tirto.id - Penelitian mengenai lubang hitam atau black hole terus diupayakan oleh para ilmuwan di dunia hingga saat ini. National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini mengungkapkan tentang temuan lubang hitam supermasif di sebuah galaksi kerdil.
Menurut NASA temuan ini dapat mengungkap misteri seputar bagaimana black hole supermasif terbesar tumbuh. Black hole tersebut berhasil dideteksi oleh obervatorium milik NASA, Candra X-Ray.
"Petunjuk besar dapat ditemukan di lubang hitam "mini." Peneliti menggunakan
@ChandraXray (untuk) menemukan lubang hitam supermasif terkubur berat di sebuah galaksi kerdil," cuit Nasa Selasa (11/1/2022).
Lubang hitam "mini" ditemukan di galaksi mini bernama Mrk 462. Galaksi tersebut tergolong sebagai galaksi kerdil karena hanya berisi beberapa ratus juta bintang. Berbeda jauh dengan Bima Sakti yang menjadi rumah dari ratusan miliar bintang.
Pemimpin penelitian ini, Jack Parker dari Dartmouth College di New Hampshire mengungkapkan bahwa black hole tersebut berukuran paling kecil diantara black hole supermasif lainnya. Lebih lanjut, ini pertama kalinya juga ditemukan lubang hitam supermasif yang terkubur di galaksi kerdil.
“Lubang hitam seperti ini sangat sulit ditemukan” kata Parker dalam rilis Nasa.
Sebelumnya, para peneliti menemukan lubang hitam di galaksi-galaksi yang lebih besar. Lubang hitam dideteksi dengan cara mencari pergerakan cepat bintang di suatu pusat galaksi.
Hal ini berbeda dengan kasus galaksi kerdil yang ukurannya terlalu kecil dan redup. Oleh karena itu, para peneliti mengembangkan teknik lain, yaitu dengan cara melacak tanda-tanda pertumbuhan lubang hitam. Salah satunya dengan cara mendeteksi gas super panas menggunakan sinar X-ray.
Pada kasus temuan black hole di Mrk 462, peneliti Chandra X-Ray menemukannya dengan cara melacak pertumbuhan lubang hitam dan data optik yang terkumpul dalam Sloan Digital Sky Survey. Program ini meneliti delapan galaksi kerdil dan hanya mendeteksi satu lubang hitam di satu galaksi.
Black hole di galaksi Mrk 462 dideteksi dengan intesitasi energi sinar X-ray yang luar biasa tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa lubang hitam tersebut terkubur oleh gas. Sulitnya deteksi black hole tersebut membuat para peneliti yakin, bahwa masih ada banyak lubang hitam yang ada di galaksi kecil lainnya.
Black hole adalah objek di luar angkasa dengan gravitasi yang sangat kuat. Kuatnya gravitasi di black hole bahkan bisa menarik cahaya dan memerangkapnya sehingga cahaya tidak bisa keluar. Teori yang ada saat ini menyebutkan bahwa black hole terbentuk dari bintang yang telah kehabisan energi, redup, dan mati.
Lubang Hitam "Mini" Memuat Banyak Informasi
Temuan lubang hitam di galaksi kerdil tersebut diharapkan mampu menjawab misteri besar terkait pertumbuhan lubang hitam di alam semesta.
"Ini penting karena dapat membantu menjawab pertanyaan besar dalam astrofisika: Bagaimana lubang hitam bisa begitu besar di awal alam semesta?” kata Ryan Hickox peneliti yang terlibat dalam penemuan black hole di Mrk 462.
Di penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa lubang hitam bisa membesar hingga satu miliar massa Matahari, bahkan ketika alam semesta berusia kurang dari satu miliar tahun.
Teori yang dipercaya oleh para ilmuwan saat ini adalah black hole tercipta ketika bintang-bintang besar redup dan membentuk black hole yang beratnya hanya sekitar 100 kali massa Matahari. Sayangnya, belum diketahui alasan kenapa black hole bisa tumbuh begitu cepat dan mencapai ukuran sangat besar.
Sehingga, dengan adanya temuan ini mendukung gagasan bahwa benih lubang hitam kecil bisa tumbuh dengan sangat cepat untuk membentuk miliaran objek bermassa Matahari di alam semesta.