Menuju konten utama

Menilik Kekuatan Atalia Praratya Rebut Kursi Wali Kota Bandung

Peluang Atalia, istri RK, menang menjadi wali kota dinilai tidak akan mudah. Alasannya, Kota Bandung masih menjadi basis suara PKS.

Menilik Kekuatan Atalia Praratya Rebut Kursi Wali Kota Bandung
Bunda Literasi Provinsi Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil saat menghadiri dan mendeklarasikan Pelajar Tolak Radikalisme dan Hoaks dalam acara Anniversary of Forum OSIS Jawa Barat. (FOTO/Dok Humas Pemprov Jabar)

tirto.id - Atalia Praratya, istri mantan Gubernur Jawa Barat, memutuskan tidak maju menjadi calon wali kota Bandung. Alasannya ingin fokus di DPR. Kabar tersebut pun disampaikan Sekretaris DPD Golkar Jabar, MQ Iswara.

Tetapi hal itu pun langsung dibantah oleh pengurus pusat Partai Golkar. Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menuturkan saat ini menunggu kesediaan Atalia untuk maju setelah memenangkan Pileg 2024.

"Belum, belum. Nah, apalagi nanti yang juga dipertimbangkan adalah Bu Atalia kan sudah wakil di DPR RI jadi kalau dia maju jadi wali kota itu harus mundur. Nah, ini kan belum tentu juga orang setiap orang habis bertanding, dapat sesuatu, terus kemudian suruh bertanding lagi dan mundur yang kemarin itu kan belum tentu mau," kata Doli di kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Golkar, kata Doli, mengakui menerima aspirasi Atalia maju di Pilwalkot Bandung dari masyarakat. Namun, Golkar memberi pilihan lain dengan meminta Atalia maju di DPR Dapil Jabar 1. Namun, kehadiran Atalia justru meningkatkan perolehan suara Golkar secara signifikan dalam Pileg 2024. Oleh karena itu, Golkar, kata Doli mengakui aspirasi publik tentang keinginan Atalia maju Pilwalkot Bandung nyata.

Ahmad Doli Kurnia

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senin (1/4/2024). (Tirto.id/M. Irfan Al Amin)

"Jadi artinya aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat kota bandung itu nggak salah bahwa memang ibu Atalia cukup populer dan elektabilitasnya cukup baik pada saat di pileg," kata Doli.

Sementara itu, Doli mengakui partainya kini sedang mempertimbangkan kemungkinan Ridwan Kamil dan Atalia maju bersamaan di Pilkada 2024. Mereka melihat apakah publik menerima atau tidak. Pilihan tersebut pun masih terbuka di tengah keinginan Golkar memajukan kembali Ridwan Kamil di Jawa Barat.

"Nah, nanti kita lihat perkembangannya, kalau salah satu nanti yang akan kami pertimbangkan juga adalah apakah menjadi positif ketika Pak Ridwan Kamil di Jawa Barat terus kemudian istrinya di Bandung itu akan menambah nilai positif atau malah negatif itu yang nanti akan juga kami akan kaji. Jadi semuanya masih terbuka," kata Doli.

Berpotensi Jadi Wali Kota Bandung

Analis politik Skala Data Indonesia, Arif nurul Imam, tidak memungkiri posisi Atalia kuat di Jawa Barat. Hal itu tidak terlepas dari status Ridwan Kamil selaku eks Gubernur Jawa Barat dan terbukti dalam perolehan pileg.

"Saya kira punya potensi elektabilitas tinggi karena merupakan istri tokoh Jawa Barat. Setidaknya terbukti sukses dalam Pileg meraih suara besar. Dari situ bisa kita baca Atalia memiliki potensi dalam Pilwakot," kata Imam.

Kehadiran Atalia dinilai mendorong perolehan suara Golkar di Jawa Barat I dan mengantongi 234.065 suara di dua daerah pemilihan, yakni Kota Bandung dan Cimahi. Di Kota Bandung, Atalia mengantongi 193.665 suara semnetara Kota Cimahi sebanyak 40.400 suara. Angka ini mengalahkan perolehan suara kader senior partai, termasuk Wakil Ketua Partai Golkar Nurul Arifin. Nurul Arifin yang merupakan petahana hanya bisa meraup total suara 63.203 suara di dua daerah.

