tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantoro, mengungkapkan bahwa gagasan pembentukan Koperasi Desa-Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) muncul secara tiba-tiba dari Presiden Prabowo Subianto pada Maret 2025. Ide tersebut, kata Ferry, menjadi titik balik upaya pemerintah untuk mengembalikan arah ekonomi nasional sesuai amanat konstitusi.
“Tiba-tiba di bulan Maret Presiden punya ide besar tentang membangun Koperasi Desa-Kelurahan Merah Putih. Nah di situ kami diminta dibentuk, dikeluarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2025,” ujar Ferry di acara Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Ferry menjelaskan, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 itu mengatur percepatan pembentukan Koperasi Desa-Kelurahan Merah Putih dengan melibatkan 18 kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Dalam waktu singkat, Kementerian Koperasi berhasil memfasilitasi pendirian 80 ribu koperasi di desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.
“Kami jungkir balik siang malam membentuk 80 ribu badan usaha di 80 ribu desa dan kelurahan. Dan sudah berhasil. Ini juga prestasi yang kami bisa capai,” kata Ferry.
Menurut dia, inisiatif tersebut berangkat dari keinginan Presiden agar masyarakat desa tidak hanya menjadi objek penerima manfaat, tetapi juga pelaku utama dalam sistem ekonomi. Melalui koperasi, warga desa diharapkan memiliki badan usaha sendiri dan dapat mengelola potensi ekonomi lokal secara mandiri.
Selain itu, langkah ini juga menjadi bagian dari visi besar Presiden Prabowo untuk mengembalikan perekonomian nasional agar sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945, di mana koperasi menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Namun, Ferry mengakui pembentukan koperasi di lapangan menghadapi banyak tantangan mendasar, seperti keterbatasan infrastruktur dan data desa yang belum memadai. “ Kami masih mendapati banyak sekali desa yang belum punya listrik. Ada belasan ribu desa yang tidak terkoneksi dengan internet,” ujarnya.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Ferry mengatakan pihaknya mengembangkan sistem pemetaan sendiri menggunakan drone dan teknologi kecerdasan buatan (AI) guna mendapatkan data geospasial yang akurat. “Kami bisa mendapatkan lebih dari 289 parameter yang jauh lebih detail dibandingkan dengan data yang dimiliki lembaga resmi,” katanya.
Setelah pembentukan koperasi rampung pada Juli, pemerintah melakukan penyesuaian berbagai regulasi agar Kopdes Merah Putih bisa segera beroperasi. Ferry menyebut sejumlah aturan, mulai dari peraturan Menteri Keuangan hingga teknis di tingkat kementerian lain, telah disesuaikan untuk mendukung operasionalisasi koperasi tersebut.
Ia menambahkan, pada Oktober ini pemerintah mulai menjalankan tahap operasional Kopdes Merah Putih, termasuk peresmian unit usaha di sektor perikanan dan gerai koperasi desa. “Besok Jumat, Insya Allah kami akan melakukan pencanangan pembangunan udang-udang dan gerai-gerai dari Koperasi Desa-Kelurahan Merah Putih,” ujar Ferry.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































