tirto.id - Demam merupakan kondisi ketika suhu tubuh meningkat di atas 38 derajat celsius. Di sisi lain, demam bisa menjadi tanda adanya penyakit atau virus yang menyerang tubuh. Demam seringkali disebabkan oleh sistem imun yang melawan infeksi kuman penyebab penyakit.
Menurut Head of Medical Check Up Siloam Hospital Semarang, dr. Andreas Wilson Setiawan, demam saat puasa disebabkan oleh kurangnya cairan dalam tubuh. Hal tersebut mengakibatkan proses pengeluaran cairan dari dalam tubuh menjadi berkurang, yang kemudian menimbulkan penyempitan pori-pori kulit dan membuat suhu tubuh tinggi.
Apabila konsumsi cairan saat puasa Ramadhan kurang, potensi dehidrasi akan semakin tinggi yang membuat tubuh terasa panas atau demam. Penyebab demam saat puasa juga termasuk penggunaan energi tubuh yang berlebihan sehingga menyebabkan tubuh terasa panas.
Pusing saat puasa apalagi demam dapat membuat keseharian semakin berat dan terganggu. Lalu, bagaimana cara mengatasi demam saat puasa?
Cara Mengatasi Demam saat Puasa
Terdapat sejumlah cara mengatasi demam saat puasa, mulai dari mengompres dengan air hangat, istirahat cukup, hingga mengonsumsi makanan bergizi saat berbuka dan sahur. Berikut penjelasan cara mengatasi demam saat puasa Ramadhan secara singkat.
1. Kompres dengan air hangat
Demam saat puasa dapat diatasi dengan mengompres kepala dengan air hangat. Proses ini membantu mengurangi demam dengan cara menstimulasi aliran darah dan meredakan gejala-gejala yang terkait dengan demam.2. Jangan gunakan pakaian yang tebal
Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar lebih disarankan saat sedang mengalami demam saat puasa. Pakaian tebal dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan membuat Anda merasa tidak nyaman.3. Istirahat yang cukup
Karena tidak bisa mengonsumsi obat, demam saat puasa bisa diatasi dengan istirahat. Memberikan tubuh istirahat yang cukup sangat penting dalam proses penyembuhan dari demam. Dengan beristirahat cukup, tubuh berkesempatan memperbaiki diri dan melawan infeksi yang menyebabkan demam.4. Hindari aktivitas berlebihan
Saat puasa Ramadhan, Anda sebaiknya mengurangi aktivitas fisik yang berat, apalagi kalau sedang demam. Aktivitas berlebihan dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan memperburuk kondisi demam.5. Mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh
Penting untuk memastikan bahwa tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama berpuasa. Saat berbuka dan sahur, minumlah air dalam jumlah yang cukup. Di sisi lain, hindari minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi, seperti kopi atau minuman berkafein lainnya. Cairan yang cukup membantu tubuh menurunkan suhu panas dan mempercepat pemulihan demam saat puasa.6. Konsumsi makanan yang tepat ketika berbuka dan sahur
Upaya lain untuk menurunkan demam saat puasa ialah mengonsumsi makanan sehat. Pilihlah makanan yang kaya nutrisi dan mudah dicerna saat berbuka dan sahur. Makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak, dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mendukung pemulihan demam saat puasa Ramadhan.Bila demam tak kunjung sembuh, segera hubungi dokter untuk melakukan konsultasi lebih lanjut. Dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan penyebab Anda mengalami demam. Demam yang tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius. Lantas, apakah boleh membatalkan puasa saat demam?
Hukum Membatalkan Puasa Karena Sakit
Dalam ajaran Islam, diperbolehkan untuk membatalkan puasa karena sakit atau hal lain yang membuatnya tidak kuat, terutama dalam kondisi darurat. Prinsip ini disebut sebagai rukhsah, Allah SWT tidak memberikan beban melebihi kemampuan hamba-Nya, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa.
Jika merasa sangat lelah atau tidak mampu untuk berpuasa, seseorang diberi kelonggaran untuk tidak berpuasa pada hari tersebut. Salah satu ayat dalam Alquran yang membahas hal tersebut adalah surat Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi sebagai berikut.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ - ١٨٥
Artinya: "Bulan Ramadan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [dia tidak berpuasa], maka [wajib menggantinya], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
Selaras dengan ayat tersebut, orang yang membatalkan puasa karena sakit diharuskan untuk menggantinya di luar Ramadan. Apabila tidak mampu mengqada, mereka harus memberi makan kepada fakir miskin sebagai ganti puasa yang ditinggalkan. Hal ini merupakan ketentuan yang diberikan dalam Islam untuk mengakomodasi kondisi-kondisi yang memerlukan kelonggaran dalam menjalankan ibadah puasa.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin