tirto.id - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan sampai saat ini tidak ada pembicaraan resmi soal rencana pembentukan bank syariah oleh organisasi masyarakat (ormas) keagamaan ini. Pasalnya, selama ini bahasan soal pembentukan bank syariah yang akan dikelola langsung oleh Muhammadiyah hanya obrolan antaranggota saja.
"Belum pernah ada pembahasan di PP Muhammadiyah terkait pendirian Bank Syariah Muhammadiyah," kata Abdul, melalui aplikasi perpesanan, kepada Tirto, Selasa (9/7/2024).
Alih-alih membentuk perbankan syariah sendiri, Muhammadiyah baru saja menjalin kerja sama dengan PT Bank BCA Syariah, pada Selasa (2/7/2024) lalu.
Dalam keterangan resminya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, kerja sama ini dijajaki untuk mengimplementasikan tujuan sesuai amanat konstitusi, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
"Dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat, Muhammadiyah dengan gerak sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan dakwah itu tujuannya untuk menjadikan masyarakat menjadi yang terbaik," katanya, dikutip Tirto, Selasa (8/7/2024).
Sementara itu, seperti yang diwartakan sebelumnya, Muhammadiyah pada bulan lalu telah mengalihkan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke bank-bank lain, di antaranya Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan bank syariah lain yang melakukan kerja sama.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas bilang, alasan pengalihan dana tersebut karena Muhammadiyah telah banyak menempatkan dana pada bank syariah pelat merah itu. Karenanya, untuk mengecilkan risiko konsentrasi, Muhammadiyah memindahkan dana tersebut ke bank-bank lain.
"Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI sehingga secara bisnis dapat menimbulkan resiko konsentrasi (concentration risk), sementara di bank-bank syariah lain masih sedikit," kata Anwar, Rabu (5/6/2024).
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang