot, bumper, dan velg merupakan komponen dalam kendaraan yang mengandung lapisan nikel. Tak ayal, kendaraan bisa tampak mengilap dan anti karat.
Beberapa negara juga masih memakai nikel dalam pembuatan uang koin. Nikel menjadi salah satu material yang digunakan untuk produksi koin karena sifat anti karat. Pada 2010 silam, Bank Indonesia menggunakan mineral berlambang Ni untuk bahan baku pembuatan uang logam Rp1000.
Pada bidang militer, nikel tak luput dari daftar bahan baku yang dimanfaatkan untuk pembuatan senjata. Kendaraan laut militer juga menggunakan bahan nikel karena tahan korosi dan oksidasi.
Penulis: Wulandari
Editor: Ahmad Yasin & Iswara N Raditya