Mentari di atas langit ujung utara Kota Semarang, Jawa Tengah bersinar cukup terik, KRI Ajak-653 yang merupakan jenis kapal cepat torpedo (KCT) bersama Kapal Angkatan Laut (KAL) Pulau Menjangan II-5-39 bersiap berlayar untuk melakukan operasi dukungan khusus. bukan bertempur di medan perang, melainkan sebuah misi dukungan sinergi perekonomian bersama Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Tengah, yakni Ekspedisi Rupiah Karimunjawa 2024 (ERK-2024).
Kegiatan ekspedisi rupiah sejatinya sudah dimulai Bank Indonesia sejak 2012. Namun, sejak tahun 2021 kegiatan itu mulai terprogram dan terpola dengan menyasar wilayah terluar, terdepan, terpencil atau 3T di Indonesia.
Program ERK-2024 merupakan ekspedisi yang pertama kali diselenggarakan di wilayah 3T Jawa Tengah. Pulau Karimunjawa di Kepulauan Karimunjawa menjadi tujuan pertama. Setelahnya, tim ekspedisi menyambangi tiga pulau lain yang berpenduduk, yakni Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting.
Dalam ekspedisinya, KPw BI Jateng melalui layanan kas keliling yang diwakili oleh sepuluh pegawai KPw BI Jateng, mendistribusikan uang rupiah dalam berbagai nominal senilai Rp3,62 miliar, 500 paket sembako program bantuan sosial BI, serta memberikan edukasi cinta, bangga, paham rupiah kepada masyarakat.
Selain itu, ekspedisi tersebut bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan layak edar sehingga dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.
Di sela-sela ekspedisi, Ketua Tim ERK-2024, Tubagus Adimas Gunawan sekaligus sebagai perwakilan KPw BI Jateng mengedukasi masyarakat di balai pertemuan warga Pulau Genting. Dimas bercerita, pada 2002 silam, Indonesia pernah kehilangan dua pulau, yakni Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Dalam persengketaan hukum internasional, Mahkamah Hukum Internasional menyatakan dua pulau tersebut jatuh ke tangan Malaysia, salah satunya karena minimnya peredaran mata uang rupiah sebagai transaksi ekonomi di dua pulau itu. Kejadian yang menyesakan dada itu diharapkan tidak pernah lagi terulang di masa mendatang. Sehingga, BI dengan program ekspedisi ini selalu berupaya hadir, menjaga peredaran rupiah di wilayah NKRI.
Selain itu, Komandan KRI Ajak-653 Letnan Kolonel Laut (P) Novyan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk turut andil dalam mendukung kesuksesan program ERK-2024 melalui pengoptimalan peran kapal dan personel TNI AL sesuai dengan implementasi dari perintah pimpinan TNI AL yakni KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, untuk selalu berperan positif dan aktif untuk mendukung kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya menyejahterakan masyarakat," ujar Novyan.
Di balai pertemuan warga Pulau Genting, Kepulauan Karimunjawa, seorang nelayan Masri berjalan menuju tempat penukaran uang baru. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan itu membawa berbagai macam jenis lembar uang rupiah yang rusak dan lusuh. Ia berniat menukarkan uang-uang lamanya itu kepada petugas BI yang tengah menggelar kas keliling.
"Kami berharap program ini akan terus berlanjut karena penukaran uang baru tidak dipungut biaya sama sekali ini sehingga tidak harus menyeberang ke pulau utama di Jateng yang tentunya memakan waktu dan biaya," tuturnya sembari tersenyum lebar dan menunjukkan sejumlah lembar uang baru seusai penukaran.
Foto : Aji Styawan
Kegiatan ekspedisi rupiah sejatinya sudah dimulai Bank Indonesia sejak 2012. Namun, sejak tahun 2021 kegiatan itu mulai terprogram dan terpola dengan menyasar wilayah terluar, terdepan, terpencil atau 3T di Indonesia.
Program ERK-2024 merupakan ekspedisi yang pertama kali diselenggarakan di wilayah 3T Jawa Tengah. Pulau Karimunjawa di Kepulauan Karimunjawa menjadi tujuan pertama. Setelahnya, tim ekspedisi menyambangi tiga pulau lain yang berpenduduk, yakni Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting.
Dalam ekspedisinya, KPw BI Jateng melalui layanan kas keliling yang diwakili oleh sepuluh pegawai KPw BI Jateng, mendistribusikan uang rupiah dalam berbagai nominal senilai Rp3,62 miliar, 500 paket sembako program bantuan sosial BI, serta memberikan edukasi cinta, bangga, paham rupiah kepada masyarakat.
Selain itu, ekspedisi tersebut bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan layak edar sehingga dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.
Di sela-sela ekspedisi, Ketua Tim ERK-2024, Tubagus Adimas Gunawan sekaligus sebagai perwakilan KPw BI Jateng mengedukasi masyarakat di balai pertemuan warga Pulau Genting. Dimas bercerita, pada 2002 silam, Indonesia pernah kehilangan dua pulau, yakni Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Dalam persengketaan hukum internasional, Mahkamah Hukum Internasional menyatakan dua pulau tersebut jatuh ke tangan Malaysia, salah satunya karena minimnya peredaran mata uang rupiah sebagai transaksi ekonomi di dua pulau itu. Kejadian yang menyesakan dada itu diharapkan tidak pernah lagi terulang di masa mendatang. Sehingga, BI dengan program ekspedisi ini selalu berupaya hadir, menjaga peredaran rupiah di wilayah NKRI.
Selain itu, Komandan KRI Ajak-653 Letnan Kolonel Laut (P) Novyan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk turut andil dalam mendukung kesuksesan program ERK-2024 melalui pengoptimalan peran kapal dan personel TNI AL sesuai dengan implementasi dari perintah pimpinan TNI AL yakni KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, untuk selalu berperan positif dan aktif untuk mendukung kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya menyejahterakan masyarakat," ujar Novyan.
Di balai pertemuan warga Pulau Genting, Kepulauan Karimunjawa, seorang nelayan Masri berjalan menuju tempat penukaran uang baru. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan itu membawa berbagai macam jenis lembar uang rupiah yang rusak dan lusuh. Ia berniat menukarkan uang-uang lamanya itu kepada petugas BI yang tengah menggelar kas keliling.
"Kami berharap program ini akan terus berlanjut karena penukaran uang baru tidak dipungut biaya sama sekali ini sehingga tidak harus menyeberang ke pulau utama di Jateng yang tentunya memakan waktu dan biaya," tuturnya sembari tersenyum lebar dan menunjukkan sejumlah lembar uang baru seusai penukaran.
Foto : Aji Styawan