tirto.id - Perasaan emosional ekstrem atau yang sering disebut dalam istilah "freak out" merupakan hal yang sering dialami oleh banyak orang. Perasaan ini muncul tanpa peringatan dan diakibatkan oleh pikiran bawah sadar manusia telah mengidentifikasi sesuatu yang membuat cemas dan tidak aman. Freak out merupakan bagian dari rasa takut ataupun kemarahan yang luar biasa.
Ketakutan maupun kepanikan yang berlebih sering diiringi dengan lonjakan emosi yang ekstrem. Sehingga, ketakutan dalam level tertentu dapat menyebabkan reaksi emosional yang saat ini kita kenal sebagai freak out.
Mengapa seseorang bisa mengalami freak out
Dilansir dariPsychology Today, freak out adalah cara lain untuk mengatakan bahwa seseorang kehilangan ketenangan atau kendali emosi mereka secara tak terduga. Hal inilah yang menyebabkan sulit mengatur emosi mereka ketika mengalami kepanikan, seperti bersikap agresif, berkata kotor, bersembunyi, maupun melarikan diri.
Namun, bagaimana freak out dapat terjadi? Dalam artikel yang ditulisnya, Alane K. Daugherty, Ph.D pengajar psikologi di California Polytechnic State University menjelaskan bagaimana manusia dapat mengalami freak out.
Daugherty menyebutkan bahwa pada dasarnya kepanikan merupakan bagian dari emosi kuat yang datang dari persepsi individu terhadap segala hal yang membuat takut dan marah.
Emosi-emosi tersebut tersimpan di pikiran bawah sadar dan tanpa disadari dievaluasi oleh pikiran individu. Akibatnya, 'sistem evaluasi emosional tersebut' membajak kompleks pikiran maupun tubuh individu.
Selama episodenya, freak out dapat berlangsung selama beberapa saat ketika seseorang telah bertemu dengan pemicunya. Bentuk pemicunya bisa berupa keadaan eksternal, perasaan internal, pikiran, memori, kekhawatiran, dan segala sesuatu yang diprogram di otak bawah sadar.
Pemicu-pemicu tersebut diidentifikasikan sebagai ancaman sehingga menyebabkan seseorang mengalami respon rasa takut. Seluruh keadaan ini diprogram di dalam struktur otak yang disebut amigdala.
Bagian ini memiliki kemampuan untuk mencatat dan merekam setiap kejadian dalam emosi yang signifikan. Dalam hal ini amigdala berfungsi sebagai 'pelindung' individu dari berbagai yang diifentifikasikan sebagai ancaman dan berbahaya.
Tips mengendalikan diri saat freak out
Freak out mungkin sulit dihindari mengingat sifatnya yang muncul secara tiba-tiba. Namun, bukan berarti freak out tidak dapat dikendalikan. Berikut ini merupakan beberapa tips mengendalikan diri ketika freak out yang berhasil dihimpun oleh tirto.
1. Bernafas
Scott Dehorty dari Delphi Behavioral Health mengatakan bahwa bernafas adalah teknik nomor satu dan paling efektif untuk mengurangi kemarahan dan kecemasan. Seseorang cenderung bernafas lebih pendek ketika marah maupun cemas. Dengan menghirup nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan artinya sedang mengirim sinyal kepada otak untuk menenangkan diri.
2. Mengalihkan Fokus
Terfokus pada hal-hal yang mengancam hanya akan memperparah kondisi freak out. Maka sebisa mungkin alihkan fokus ke hal-hal lain seperti musik, camilan, atau kegiatan-kegiatan yang disukai
3. Menurunkan bahu
Dilansir dari Healthline, postur tubuh cenderung lebih tegang ketika marah atau takut. Untuk itu, ketika mengalami freak out cobalah untuk melemaskan bahu dengan memutarnya beberapa kali hingga tubuh menjadi rileks.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani