Dentang lonceng gereja memecah keheningan saat matahari bersinar di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Lonceng itu bukan penanda adanya ibadah mingguan, melainkan panggilan untuk tradisi yang mengakar kuat, yakni tradisi Buka Sasi Laut, sebuah sistem adat dalam mengelola sumber daya alam di daratan maupun lautan.
Tradisi Sasi merupakan cerminan kearifan lokal dengan aturan yang mengikat. Sebelum upacara buka Sasi, masyarakat dilarang mengambil lobster, teripang dan lola selama periode tutup Sasi. Saat buka Sasi masyarakat tidak boleh mengambil secara serakah karena ada aturan ukuran dan jenis yang boleh diambil di lokasi Sasi seluas 213 hektar itu.
Pengelolaan Sasi laut dilakukan oleh kelompok Waifuna yang berarti yang terberkati oleh Tuhan dengan jumlah anggota sebanyak 36 orang, sebagian besar berumur 30 tahun keatas.
Selama tiga hari pelaksanaan, para Waifuma ttersebut berhasil menangkap 1.138 teripang, 599 lola dan 20 lobster. Atas kesepakat bersama, hasil tangkapan dijual untuk membiayai perawatan dua anak yang sakit dan kebutuhan lainnya di kampung tersebut.
Keberhasilan masyarakat setempat dalam menjaga ekosistem laut tak lepas dari peran Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang mendampingi pengelolaan Sasi. YKAN menjadi tonggak penting untuk menjaga ekosistem laut yang rentan di tengah tekanan pembangunan modern.
Lonceng itu bukan penanda adanya ibadah mingguan, melainkan panggilan untuk tradisi yang mengakar kuat, yakni tradisi Buka Sasi Laut, sebuah sistem adat dalam mengelola sumber daya alam di daratan maupun lautan.
Tradisi Sasi merupakan cerminan kearifan lokal dengan aturan yang mengikat. Sebelum upacara buka Sasi, masyarakat dilarang mengambil lobster, teripang dan lola selama periode tutup Sasi. Saat buka Sasi masyarakat tidak boleh mengambil secara serakah karena ada aturan ukuran dan jenis yang boleh diambil di lokasi Sasi seluas 213 hektar itu.
Pengelolaan Sasi laut dilakukan oleh kelompok Waifuna yang berarti yang terberkati oleh Tuhan dengan jumlah anggota sebanyak 36 orang, sebagian besar berumur 30 tahun keatas.
Selama tiga hari pelaksanaan, para Waifuma ttersebut berhasil menangkap 1.138 teripang, 599 lola dan 20 lobster. Atas kesepakat bersama, hasil tangkapan dijual untuk membiayai perawatan dua anak yang sakit dan kebutuhan lainnya di kampung tersebut.
Keberhasilan masyarakat setempat dalam menjaga ekosistem laut tak lepas dari peran Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang mendampingi pengelolaan Sasi. YKAN menjadi tonggak penting untuk menjaga ekosistem laut yang rentan di tengah tekanan pembangunan modern.