Menuju konten utama
Periksa Fakta

Mitos & Fakta Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Berbarengan

Klaim-klaim yang dibagikan terkait bahaya mengonsumsi kombinasi makanan tertentu bagi tubuh belum memiliki dasar ilmu medis yang jelas.

Mitos & Fakta Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Berbarengan
Header Periksa Fakta. tirto.id/Quita

tirto.id - Informasi terkait bahaya mengonsumsi kombinasi makanan tertentu bagi tubuh banyak beredar di dunia maya. Beberapa yang disebutkan, misalnya, memakan kepiting dan meminum teh, menyantap sayur bayam dan lauk tempe, hingga makan coklat setelah mi instan. Benarkah mengonsumsi kombinasi makanan tertentu ini sungguh membahayakan?

Dalam beberapa pekan terakhir ini, akun TikTok @itsme_angelwijayaaa membagikan video larangan untuk mengonsumsi makanan/minuman tersebut di atas secara bersamaan. Saat ini, video tersebut sudah tidak ada di profil TikTok @itsme_angelwijayaaa (arsip).

Video yang dibagikan Angel Wijaya ini banyak tersebar pula ke berbagai platform media sosial, termasuk platform pesan instan WhatsApp. Video berdurasi 54 detik tersebut memiliki narasi sebagai berikut:

Guys ini dia makanan-makanan yang nggak boleh kalian makan secara bersamaan. Jadi ada kepiting sama teh. Kenapa kepiting sama teh nggak boleh dimakan secara bersamaan? Karena Ketika kita makan itu secara bersamaan, cairan lambung yang dihasilkan oleh kepiting ini akan segera dicerna oleh teh. Sehingga itu dapat membuat gangguan pencernaan.

Dua adalah bayam dengan tempe. Kenapa nggak boleh? Karena baya mini mengandung asam oksalat, dimana dia akan bereaksi Ketika adanya kalsium yang dihasilkan dalam tempe ini. Karena kan tempe ini mengandung banyak sekali kalsium ya. Jadi Ketika asam oksalat bergabung dengan kalsium, mereka akan bereaksi dan membentuk endapan di dalam usus kalian.

Terakhir mi instan dengan coklat. Jika dimakan bersamaan nggak boleh karena dia dapat menyebabkan penyakit hati, ginjal, dan pembuluh darah kita bisa rusak. Dan banyak yang dapat merusak organ-organ dalam tubuh kita. Jadi hati-hati ya!

Lalu, bagaimana fakta dari video tersebut?

Penelusuran Fakta

Tirto menelusuri akun TikTok @itsme_angelwijayaaa untuk mengecek video yang sudah tersebar di Whatsapp. Nyatanya, video tersebut memang sudah dihapus. Namun, akun yang sama memang sering membagikan video-video dengan tema bombastis dan mengundang klik seperti mi instan yang berlapis emas atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketik badai.

Video larangan konsumsi kepiting dan teh menurut dokter Tan Shot Yen yang dibagikan Angel sendiri berisi informasi yang tidak tepat. DilansirLiputan6, dr. Tan Shot Yen sendiri telah membantah informasi tersebut pada 2019. Pakar nutrisi itu mengatakan bahwa tidak benar ada cairan lambung yang dapat dicerna teh.

Tan meminta agar masyarakat lebih waspada dalam memilih berita kesehatan. Pertama adalah dengan melihat tautan asli dari info tersebut. Jika ada, ia juga menyarankan masyarakat untuk memeriksa kebenaran pada tautan yang ada, baik tautan itu berasal dari institusi resmi, blog pribadi, ataupun artikel di media daring.

"Bedakan antara ilmu kesehatan atau kedokteran dengan evidence based science dan urusan alternatif yang biasanya sarat testimoni dan tips-tips ajaib," ujarnya, masih dari Liputan6.

Di sisi lain, informasi kedua terkait konsumsi sayur bayam dan lauk tempe yang berbahaya juga merupakan informasi yang tidak tepat. Hal ini dikonfirmasi oleh dr. Irna dalam lamanAlodokter.

Menurutnya, bayam dan tempe adalah makanan yang kaya akan nutrisi penting yang baik untuk kesehatan. Bayam mengandung serat, vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, zat besi, kalsium dalam jumlah cukup tinggi, dan juga mengandung vitamin B, vitamin E, kalium, dan magnesium dalam jumlah sedikit. Sementara itu, tempe mengandung protein, serat, kalsium, zat besi, kalium, fosfor, mangan, dan juga vitamin B dalam jumlah cukup tinggi.

Keduanya adalah makanan yang sehat dan baik untuk dimakan. Tidak ada larangan tertentu untuk memakan keduanya bersama-sama dan tidak ada komplikasi tertentu yang bisa terjadi dengan memakan kedua makanan ini bersama-sama.

Informasi bahwa memakan bayam bersama dengan tempe dapat menyebabkan terbentuknya endapan batu kalsium di dalam tubuh hanyalah mitos dan tidak benar secara medis.

Lebih lanjut, informasi terakhir soal makan coklat setelah mi instan yang diklaim berbahaya juga dipastikan tidak benar. Informasi sejenis telah dikonfirmasi oleh akun Twitter @KemenkesRI pada 2018 lalu. Waktu itu, dikabarkan mi instan mengandung arsenik yang dapat menimbulkan reaksi kimia tertentu jika seseorang turut mengonsumsi coklat.

Hal ini senada dengan penjelasan ahli gizi Leona Victoria Djajadi, MND, seperti dilansirDetik Health. "Bukannya tidak mungkin ada kontaminasi arsenik atau keracunan. Tapi, yang tidak mungkin adalah produsen mi yang sudah lolos sertifikasi BPOM, dengan sengaja memakai arsenik sebagai bahan bakunya," ujarnya.

Klaim menyantap coklat setelah mi instan yang dianggap berbahaya juga dibantah dr. Jessica Winoto dalam laman Alodokter. Menurutnya, jika tubuh memiliki status kesehatan yang baik, dan tidak ada riwayat alergi terhadap bahan yang terkandung, maka tetap aman bagi tubuh walaupun dikonsumsi berurutan.

Dokter Jessica juga menyarankan agar sebaiknya makan secara teratur, dengan menu sehat dan seimbang, serta tidak berlebihan.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa informasi yang disampaikan akun Tiktok @itsme_angelwijayaaa bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading). Masyarakat diharapkan mengecek informasi terlebih dahulu alih-alih mempercayai kabar-kabar yang beredar tanpa sumber kredibel.

==============

Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id.

Apabila terdapat sanggahan ataupun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca juga dapat mengirimkannya ke alamat email tersebut.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Irma Garnesia