tirto.id - Teks diskusi digunakan untuk menyampaikan argumen mengenai suatu isu atau permasalahan tertentu. Penyajian teks diskusi menggunakan struktur khusus yang terdiri dari masalah atau isu, argumen, hingga kesimpulan atau solusi.
Teks diskusi biasa digunakan untuk berbagai situasi, mulai dari rapat OSIS hingga kegiatan forum diskusi. Menurut Hari Wibowo dalam "Materi Utama Bahasa Indonesia SMP" teks diskusi adalah teks yang menyajikan sejumlah pendapat dari berbagai sudut pandang terkait permasalahan tertentu.
Tujuan dari teks diskusi sendiri adalah mengevaluasi berbagai pendapat, mulai dari keuntungan dan kelebihan suatu isu untuk memperoleh kesimpulan atau solusi.
Struktur Teks Diskusi
Dikutip dari Sumber Belajar, teks diskusi memiliki tiga struktur utama, yaitu isu, argumen, dan kesimpulan serta solusi.
Isu adalah tema atau pokok permasalahan yang dibahas dalam teks diskusi. Masalah yang didiskusikan sebaiknya yang bersifat kontroversial, sehingga ada banyak argumen yang bisa dijabarkan dalam teks.
Argumen adalah pendapat yang didukung dengan fakta, data, referensi, hingga pengalaman penulis. Argumen bisa bersifat pro maupun kontra dengan permasalahan yang sedang dibahas. Argumen yang mendukung disebut sebagai supporting point sementara argumen yang menentang disebut contrasting point.
Sementara, struktur kesimpulan berisi pendapat akhir dari penulis disertai rekomendasi solusi dari permasalahan yang dibahas.
Contoh Teks Diskusi
Sesuai dengan acuan dari Sumber Belajar, berikut Tirto menjabarkan contoh penyusunan teks diskusi:
Isu
Perlukah Pekerjaan Rumah Diberikan untuk Siswa-Siswi?
Pekerjaan rumah (PR) adalah tugas yang diberikan guru kepada siswa-siswi sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaannya, pemberian PR banyak menuai pro dan kontra.
Argumen Mendukung
PR diberikan untuk mengajarkan tanggung jawab bagi siswa-siswi sekolah. Selain itu, PR juga membantu aktivitas pembelajaran dan pemahaman murid.
Menurut Nord Anglia Education, PR membantu murid agar terbiasa dengan materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Murid yang mengerjakan PR akan lebih mudah memahami materi sehingga membantu perolehan nilai yang baik ketika ujian.
Argumen Menentang
Sayangnya, PR seringkali menyita banyak waktu murid-murid sekolah. Tidak sedikit murid sekolah yang kehabisan waktu untuk beristirahat atau melakukan kegiatan lainnya karena harus mengerjakan PR.
Penelitian yang dilakukan Clifton B. Parker dari Universitas Stanford mengungkapkan bahwa siswa sekolah menengah yang berprestasi mengaku terlalu banyak PR menyebabkan kurang tidur dan masalah kesehatan lainnya, termasuk sakit kepala, kelelahan, penurunan berat badan, dan masalah pencernaan.
Kesimpulan dan Solusi
PR di satu sisi adalah hal yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran murid. Namun, PR yang terlalu banyak bisa membebankan murid baik dari segi waktu hingga masalah kesehatan.
Oleh karena itu, PR yang diberikan pada murid sebaiknya dipertimbangkan tingkat kesulitanya, waktu pengerjaanya, serta jumlah tugas yang harus dikerjakan.
Editor: Yantina Debora