Menuju konten utama

Mengenal Apa Itu Teknologi RFID, Sejarah, dan Tipenya

Mengenal teknologi Radio Frequency Identification (RFID), sejarah, dan jenis-jenisnya.

Mengenal Apa Itu Teknologi RFID, Sejarah, dan Tipenya
Ilustrasi RFID. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi yang berguna untuk mengidentifikasi atau melakukan penelusuran jejak pada sebuah benda dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik.

RFID berbentuk chip yang dimasukkan dalam sebuah benda mati ataupun hidup.

Chip RFID yang terpasang dalam sebuah benda dapat menerima dan mengirimkan data melalui gelombang elektromagnetik sehingga tidak memerlukan sentuhan.

Salah satu pemanfaatan teknologi RFID adalah kartu e-Toll. Melalui teknologi ini, gerbang tol dapat dibuka hanya dengan mendekatkan kartu e-Toll pada mesin pembayaran yang disediakan.

Chip dalam kartu e-Toll tersebut dikenal tag RFID atau transporder. Tag RFID berisi kode unik dan dilengkapi dengan antena untuk mengirimkan data.

Menukil laman Jurusan Teknik Mesin Universitas Tasikmalaya, kode unik sebuah tag RFID yang terpasang pada kartu e-Toll ini akan dikirimkan ke RFID transceiver yang ada pada mesin pembayaran gerbang tol.

Kode unik yang diterima RFID transceiver ini kemudian akan diteruskan ke komputer untuk dibaca, sehingga proses pembayaran dapat terjadi.

Selain kartu e-Toll, teknologi ini juga dipakai untuk sistem kartu pengenal (ID card) untuk masuk/menggunakan sebuah fasilitas. Teknologi RFID juga digunakan pada hewan ternak sebagai alat penelusuran jejak.

Sejarah RFID yang Kontroversial

Melansir laman Rumah Belajar Kemendikbud, logika pada teknologi RFID ditemukan oleh seorang pereka cipta asal Uni Soviet, Léon Theremin, pada 1946.

Pada saat itu, Theremin membuat sebuah alat mata-mata yang dikenal dengan sebutan The Thing, alat ini dapat menyadap suara di sekitarnya dengan memanfaatkan gelombang elektronik.

Alat ciptaan Léon Theremin ini kemudian dicatat sebagai cikal-bakal terbentuknya RFID modern. Namun, RFID modern sendiri baru diciptakan dan dipatenkan pada tahun 1973 atas nama Mario Cardullo.

Teknologi RFID ini kemudian menjadi kontroversi lantaran kemampuannya untuk mengidentifikasi dan merekam jejak sebuah benda tanpa power supply dan secara jarak jauh.

Kemunculan teknologi RFID ini kemudian diikuti dengan kekhawatiran akan menjadi alat untuk memata-matai seseorang.

Bentuknya yang sangat kecil berpotensi untuk ditempelkan pada setiap orang/barang. Misalnya saja, seseorang membeli sebuah barang yang sebenarnya telah dipasangi tag RFID.

Kecilnya bentuk tag RFID membuat orang tersebut tak mengetahui bahwa terdapat tag RFID yang bersarang di salah satu barang yang ia punyai.

Keberadaan tag RFID tersebut kemudian memungkinkan terjadinya pelacarakan secara diam-diam atau pencurian data pribadi.

Tipe-tipe RFID

Teknologi RFID kini telah berkembang dan memiliki banyak jenis. Terdapat dua tipe umum yang mengelompokkan teknologi ini, yakni berdasarkan frekuensi radio (gelombang elektromagnetik) yang digunakan dan sistem kerjanya.

Berdasarkan frekuensi radio yang digunakan, teknologi RFID terbagi menjadi empat macam, yaitu:

- Low frequency tag: Band LF yang digunakan tipe ini berkisar dari 125 kilohertz (KHz) hingga 134 KHz. Band ini paling cocok digunakan dalam jarak pendek (short-range), misalnya dalam sistem anti-pencurian, identifikasi hewan ternak, dan sistem kunci kendaraan (keyless).

- High frequency tag: Band HF beroperasi pada 13.56 megahertz (MHz). RFID tipe ini memiliki akurasi yang lebih baik dalam jarak tiga kaki, oleh karenanya dapat mereduksi risiko kesalahan pembacaan tag. Tag RFID HF sering digunakan pada sistem pelacakan buku di perpustakaan atau toko buku, kontrol akses gedung, pelacakan bagasi pesawat terbang, dan pelacakan pakaian pada tempat perbelanjaan.

- UHF tag: Tag ini bekerja dengan band UHF di sekitar 900 MHz dan dapat dibaca dari jarak yang lebih jauh dari tag HF, yakni berkisar dari 3 hingga 15 kaki. Tag ini lebih sensitif terhadap faktor-faktor lingkungan daripada tag-tag yang beroperasi pada frekuensi lainnya. Tag ini umumnya digunakan pada pelacakan kontainer, truk, trailer, terminal peti kemas, dan telah diadopsi oleh peritel besar serta Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

- Microwave tag: Tag yang beroperasi pada frekuensi gelombang mikro, biasanya 2.45 dan 5.8 gigahertz (GHz), mengalami lebih banyak pantulan gelombang radio dari obyek-obyek di dekatnya yang dapat mengganggu kemampuan reader untuk berkomunikasi dengan tag. Tag RFID gelombang mikro biasanya digunakan untuk manajemen rantai supply.

Selain itu, berdasarkan sistem kerjanya, teknologi RFID terbagi menjadi tiga tipe, yakni:

- Tag Pasif: tag yang tidak memiliki catu daya (power supply) sendiri serta tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader. Contoh: pas transit, pas masuk gedung, barang-barang konsumsi, dan lain-lain.

- Tag Semi-Pasif: versi tag yang memiliki catu daya sendiri (baterai) tetapi tidak dapat menginisiasi komunikasi dengan reader.

- Tag aktif: tag yang selain memiliki antena dan chip juga memiliku catu daya dan pemancar serta mengirimkan sinyal kontinyu. Tag versi ini biasanya memiliki kemampuan baca tulis, dalam hal ini data tag dapat ditulis ulang dan/atau dimodifikasi.

Baca juga artikel terkait TIK atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yandri Daniel Damaledo