tirto.id - Bulan suci Ramadhan 1444 H bagi umat muslim telah tiba dan sedang berlangsung. Bulan suci tersebut mewajibkan bagi seluruh umat muslim untuk menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Selama menjalani ibadah puasa, kita sering mengenal istilah puasa bedug atau puasa yang dijalankan setengah hari saja.
Jenis puasa tersebut cenderung diperuntukkan bagi sarana pembelajaran anak-anak agar dapat terbiasa menjalankan ibadah puasa di kemudian hari.
Selain itu, jenis puasa tersebut dinilai baik bagi kondisi tubuh anak yang sedang mengalami proses pertumbuhan.
Terlebih pada usia tertentu, tubuh anak masih perlu beradaptasi dengan cadangan gula mereka yang masih sangat minim, sehingga terlalu berisiko jika anak-anak mesti menjalankan ibadah puasa satu hari penuh.
Lantas apakah puasa setengah hari dapat dilakukan oleh orang dewasa yang sedang sakit?
Hukum dan Ketentuan Puasa Bagi Orang Sakit
Dikutip laman NU Online berdasarkan artikel yang ditulis Ustadz Yazid Muttaqin, terdapat perbedaan dan ketentuan waktu untuk menjalankan ibadah puasa bedug dan puasa wajib.
Puasa wajib memiliki ketentuan waktu yakni sejak fajar terbit hingga terbenamnya matahari. Sedangkan puasa bedug cenderung menjalankan ibadah puasa sejak fajar hingga berbuka di waktu dzuhur, kemudian berpuasa kembali sampai magrib tiba.
Sedangkan istilah puasa bedug sendiri dalam hukum islam tidak ada dasarnya. Maka puasa bedug atau puasa yang dijalankan setengah hari, tidak diperuntukkan bagi orang dewasa. Meskipun orang dewasa tersebut dalam keadaan sakit.
Meskipun demikian, ibadah puasa memiliki hukum yang tidak memberatkan bagi seseorang yang sedang dalam kondisi tertentu.
Keringanan tersebut hanya dapat diperoleh oleh orang-orang tertentu, salah satunya adalah seseorang yang sedang mengalami kesakitan dan tidak mampu untuk berpuasa.
Keringanan tersebut berupa digugurkannya kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa. Terlebih apabila orang sakit masih memaksakan diri untuk tetap berpuasa maka akan memperparah kondisi tubuhnya, sehingga puasa hanya akan memberinya mudarat.
Sejalan dengan itu, bagi orang dewasa yang menderita sakit berlaku tiga kondisi yakni:
- Apabila kondisi sakit tidak memungkinkan untuk berpuasa maka dimakruhkan untuk berpuasa dan diperbolehkan untuk berbuka atau membatalkan puasa.
- Apabila kondisi sakit dapat menimbulkan dampak kesehatan yang sangat serius akibat berpuasa, maka berpuasa menjadi haram hukumnya dan wajib meninggalkan ibadahnya tersebut.
- Kemudian apabila kondisi sakit yang diderita masih sebatas sakit ringan seperti pusing, sakit gigi, dlsb. Maka tidak diperbolehkan untuk membatalkan puasa. Kecuali berpuasa dapat memperparah kondisi sakit tersebut.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Dhita Koesno