Gubernur Jabar Tinjau Banjir

Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil dan istri Atalia Pratatya Kamil akan meninjau lokasi banjir di Kota Bekasi dilanjutkan ke Bogor pada Kamis (2/1/2020). (ANTARA/HO/Instagram Atalia Praratya Kamil)

Suara Atalia melebihi perolehan suara total Partai Gerindra yang berada di peringkat ketiga dengan angka 215.807 suara. Namun suara Atalia sendiri belum mampu mengalahkan PKS yang mengantongi suara total 360.248 suara. Akan tetapi, suara Atalia sendiri bisa mengalahkan kandidat terkuat di PKS, Ledia Hanifa yang hanya 131.455 suara. Ledia saja hanya mengantongi 98.833 suara di Kota Bandung.

Basis massa Atalia dinilai sudah terbukti kuat dalam pileg. Sebab itu, Imam menilai Golkar memaksakan Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jabar dan Atalia jadi Walikota Bandung. Tetapi langkah tersebut dinilai akan menimbulkan dinasti politik di Jawa Barat.

Atalia Punya Daya Tarik Sendiri

Sementara itu, Analis politik Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menilai perolehan suara Atalia di Jawa Barat 1 merupakan bukti konkret elektabilitas istri Ridwan Kamil di Bandung. Popularitas Atalia aktif di PKK menjadi daya tarik tersendiri.

"Menurut saya, ini sebuah track record yang tidak bisa dianggap enteng. Kalau kita coba hitung di Bandung sendiri tidak ada tokoh lain yang kemudian selevel Bu Atalia. Baik itu dari sisi popularitas dan elektabilitas," kata Kunto.

Namun, peluang Atalia menang menjadi wali kota tidak mudah. Alasannya, Kota Bandung masih menjadi basis suara PKS. Jumlah kursi di DPRD Kota Bandung dan perolehan suara PKS dalam hasil pileg 2024 kemarin masih cukup besar.

Kunto menilai pengaruh tidak menjadi faktor determinan dalam pilkada. Ketokohan lebih menjual sehingga Atalia masih mungkin menang. Selain itu, Koalisi Indonesia Maju Bandung bisa saja mengusung Atalia, yakni Golkar, Gerindra, dan PAN.

Apresiasi bagi perempuan berprestasi di Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kanan) memberikan penghargaan kepada perempuan berprestasi di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (31/52023). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.

Sementara, saat ini yang menjadi pertanyaan menurut Kunto apakah Golkar berani mengambil risiko menjagokan Atalia untuk menjatuhkan PKS di Kota Bandung.

"Ini menurut saya sangat tergantung apakah Golkar mau memanfaatkan momentum ini untuk mengambil alih kepemimpinan di Kota Bandung yang selama ini dipegang oleh PKS kan gitu dari beberapa periode, dengan mencalonkan Bu Atalia," jelas Kunto.

Lebih lanjut, Kunto mengakui Golkar sedang mengkaji soal isu untung-rugi. Namun, jika kekhawatiran adalah soal nepotisme, Kunto melihat hal itu tidak akan berpengaruh banyak. Ia beralasan, kasus Atalia dengan Ridwan Kamil berbeda dengan kasus Gibran yang terkesan mengakali aturan.

"Menurut saya, ya kalau mau sih ya, Pak Ridwan Kamil dikirim saja ke DKI gitu jadi Gubernur DKI menurut saya, itu solusi yang lebih enak bagi Golkar," ungkap Kunto.

"Sementara kan di Jawa Barat sendiri kan di level Jawa Barat atau provinsi ada beberapa tokoh Golkar yang kuat juga di Jawa Barat sehingga masih ada kemungkinan estafet kepemimpinan dari Ridwan Kamil ke tokoh-tokoh Golkar di Jawa Barat," tambah Kunto.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin