Menuju konten utama

Mengenal Bulimia, Gangguan Psikologis yang Bisa Berdampak Serius

Bulima merupakan penyakit psikologis yang membuat penderita bisa makan sangat banyak dan memuntahkan makanan.

Mengenal Bulimia, Gangguan Psikologis yang Bisa Berdampak Serius
Ilustrasi Sakit perut. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Bulimia merupakan kondisi di mana seseorang terobsesi untuk makan yang banyak dan memuntahkannya berkali-kali. Bulimia nervoasa atau bulimia ini merupakan kondisi tekanan psikologi yang disebabkan beberapa faktor seperti terobsesi pada citra tubuh dan berat badan.

Dilansir Helahtline, penelitian menunjukkan, sekitar 1,5 persen wanita dan 0,5 persen pria akan mengalami bulimia di beberapa titik selama hidup mereka. Namun kondisi ini paling umum terjadi pada wanita, terutama selama masa remaja dan dewasa awal. Menurut laporan, hingga 20 persen wanita usia kuliah mengalami gejala bulimia.

Gejala Bulimia

Gejala bulimia yang paling umum meliputi hal-hal berikut ini.

  • Ketakutan jangka panjang menjadi gemuk atau menambah berat badan
  • Citra diri yang sangat negatif
  • Pesta makan
  • Muntah dengan paksa
  • Terlalu sering menggunakan obat pencahar atau diuretik
  • Penggunaan suplemen atau herbal untuk menurunkan berat badan
  • Olahraga yang berlebihan
  • Gigi bernoda dari asam lambung
  • Pergi ke kamar mandi segera setelah makan
  • Tidak makan di depan orang lain
  • Gangguan asam lambung
  • Sakit tenggorokan kronis atau meradang dan gigi rusak, karena keasaman dalam muntah
  • Pipi bengkak, karena kerusakan pada kelenjar parotis
  • Menstruasi yang tidak teratur
  • Pembuluh darah pecah di mata
  • Penarikan diri dari kegiatan sosial
Bulimia merupakan penyakit yag serius. Komplikasi dari bulimia dapat meliputi gagal ginjal, masalah jantung, penyakit gusi, masalah pencernaan atau sembelit, dehidrasi dan defisiensi nutrisi serta ketidakseimbangan elektrolit atau kimia.

Penyebab Bulimia

Bulimia tidak memiliki penyebab yang jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangannya. Orang dengan kondisi kesehatan mental atau pandangan yang menyimpang dari kenyataan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami Bulimia. Faktor-faktor itu termasuk:

  • Masalah kemarahan
  • Depresi
  • Perfeksionis
  • Impulsif
  • Peristiwa traumatis masa lalu

Pengobatan Bulimia

Perawatan jangka panjang bulimia idealnya menggabungkan psikoterapi, terapi keluarga, konseling gizi, dan pengobatan. Diulas di Medical News Today, penting bagi pasien untuk menerima kebutuhan mereka akan perawatan, dan setuju untuk bekerja sama dan berpartisipasi.

  • Terapi perilaku dan kognitif
Terapi ini dapat membantu pasien memahami mengapa mereka memiliki kelainan, perasaan, perilaku, dan pikiran yang berkontribusi padanya. Terapi ini juga akan mengubah persepsi mereka tentang penampilan, berat badan, makanan, dan makan. Dukungan dari keluarga dan teman adalah kunci untuk hasil positif yang efektif dan jangka panjang.

  • Terapi keluarga
Keluarga pasien perlu memahami apa itu bulimia nervosa dan untuk mengidentifikasi tanda dan gejalanya dengan cepat. Terapi keluarga dapat membantu dalam proses penyembuhan.

  • Terapi interpersonal
Terapi ini berfokus pada peran dan hubungan sosial. Pasien belajar cara baru untuk mengelola konflik dengan teman atau keluarga dan untuk meningkatkan hubungan ini.

  • Obat-obatan
Obat-obatan dapat membantu mengatasi depresi. Fluoxetine, juga dikenal sebagai Prozac, disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan mengatasi bulimia nervosa.

  • Konseling nutrisi
Konseling ini dapat membantu memutus siklus keinginan makan yang banyak. Pasien belajar untuk mengatur waktu makan mereka, dan untuk menetapkan sasaran kalori yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pusat Medis Universitas Maryland (UMM) menyarankan beberapa perawatan komplementer berikut ini dapat membantu untuk terapi. Namun, harus diingat jika setiap terapi komplementer perlu didiskusikan dengan dokter.

  • Menghindari kafein, alkohol, tembakau.
  • Minum 6 hingga 8 gelas air sehari.
  • Mengonsumsi vitamin dan mineral tambahan, setelah berdiskusi dengan dokter.
  • Menggunakan ramuan yang meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
  • Pijat untuk mengurangi stres.

Baca juga artikel terkait PSIKOLOGIS atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra