tirto.id - Menteri Luar Negeri Polandia Witold Waszczykowski dalam surat kabar Jerman memperingatkan efek domino dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Ia menyebutkan bahwa negara lain dapat mengikuti langkah Inggris untuk keluar dari Uni Eropa.
"Ada bahaya efek domino," kata Waszczykowski pada terbitan dalam jaringan koran Jerman "Die Welt", seperti dikutip Antara, (16/7/2016).
Menurut Waszczykowski, Uni Eropa perlu memikirkan tentang reformasi dan menemukan jawaban baru untuk tantangan ekonomi dan migrasi serta keamanan internal dan eksternal.
Waszczykowski juga mengungkapkan, tidak ada kelompok politik serius di Polandia yang menyerukan referendum tentang keanggotaan Uni Eropa tapi ia menambahkan, "Saya berharap bahwa kami tidak akan dipaksa mengambil langkah drastis karena tindakan ceroboh reformis Eropa."
Waszczykowski mengkritik Jerman terkait pertemuan pasca-Brexit yang digelar Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier dengan enam anggota pendiri Uni Eropa. Waszczykowski mengatakan, kelompok-kelompok kecil tidak seharusnya membuat keputusan dan kemudian memaksakan hal itu kepada negara lain.
"Itu resep untuk bencana," katanya. Dia menilai warga Inggris telah memilih untuk meninggalkan Uni Eropa karena "tindakan elit Eropa yang tanpa pikir panjang ingin lebih mendorong Eropa". Dia mengatakan hal lain yang mungkin telah memainkan peran dalam keputusan Inggris adalah "bahwa Eropa masuk di daerah yang harusnya hanya dikendalikan oleh negara anggota".
Sebelumnya, penunjukan Boris Johnson yang mengejutkan sebagai Menteri Luar Negeri Inggris telah membuat sakit kepala timpalannya di Uni Eropa terkait keperluan untuk mengundang yang bersangkutan dalam makan malam blok itu di Brussels, Minggu.
Diplomat Uni Eropa mengatakan para menteri telah merencanakan untuk melakukan pembahasan hubungan pasca-Brexit dengan pendahulu Johnson, mengharapkan Philip Hammond, yang berkampanye untuk tetap bertahan di Uni Eropa dalam referendum bulan lalu, guna meyakinkan mereka tentang keberlanjutan kerja sama dalam sejumlah krisis seperti Libya.
Tapi rencana perjamuan tersebut, yang diusulkan oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini untuk mendahului sebuah pertemuan dewan menteri rutin yang akan dipimpinnya hari Senin, telah berantakan akibat cepatnya perkembangan dalam proses politik Inggris dan pengangkatan juru kampanye kontroversial Brexit Johnson.
Empat sumber dari Uni Eropa dan Inggris mengatakan kepada Reuters, Kamis (14/7/2016), bahwa tidak jelas makan malam itu tetap akan dilaksanakan dan jika demikian, siapa di antara Johnson dan 27 menteri lain Uni Eropa akan hadir.
Mantan wartawan Brussels dan wali kota London, Johnson, menyinggung timpalannya di Uni Eropa selama kampanye referendum dengan membandingkan tujuan untuk menyatukan Eropa dengan Adolf Hitler.
Beberapa jam setelah perdana menteri Inggris menunjuk Johnson dalam upaya nyata untuk menjembatani perpecahan dalam partai Konservatif-nya, menteri luar negeri Prancis menyebut Johnson pembohong dan menteri luar negeri Jerman menggambarkan perilaku Johnson sebagai "keterlaluan".
Tanggapan diplomat Brussels tampak lebih tenang. "Dia pilihan mengejutkan dan ada pertanyaan tentang apakah dia kredibel," kata salah satu utusan. Yang lain masih berharap untuk bertemu dia di dewan pada Senin, katanya, dengan menambahkan, "Para menteri akan mencoba tetap berpikiran terbuka", demikian Reuters melaporkan.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora