Menuju konten utama

Mengenal Clubhouse, Sosial Media Eksklusif Berbasis Audio

Clubhouse diciptakan sebagai jejaring sosial berbasis audio yang diluncurkan pada Maret 2020.

Mengenal Clubhouse, Sosial Media Eksklusif Berbasis Audio
Ilustrasi media sosial. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Aplikasi Clubhouse mendadak populer sejak Elon Musk berpartisipasi dalam platform ini. Apa dan bagaimana sebenarnya kinerja aplikasi eklusif ini?

Clubhouse sendiri diciptakan sebagai jejaring sosial berbasis audio yang diluncurkan pada Maret 2020 oleh Paul Davison dan Rohan Seth. Karena sifatnya masih beta, untuk bisa menikmati layanan ini, calon pengguna harus mendapatkan undangan dari seseorang yang sudah ada di aplikasi.

Jika calon pengguna tidak ingin menunggu undangan, mereka juga bisa mengunduh aplikasi dan memberikan nomor telepon, namun langkah ini hanya akan memasukkan akun mereka di daftar waiting list. Selain itu, aplikasi Clubhouse pun baru tersedia untuk perangkat iOS.

Nah, saat sudah menjadi pengguna, Clubhouse akan menyediakan berbagai kamar virtual berisi percakapan tentang topik-topik tertentu yang bisa diikuti. Di kamar tersebut, pengguna bisa bergabung sebagai pendengar saja atau bisa juga mengeluarkan pendapat. Dikutip dari Cnet, pengguna juga bisa menciptakan kamar sendiri dengan topik yang ia pilih.

Banyak yang menyebut, ini seperti mendengarkan podcast (jika hanya sebagai pendengar), atau seperti mengikuti konferensi online di Google Meet atau Zoom namun tanpa video.

Adapun topik-topik yang ditawarkan bervariasi, mulai dari teknologi, olahraga, hiburan, dan lain-lain. Pengguna juga bisa mengikuti orang-orang yang memiliki ketertarikan sama. Semakin banyak topik dan orang yang di-follow, maka akan semakin banyak pula rekomendasi kamar yang sesuai.

PCMag melaporkan, setiap kamar Clubhouse bisa diisi hingga 5.000 orang. Percakapan di Clubhouse sendiri tidak memiliki pakem khusus. Satu ruang bisa diisi oleh percakapan santai layaknya antar teman, atau bisa jadi diatur dengan gaya lebih formal layaknya talk-show.

Dan tak hanya menjadi pendengar, partisipan yang ada dalam kamar bisa juga mengeluarkan opini mereka. Tersedia fitur "raise a hand" yang bisa diklik jika ingin mengungkapkan sesuatu. Namun, apakah pengguna diizinkan untuk berbicara atau tidak, ini akan menjadi keputusan moderator atau kreator.

Sederet sosok terkenal dari industri perfilman Hollywood hingga pesohor Sillicon Valley sudah bergabung di jejaring ini. Selain aktor Jared Leto dan orang terkaya di dunia Elon Musk, Mark Zuckerberg, serta Jack Dorsey juga dilaporkan menjadi pengguna.

Meski Clubhouse menuai kepopuleran, salah satunya berkat nama-nama tenar tersebut, Clubhouse juga belakangan menjadi bahan perbincangan karena adanya pemblokiran aplikasi ini di Cina. Pemblokiran terjadi setelah ada pengguna yang mendiskusikan isu sensitif yakni terkait hubungan Cina-Taiwan dan genosida pada Muslim Uighur.

Belum ada informasi lebih lanjut kapan aplikasi ini akan tersedia di Android, namun pihak pengembang berencana akan mewujudkannya. "Sejak awal, kami ingin membangun Clubhouse untuk semua orang. Dengan tekad ini, kami bersemangat untuk mulai mengerjakan aplikasi versi Android secepatnya," tulis Clubhouse dalam blog resmi mereka.

Baca juga artikel terkait CLUBHOUSE atau tulisan lainnya dari Shanti Dwi Jayanti

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Shanti Dwi Jayanti
Penulis: Shanti Dwi Jayanti
Editor: Alexander Haryanto