tirto.id - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengungkapkan bahwa solusi penanganan stunting harus dimulai sebelum pernikahan. Oleh karenanya, dalam mengevaluasi target penanganan stunting yang mana tahun ini hanya berkurang 0,1 persen, Pemerintah akan berfokus pada calon pasangan suami-istri yang belum menikah.
"Salah satunya saat calon pengantin, makanya kita memberi penekanan agak besar dalam mengawasi calon pengantin yang akan hamil dan masih dalam kehamilan," kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Kamis (13/6/2024).
Muhadjir menilai penanganan kepada anak yang sudah lahir dari kandungan tidak akan maksimal. Oleh karenanya, Pemerintah mengawasi konsumsi gizi ibu hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan hingga pasca kelahiran.
"Karena kalau sudah lahir itu sebetulnya penanganan stunting tidak bisa maksimal," kata dia.
Di antara intervensi yang dilakukan Pemerintah kepada ibu hamil dengan asupan asam folat demi pertumbuhan otak anak. Selain itu, ibu hamil juga akan dipantau kadar hemoglobinnya, apabila kurang dari standar keamanan ibu hamil, maka Pemerintah akan mengintervensinya dengan pil penambah darah.
"Kemudian kondisi hemoglobin, itu harus di atas 11 Kalau tidak harus diintervensi dengan minum pil tambah darah," kata Muhadjir.
Muhadjir akan menyikapi secara serius target ambisius penurunan stunting Presiden Joko Widodo menuju 14 persen di akhir masa kabinet. Dia akan melakukan diskusi bersama dengan jajaran terkait, untuk mencari angka riil capaian yang bisa dikejar, bilamana 14 persen dinilai terlalu ambisius.
"Kalau memang itu angka riil, kita melakukan langkah yang lebih maju lagi," kata Muhadjir.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Pemerintah akan mengejar target penurunan angka stunting menjadi 14 persen di akhir periode masa jabatannya. Dia berambisi untuk menurunkan angka stunting semula di awal periode jabatannya di angka 37 persen dan di akhir menjabat 14 persen.
"Ya yang namanya target kita kan memiliki target yang sangat ambisius dari 37 melompat ke 14," kata Jokowi usai menginspeksi Posyandu Terintegrasi RW02 RPTRA Taman Sawo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2024).
Jokowi meminta semua jajaran di bawahnya untuk ikut bekerjasama dalam proses penurunan stunting. Dia menyampaikan bahwa masyarakat bisa menilai kinerja dan upaya pemerintah nanti di akhir masa jabatan kabinetnya.
"Ini ambisius banget tapi memang kita harus bekerja keras mencapai target, nah nanti akhir tahun kita lihat berapa," kata dia.
Dirinya mengungkapkan di 2023 penurunan angka stunting tergolong kecil. Karena angka penurunan stunting hanya 0,1 persen.
"Tapi kita ingat di 2014, kita masih di angka 37 (persen), kemudian selama 9 tahun turun menjadi 21 (persen). Memang ini kemarin turunnya hanya kecil 0,1 (persen)," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang