Menuju konten utama

NASA Jelaskan Ledakan Dahsyat Galaksi NGC 976 di Masa Lalu

Galaksi NGC 976 yang terletak sejauh 150 juta tahun cahaya dari Bima Sakti pernah mengalami supernova di masa lalu.

NASA Jelaskan Ledakan Dahsyat Galaksi NGC 976 di Masa Lalu
Ilustrasi Galaksi Spiral di ruang angkasa yang dalam. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Astronom NASA menemukan adanya riwayat ledakan dahsyat pada Galaksi NGC 976 di masa lalu.

Galaksi NGC 976 merupakan galaksi besar yang terletak di konstelasi Aries. Galaksi tersebut diperkirakan berada sejauh 150 juta tahun cahaya dari Bima Sakti. Mengutip Sci-News, NGC 976 ditemukan pertama kali pada 1876 oleh seorang astronom Jerman bernama Wilhelm Tempel.

Terlepas dari tampilannya yang tenang, galaksi NGC 976 ternyata sempat mengalami ledakan yang luar biasa di masa lalu.

"Galaksi spiral ini mungkin terlihat tenang dari jarak 150 juta tahun cahaya—tetapi ia menyembunyikan masa lalu yang eksplosif," cuit NASA melalui Twitter pada Sabtu (15/1/2022).

Astronom yang bekerja di teleskop luar angkasa Hubble milik NASA menyebutkan bahwa NGC 976 pernah mengalami supernova. Supernova sendiri merupakan ledakan terkuat yang diketahui oleh manusia.

Peristiwa supernova digunakan oleh para ilmuwan mengetahui jarak suatu galaksi, termasuk jarak Galaksi NGC 976. Ilmuwan mengukur jarak ke galaksi yang jauh dengan memanfaatkan jumlah energi yang tersisa di luar angkasa dari beberapa peristiwa supernova.

Supernova terjadi sebagai akhir dari kehidupan bintang masif, yaitu bintang yang sangat terang dan sangat kuat. Para ilmuwan percaya bahwa supenova bertanggung jawab atas penciptaan unsur-unsur berat yang tergabung dalam galaksi, termasuk bintang ataupun planet selanjutnya.

Mengutip dari Space Place, salah satu jenis supernova disebabkan oleh matinya bintang masif, setidaknya lima kali dari massa matahari. Bintang masif umumnya membakar bahan bakar nuklir dalam jumlah besar pada pusatnya.

Pembakaran bahan-bahan nuklir ini kemudian menghasilkan energi dalam jumlah besar dan menyebabkan pusat bintang masif menjadi sangat panas. Panas menghasilkan tekanan, dan tekanan yang dihasilkan dari pembakaran nuklir tersebut membantu bintang agar tidak kolaps.

Hal ini karena tekanan dari hasil pembakaran nuklir membantu menyeimbangkan gravitasi bintang. Namun, pembakaran nuklir tidak terjadi selamanya, alias bahan bakar bisa habis dalam waktu tertentu.

Ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar, maka tidak ada lagi energi panas sehingga menyebabkan suhu bintang menurun. Akibatnya, tekanan hilang dan gravitasi menang menyebabkan bintang runtuh atau kolaps.

Keruntuhan bintang masif tersebut terjadi sangat cepat, yaitu dalam waktu 15 detik. Proses runtuh yang begitu cepat serta massa bintang yang luar biasa besar, menciptakan gelombang kejut. Hal inilah yang memicu ledakan eksplosif.

Proses supernova lainnya juga bisa terjadi akibat dua bintang yang mengorbit satu sama lain saling tarik menarik akibat gravitasi masing-masing. Jika salah bintang-bintang tersebut saling bertabrakan atau menarik terlalu banyak materi dari bintang terdekatnya, ledakan dapat terjadi.

Setelah terjadi ledakan supernova, inti bintang yang sangat padat tertinggal dengan awan gas panas bernama nebula. Namun, pada kasus supernova yang terjadi pada bintang berukuran 10 kali massa matahari akan meninggalkan objek berupa black holes atau lubang hitam.

Baca juga artikel terkait NASA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy