Menuju konten utama

Musim Selingkuh dan Apakah Benar Perselingkuhan Bisa Menular?

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan Reichman University di 2022, perselingkuhan memang bisa menular dari satu orang ke orang lainnya.

Musim Selingkuh dan Apakah Benar Perselingkuhan Bisa Menular?
Ilustrasi. Selingkuh.

tirto.id - Belakangan ini media sosial diramaikan oleh sejumlah kasus perselingkuhan, baik yang dilakukan oleh public figure maupun bukan. Saking banyaknya yang mendua dalam waktu yang berdekatan, perselingkuhan seolah seperti sebuah penyakit yang menular.

Faktanya, perselingkuhan memang bisa menular dari satu orang ke orang lainnya. Sebuah studi yang dilakukan Reichman University di 2022 pernah meneliti tentang hal ini dengan melibatkan sejumlah partisipan.

Fokus studi ini adalah mencari tahu bagaimana pengaruh kasus perselingkuhan terhadap perilaku seseorang yang belum pernah berselingkuh.

Hasilnya, partisipan yang mengetahui kasus perselingkuhan orang lain cenderung kurang berkomitmen lagi terhadap pasangannya yang sekarang. Tak hanya itu, mereka jadi lebih mudah melihat daya tarik orang selain pasangannya sehingga sulit menahan godaan untuk berselingkuh juga.

Bagaimana Selingkuh Bisa Menular?

Lingkungan sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Saat berada di circle pertemanan yang baik, seseorang bisa ketularan menjadi baik, begitu pula sebaliknya.

Tak terkecuali dengan hal yang berkaitan dengan perselingkuhan. Dilansir dari Psychology Today, psikolog Gurit Birnbaum mengungkapkan bahwa seseorang yang aslinya setia pun bisa berisiko menduakan pasangan jika lingkungannya mendukung.

Ketika seseorang memiliki beberapa teman atau kenalan yang tidak setia dengan pasangannya, hal ini memberikan kesan bahwa selingkuh adalah sesuatu yang normal dan wajar. Maka saat dirinya berniat untuk berselingkuh juga, ia tidak akan merasa canggung atau bersalah.

Meski demikian, Gurit Birnbaum menegaskan bahwa lingkungan bukanlah faktor utama yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Tidak semua orang akan langsung 'tertular' ketika memiliki teman yang suka menduakan pasangan.

Namun, jika di dalam dirinya ada sedikit niat untuk tidak setia serta didukung oleh faktor lain (misalnya ia memiliki pasangan yang kurang baik), maka faktor lingkungan hanya bertindak sebagai pendorong. Kenyataan bahwa ada banyak orang yang berselingkuh seolah jadi pembenaran bahwa ia pun boleh melakukan hal yang sama.

Sementara itu, seksolog Tracey Cox mengungkapkan bahwa lingkungan yang mempengaruhi perilaku selingkuh tidak terbatas pada lingkaran pertemanan, tapi juga keluarga. Orang tua yang berselingkuh ternyata juga bisa mempengaruhi pola pikir anaknya.

Sebagai contoh, sang ayah diketahui berselingkuh dengan wanita lain dan kerap bertengkar dengan ibunya. Namun, ibunya tetap menerima dan berbaikan lagi dengan sang ayah.

Jika hal ini terus berulang dan tidak ada yang mengedukasi anaknya tentang mana yang benar dan salah, sang anak akan berpikir bahwa perselingkuhan adalah hal yang normal dalam sebuah keluarga. Pola pikir seperti inilah yang bisa mendorong si anak untuk melakukan perselingkuhan ketika sudah dewasa.

Faktor yang Mendorong Seseorang Selingkuh

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seseorang tidak akan mudah ‘tertular’ untuk selingkuh jika tidak disertai faktor-faktor pemicu lainnya. Selain faktor lingkungan, Tracey Cox juga menyebutkan beberapa faktor pemicu lain sebagai berikut:

  • Memiliki hubungan yang bermasalah dengan pasangan sahnya.
  • Memiliki kepribadian tertentu, misalnya narsistik, terlalu extrover, atau kurang religius.
  • Kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang yang bisa menghilangkan akal sehat.
  • Merasa good looking sehingga lebih percaya diri dan butuh pembuktian bahwa dirinya memang menarik.
  • Memiliki banyak kesempatan untuk berselingkuh, misalnya sering dinas ke luar kota dengan lawan jenis.

Bagaimana Cara Menahan Godaan Selingkuh?

Jika selingkuh diibaratkan sebagai penyakit yang menular, maka setiap orang harus memiliki imun yang kuat. Agar kebal dari perselingkuhan, lakukan tips berikut:

1. Berpikir ke depan

Sudah banyak contoh tentang dampak negatif selingkuh, baik itu di dunia nyata maupun sekadar cerita fiksi. Maka ketika terbersit keinginan untuk selingkuh, cobalah berpikir jauh ke depan tentang hal buruk apa saja yang bisa terjadi.

2.Pilih-pilih teman

Hindari circle pertemanan yang tidak sehat. Jika memungkinkan, keluar dari lingkungan yang menormalisasi perselingkuhan. Saat dikelilingi oleh orang-orang yang setia dan memiliki rumah tangga bahagia, Anda pun pasti ingin memegang komitmen yang sama.

3. Konseling

Jika terpaksa berada di lingkungan yang mewajarkan perselingkuhan, Anda dan pasangan dianjurkan untuk mengikuti konseling. Konseling ini bertujuan untuk mempererat ikatan antar pasangan agar lebih berkomitmen menjalin hubungan.

4. Cuek

Cuek dengan lawan jenis selain pasangan sah bisa jadi cara jitu agar tidak terjebak perselingkuhan. Cuek bukan berarti tidak peduli sama sekali, tapi membentuk mindset bahwa mereka sebenarnya tidak semenarik kelihatannya dan pasti punya kekurangan.

Baca juga artikel terkait RELATIONSHIP atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari