Menuju konten utama

Mengubah Limbah Kelapa Jadi Dolar

Briket tak hanya dijual di dalam negeri, tapi juga menembus pasar ekspor seperti Turki dan Arab Saudi.

Mengubah Limbah Kelapa Jadi Dolar
Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--9_ratio-16x9.jpg
Pekerja mengumpulkan limbah batok kelapa untuk dibakar di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--1_ratio-16x9.jpg
Pekerja memasukkan bubuk arang briket ke dalam mesin pencetak di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--4_ratio-16x9.jpg
Pekerja memotong cetakan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang masih basah di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--2_ratio-16x9.jpg
Pekerja menyelesaikan pembuatan briket berbahan dasar limbah batok kelapa di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--5_ratio-16x9.jpg
Pekerja menjemur arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--6_ratio-2x1.jpg
Pekerja memperlihatkan arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa yang diproduksi di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--3_ratio-16x9.jpg
Pekerja menyelesaikan pembuatan briket berbahan dasar limbah batok kelapa di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur.
2024/12/18/mengubah-limbah-kelapa-jadi-dolar--8_ratio-16x9.jpg
pekerja melipat kemasan arang briket yang akan dikirim ke Turki di Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur
“Saya merasa gundah saat melihat limbah kelapa menumpuk di desa. Padahal kalau diolah, bisa jadi komoditi ekspor yang menghasilkan pundi-pundi uang ”, ujar Nur Hasan (41) warga Desa Gucialit, Lumajang, Jawa Timur, disela istirahat membuat arang briket.

Sejak pukul enam pagi, suara deru mesin diesel terdengar dari belakang rumahnya. Dengan cekatan, para pekerja sibuk membuat arang briket berbahan dasar limbah batok kelapa. Bahan limbah tersebut tersedia berlimpah, mudah ditemukan di setiap sudut desa.

Selain sumber bahan baku yang relatif murah, mengolah arang briket juga relatif mudah. Para pekerja cukup menjemur arang yang telah dibakar, empat hingga lima hari.

“Untuk cara mengolah briket dari batok kelapa, saya cuma cari-cari di YouTube aja, kata Hasan sambil menjemur arang briket.

Meski usaha sederhana, soal omset tergolong cukup luar biasa. Dalam sehari, Hasan mampu mengolah 600 kilogram arang briket, atau sekitar 15 ton per bulan.

Bahkan demi memenuhi target produksi, Hasan harus mencari pasokan limbah kelapa hingga keluar Lumajang. Diantaranya ke Kabupaten Malang dan kota-kota di Pulau Sumatera.

Produksi briket tak hanya dijual di dalam negeri, tapi juga menembus pasar ekspor seperti Turki dan Arab Saudi. Pembeli mancanegara didapatkan dari jejaring di media sosial Facebook.

Untuk pasar domestik, arang briket dijual Rp10 ribu-Rp30 ribu per kg. Sementara untuk pasar mancanegara dipatok harga USD10 per kg. Dengan harga tersebut, Hasan bisa mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp45 juta-Rp50 juta per bulan.

Kerja keras, ulet dan jeli melihat peluang, kini berbuah pundi-pundi uang. Limbah kelapa ternyata bukan sampah, tapi bisa jadi sumber rupiah bahkan dolar.



Foto dan teks: Irfan Sumanjaya


Editor : Andika Wahyu
Baca juga artikel terkait KELAPA atau tulisan lainnya dari Dadan Gustian

Oleh: Dadan Gustian