tirto.id - Naskah khutbah Jumat singkat di bawah ini akan menyampaikan tentang cara mendidik anak menurut hadits dan Al-Qur'an.
Mendidik anak adalah tugas orang tua, baik suami maupun istri. Anak sepatutnya dididik dengan baik sehingga menjadi penerus yang bermanfaat bagi agama, nusa, bangsa, dan negara. Tidak hanya itu, anak yang saleh dan salihah dapat menolong orang tuanya kendati telah meninggal kelak.
Orang tua dapat mendidik anak dengan mengajarkan beberapa perkara seperti pengetahuan ketauhidan, cara beribadah, hingga adab dan akhlak yang baik. Kesemuanya telah terangkum dalam tuntunan umat Islam, yakni Al-Qur'an dan hadits.
Naskah Khutbah Jumat tentang Cara Mendidik Anak menurut Hadis
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ
أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Alhamdulillah. Kita dapat berkumpul hari ini dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dipenuhi rahmat Allah Swt.
Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw., sosok uswatun-hasanah yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan menuju masa yang terang-benderang.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Tak lupa khatib selalu berwasiat kepada diri sendiri maupun jemaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Sebab sebaik-baiknya orang beriman adalah mereka yang senantiasa bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah, dan menjauhi segala laranganNya.
Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah seputar cara mendidikan anak menurut hadits dan Al-Qur'an.
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Anak merupakan karunia dari Allah Swt sebagai penyejuk, mata hati, penerus generasi, dan perhiasan dunia. Tidak hanya itu, anak juga dapat dimaknai sebagai ujian bagi orang tuanya, tetapi juga mendatangkan banyak pahala. Hal itu sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Anfal ayat 28 sebagai berikut:
وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Arab Latinnya:
Wa‘lamū annamā amwālukum wa aulādukum fitnah(tun), wa annallāha ‘indahū ajrun ‘aẓīm(un).
Artinya:
“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar,” (QS. Al-Anfal [8]: 28).
Oleh sebab itu, orang tua sudah seharusnya senantiasa memperhatikan dan mendidik anak-anaknya supaya tetap menjadi sumber kemuliaan baginya. Rasulullah saw. pernah bersabda bahwa mendidik anak menjadi sosok yang baik akan mendatangkan pahala. Berikut redaksi lengkap hadisnya.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {لِأنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ.
Artinya:
"Nabi saw. bersabda, 'Seseorang mendidik anaknya itu lebih baik baginya daripada ia menshadaqahkan [setiap hari] satu sha’,” (HR. Imam At-Tirmidzi dari sahabat Jabir bin Samurah ra.).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Dalam Islam, para orang tua tentu ingin mendidik anaknya seperti Nabi Muhammad saw, sosok teladan di segala bidang kebaikan. Maka dari itu, orang tua harus mengetahui beberapa tuntunan yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. melalui hadisnya.
Pertama, menanamkan ketauhidan dan aqidah yang benar kepada anak. Rasulullah saw. pernah mencontohkan penanaman tauhid yang kokoh kepada anak dari paman beliau Abdullah ibn Abbas dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi sebagai berikut:
“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi, beliau berkata kepadaku: ‘Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah.
Ketahuilah, kalaupun seluruh umat [jin dan manusia] berkumpul untuk memberikan 1 permintaan yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah [akan bermanfaat bagimu]. Ketahuilah, kalaupun seluruh umat [jin dan manusia] mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah [akan sampai dan mencelakakanmu]. Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran,” (HR. At-Tirmidzi No. 2516, dengan sanad yang hasan).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Kedua, mengajarkan anak untuk senantiasa melaksanakan ibadah kepada Allah swt. Tidak hanya ketauhidan, perkara tersebut juga harus diimplementasikan dalam bentuk perbuatan ibadah seperti salat 5 waktu. Rasulullah saw. pernah bersabda dalam hadis sebagai berikut:
مُرُوْا أوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أبْنَاءُ سَبْعِِ سِنِيْنَ وَأضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ. رواه الحاكم
Artinya:
“Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah [dengan pukulan yang tidak membahayakan] jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat tidur mereka,” (HR. Al-Hakim).
Ibadah atau amalan saleh lain yang dapat diajarkan kepada anak adalah membaca Al-Qur’an. Kitab suci umat Islam ini tidak hanya sekedar bacaan, namun petunjuk sehingga tidak tersesat dalam kehidupan dunia. Rasulullah saw. pernah mencontohkan mendidik anak membaca Al-Qur’an dalam hadis riwayat Jundub bin ‘Abdillah, ia berkata sebagai berikut:
ونحن فتيان حزاورة فتعلمنا الإيمان قبل أن نتعلم القرآن ثم تعلمنا القرآن فازددنا به إيمانا
Artinya:
“Kami masih anak-anak yang berusaha baligh. Kami mengunjungi iman sebelum memulai Al-Qur’an. Lalu setelah itu kami menambah Al-Qur’an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur’an," (HR. Ibnu Majah, No. 61, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan sanad hadits ini shahih).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Ketiga, mengajarkan tentang adab dan akhlak mulia. Orang tua biasanya memberikan berbagai hal untuk sang anak, mulai dari makanan, pakaian, hingga mainan. Namun, pemberian orang tua yang paling baik adalah pendidikan akhlak dan adab sebagaimana hadis riwayat At-Tirmidzi sebagai berikut:
عن أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
Artinya:
“Dari Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik,’” (HR. At-Tirmidzi).
Pendidikan adab dan akhlak kepada anak tidak hanya sekadar pemberian belaka. Pendidikan adab dan akhlak juga termasuk memuliakan seorang anak, sebagaimana hadis riwayat Abdullah bin Abbas Ra. sebagai berikut:
عن ابن عباس عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أَكْرِمُوْا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ رواه ابن ماجه
Artinya:
“Dari sahabat Abdullah bin Abbas ra, dari Rasulullah saw bersabda, ‘Muliakanlah anak-anakmu, perbaikilah adab mereka,’” (HR. Ibnu Majah).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khotbah seputar cara mendidikan anak menurut hadis. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun jemaah sekalian. Terlebih kita dapat mendidikan anak sesuai tuntunan Rasulullah saw, sehingga menjadi penerus yang baik.
Semoga Allah Swt. menjadi rida atas segala amalan yang kita perbuat. Aamiin allahumma aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin