tirto.id - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memilih fokus meningkatkan produksi pangan di tengah rencana Perum Bulog untuk mengakuisisi perusahaan beras di Kamboja. Amran mengaku tidak menjadi soal jika langkah tersebut diambil selama pengembangan pangan di dalam negeri tetap dilakukan.
"Kalau ada pandangan Bulog mau melakukan langkah itu [akuisisi perusahaan Kamboja], saya kira enggak masalah. Yang terpenting sekarang optimalkan potensi dalam negeri karena itu bisa menggerakkan ekonomi dalam negeri," kata Amran di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Amran mengaku Kementan akan fokus pada optimalisasi produksi sawah hingga pompanisasi. Semua dilakukan untuk mengoptimalkan produksi sumber daya pertanian. Ia pun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan program cetak sawah demi mengejar angka produksi tersebut.
"Sekarang ini kami fokus mengoptimalkan sumber daya dalam negeri itu tugas menteri pertanian kami fokus pertama optimaliisasi sawah, pompanisasi, ke depan mungkin kami akan cetak sawah. Negara kita luas," kata Amran.
Amran berambisi agar Indonesia bisa swasembada beras, bahkan swasembada sempurna. Ia menjelaskan, swasembada adalah definisi impor maksimal 10 persen. Ia mengatakan Indonesia pernah melakukan swasembada sempurna karena Indonesia pernah tidak impor beras medium.
"Saat itu swasembada sempurna karena impor beras medium 0% dan itu 3 kali 2017, 2019, 2020 jadi kita bisa kan?" kata Amran.
Amran meyakini produksi saat ini bisa digunakan untuk meningkatkan produksi lewat pompanisasi. Ia menilai aksi itu dibenarkan Presiden Joko Widodo saat kunjungan di Jawa Tengah beberapa hari lalu.
"Doakan karena sekarang kita solusi cepat adalah pompanisasi, kemarin kami sama-sama presiden dampingi beliau lihat di Jawa Tengah, beliau katakan ini solusi tepat menghadapi kekeringan dan elnino," kata Jokowi.
Bulog dikabarkan berencana untuk menjalin investasi pangan dengan Kamboja. Bulog pun disebut akan mengakuisisi perusahaan beras Kamboja. Hal itu diklaim tidak hanya memperluas jangkauan geografis, tetapi juga mewujudkan keunggulan kompetitif rantai pasok beras demi ketahanan pangan Indonesia terwujud.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto