tirto.id - Jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi, yang diduga dibunuh pada Oktober 2018 di Turki, sempat mengatakan bahwa ia tak bisa bernapas.
"Saya tak bisa bernapas, keluarkan tas ini, saya klaustrofobia." Demikian kata-kata terakhir Khasoggi sebelum meninggal.
Apa yang dialami Khassogi adalah ketakutan pada ruangan sempit, atau yang dikenal dengan Klaustrofobia.
Dilansir dariMedical News Today, kata claustrophobia berasal dari kata Latin claustrum yang berarti "tempat tertutup," dan kata Yunani, phobos yang berarti "takut."
Klaustrofobia dianggap sebagai fobia spesifik menurut Manual Diagnostik dan Statistik 5 (DSM-5). Biasanya, pemicunya yaitu saat berada di ruang sempit seperti berada di dalam lift, kamar kecil tanpa jendela, atau bahkan di pesawat terbang.
Beberapa orang bahkan merasa cemas saat mengenakan pakaian berleher ketat. Penyebabnya mungkin termasuk kondisi dan faktor genetik.
Laman NHS UKmelaporkan, orang-orang yang terkena claustrophobia akan sering menghindari ruang terbatas, seperti lift, terowongan, kereta tabung dan toilet umum. Tetapi menghindari tempat-tempat ini justru dapat memperkuat ketakutan.
Beberapa orang dengan claustrophobia mengalami kecemasan ringan ketika berada di ruang sempit, sementara yang lain mengalami kecemasan parah atau serangan panik.
Diperkirakan sekitar 10 persen dari populasi Inggris dipengaruhi oleh claustrophobia selama masa hidup mereka.
Apa pemicu Klaustrofobia?
Banyak situasi atau perasaan yang berbeda dapat memicu claustrophobia. Bahkan memikirkan situasi tertentu seperti ruangan sempit tanpa terpapar secara langsung pun dapat menjadi memicu.
Pemicu umum claustrophobia termasuk, menurut NHS UK:
- lift
- terowongan
- kereta tabung
- pintu putar
- toilet umum
- mobil dengan kunci sentral
- pencucian mobil
- toko ruang ganti
- kamar hotel dengan jendela tertutup
- pesawat
Jika Anda merasa cemas dalam 6 bulan terakhir sat berada di ruangan sempit atau keramaian, atau Anda telah menghindari situasi ini karena alasan ini, kemungkinan Anda terkena klaustrofobia.
Sementara itu, menurut Healthline, kondisi atau situasi yang dapat memicu klaustrofobia yaitu:
- berada di sebuah ruangan kecil tanpa jendela
- mengendarai mobil kecil
- berada di lift yang penuh sesak
- menjalani MRI atau CT scan
- berdiri di sebuah ruangan besar, tetapi penuh sesak, seperti di pesta atau konser
- berdiri di lemari
Apa penyebab Klaustrofobia?
Faktor lingkungan mungkin memainkan peran besar. Orang biasanya mengalami claustrophobia selama masa kanak-kanak atau di masa remajanya.
Claustrophobia dapat dikaitkan dengan disfungsi amigdala, yang merupakan bagian dari otak yang mengontrol bagaimana kita memproses rasa takut. Fobia juga dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis.
Pengobatan
Melansir Medical News Today, setelah pasien mendapatkan diagnosis, psikolog dapat merekomendasikan satu atau lebih dari opsi perawatan, misalnya:
Terapi perilaku kognitif (CBT): Tujuannya adalah untuk melatih kembali pikiran pasien sehingga mereka tidak lagi merasa terancam oleh tempat-tempat yang mereka takuti.
Pasien akan dibawa perlahan-lahan ke ruangan sempit, untuk membantu mereka mengatasi kecemasan di ruang sempit dan kecil, sehingga perlahan-lahan mulai terbiasa.
Mengamati orang lain: Melihat orang lain berinteraksi dengan sumber ketakutan dapat meyakinkan pasien.
Terapi obat: Antidepresan dan relaksan dapat membantu mengelola gejala, tetapi tidak akan menyelesaikan masalah yang mendasarinya.
Latihan relaksasi dan visualisasi: Mengambil napas dalam-dalam, bermeditasi dan melakukan latihan relaksasi otot dapat membantu mengatasi pikiran dan kecemasan negatif.
Pengobatan alternatif atau komplementer: Beberapa suplemen dan produk alami dapat membantu pasien mengatasi kepanikan dan kecemasan. Beberapa minyak penenang tersedia untuk dibeli secara online, seperti minyak lavender atau "obat penyelamat".
Perawatan sering berlangsung sekitar 10 minggu, dengan sesi dua kali seminggu. Dengan perawatan dan penanganan yang tepat, claustrophobia bisa diatasi.
Editor: Agung DH