Menuju konten utama

Cara Kompres Demam Anak yang Benar, Pakai Hangat atau Dingin?

Kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus.

Cara Kompres Demam Anak yang Benar, Pakai Hangat atau Dingin?
Ilustrasi Anak Dikompres. foto/IStockphoto

tirto.id - Mengompres anak yang demam menjadi salah satu cara aman untuk menurunkan demam pada anak. Apalagi saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menarik sementara seluruh obat dalam bentuk sirup termasuk paracetamol sirup yang biasa digunakan untuk membantu mengatasi demam pada anak.

Namun, bagaimana cara yang benar untuk mengompres anak yang demam? Apakah menggunakan kompres hangat atau dingin dan di mana lokasi kompres yang efektif?

Terdapat dua metode kompres untuk menurunkan demam pada anak, yaitu kompres dingin dan hangat. Namun yang lebih direkomendasikan adalah kompres hangat. Kompres hangat adalah melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah dibasahi air hangat dengan temperatur maksimal 43 derajat celcius.

Dilansir dari laman Yankes Kemkes, kompres hangat pada kulit dapat menghambat shivering dan dampak metabolik yang ditimbulkannya.

Selain itu, kompres hangat juga menginduksi vasodilatasi perifer, sehingga meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Hal ini akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.

Kompres air hangat bisa dilakukan selama 10 hingga 15 menit di lipat ketiak dan lipat selangkangan (inguinal).

Alasan tidak direkomendasikan kompres dingin saat anak demam

Dilansir dari laman IDAI kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus.

Sehingga justru bisa mengakibatkan badan menggigil dan terjadi kenaikan suhu tubuh. Kompres dingin mengakibatkan pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi), yang meningkatkan suhu tubuh.

Kompres dingin juga menurunkan temperatur kulit lebih cepat dari pada temperatur inti tubuh, sehingga merangsang vasokonstriksi dan shivering.

Shivering mengakibatkan gangguan metabolisme karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi, meningkatkan persentase karbon dioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan aktifitas sistem saraf simpatis.

Oleh karena itu, kompres dingin kurang efektif dalam tatalaksana demam karena selain kurang nyaman juga merangsang produksi panas dan menghalangi pengeluaran panas tubuh.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya