Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Menerka Pesan di Balik Tugas Khusus Megawati untuk Puan Maharani

Puan Maharani mengaku menerima mandat dari Megawati untuk mimpin kegiatan silaturahmi dengan para ketua umum parpol jelang pemilu.

Menerka Pesan di Balik Tugas Khusus Megawati untuk Puan Maharani
Ketua DPR Puan Maharani membacakan pidato pada Rapat Paripurna ke-11 Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

tirto.id - PDI Perjuangan akhirnya mulai mengambil langkah dalam menjajal mitra koalisi menjelang Pemilu 2024. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menjadi garda terdepan dalam upaya komunikasi politik dengan berbagai parpol dalam menghadapi pemilihan umum serentak legislatif dan presiden-wakil presiden.

Sejumlah parpol pun siap menerima kedatangan utusan khusus Megawati tersebut. Salah satunya Partai Gerindra yang mengaku sudah siap menerima Puan Maharani dan tim DPP PDIP untuk komunikasi Pemilu 2024.

“Namun saya belum tahu apakah sudah ada komunikasi lebih lanjut antara Gerindra dengan PDIP,” kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/6/2022).

Dasco pun meyakini Gerindra akan didatangi oleh PDIP. “Kalau PDIP akan melakukan kunjungan, tentunya Gerindra menjadi salah satu yang akan dikunjungi,” kata Dasco.

Dasco pun menilai kedatangan Puan Maharani sebagai tim khusus Megawati adalah hal wajar di tengah situasi politik yang mulai penuh penjajakan.

Partai Nasdem juga siap menerima kedatangan PDIP. Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya memastikan parpol besutan Surya Paloh itu siap menerima dengan tangan terbuka dan senyum lebar bila Puan dan jajaran DPP PDIP bersilaturahim.

“Nasdem dengan PDIP itu sahabat seperjuangan, kawan satu koalisi di pemerintahan. Kami dengan Mba Puan tentu punya hubungan historis yang kuat dan kami akan menunggu kabar selanjutnya," terang Willy saat dikonfirmasi reporter Tirto, Senin (27/6/2022).

Akan tetapi, Willy belum mendapat informasi bahwa PDIP akan berkomunikasi dengan Nasdem. Ia mengaku masih mendampingi Ketua Umum DPP Nasdem Surya Paloh dan kolega dalam peresmian kantor mereka.

Aksi Puan yang menjadi komunikator PDIP dengan partai lain disampaikan langsung oleh perempuan yang juga Ketua DPR itu di sela-sela kegiatan di Jakarta, Sabtu (25/6/2022). Puan menegaskan bahwa PDIP akan membangun komunikasi dengan parpol lain dalam menghadapi Pemilu 2024.

“Kerja sama dengan partai lain kita akan jajaki, jadi jangan kemudian, karena belum ketemu sama ketum parpol lain enggak mau kerja sama. Toh, waktu di Istana, kan, Ibu Megawati bertemu dengan semua ketum parpol lain, kan, cuma belum sempat bersilaturahmi,” kata Puan seperti dikutip Antara, di sela-sela Festival Ikan Bakar Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Puan pun mengaku ia menerima mandat dari Megawati untuk menjadi pemimpin kegiatan silaturahmi dengan para ketua umum parpol dalam menghadapi pemilu mendatang.

“Nanti saya juga ditugaskan dengan ibu ketua umum partai sebagai Ketua DPR akan bersilaturahmi dengan semua ketum. Kemarin baru selesai rakernas, sudah ada acara ini. Ini, kan, masalah waktu saja. Semua saya temui. Insya Allah," ujarnya.

Penunjukan Puan Maharani Dinilai Wajar

Dosen Komunikasi Politik di Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, penunjukan Puan Maharani oleh Megawati adalah hal wajar. Ia mengingatkan bahwa tugas tersebut memang sudah lazim.

“Ini tugas buat Puan, ujian dari Ibu Mega untuk bisa mendekatkan atau membuat kerja sama dengan partai politik itu, dan Puan ini memang sering menjadi panglima ketua pemenangan, makanya bukan hal baru sebenarnya buat Puan,” kata pria yang karib disapa Hensat itu kepada reporter Tirto.

Puan memang tercatat beberapa kali menjadi sosok sentral dalam setiap “laga” politik PDIP, baik di pilkada maupun pemilu atau pilpres. Misal, Puan tercatat berkontribusi dalam pemenangan Pilkada DKI Jakarta 2012 saat Jokowi-Ahok mengalahkan petahana.

Selain itu, Puan dan Megawati juga “turun gunung” pada Pilkada Jawa Tengah 2018 saat PDIP mengusung pasangan calon Ganjar Pranowo-Taj Yasin. Puan juga menjadi salah satu tokoh yang berusaha memantapkan pemenangan pasangan Jokowi-Maruf Amin di Jawa Tengah pada Pilpres 2019.

Hensat menilai, PDIP masih punya kepercayaan diri kuat dalam memenangkan pemilu, apalagi punya kader-kader mumpuni di daerah.

Lantas, siapakah yang akan menjadi mitra koalisi potensial PDIP? Hensat menduga, pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto soal enggan berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat akan menjadi kenyataan meski PKS dan Demokrat kerap bekerja sama dalam pemilu tingkat daerah.

Hensat meyakini PDIP akan lebih condong berkomunikasi dan membangun koalisi dengan PKB. Hal tersebut tidak terlepas dari sepak terjang kedua partai yang bekerja sama dalam pemilu sebelumnya, baik tingkat daerah maupun nasional.

“Kemudian yang kedua PDI Perjuangan membutuhkan label religius dan menurut saya yang paling mungkin datang dari PKB,” kata Hensat.

Sementara itu, analis politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai, pesan penunjukan Puan sebagai bentuk restu tidak langsung dari Megawati kepada anaknya. Puan diminta bekerja keras untuk bisa 'mendapat restu' dalam kandidasi pada Pemilu 2024.

“Megawati bukan tipe politisi yang mudah memberi umpan tanpa kerja keras, Mega ingin Puan membuktikan keberhasilannya membangun komunikasi dengan calon mitra koalisi. Satu sisi Puan mendapat tempat utama dibanding kader lain, sisi lain ia harus membuktikan bahwa memang Puan layak mendapat restu itu,” kata Dedi saat dihubungi reporter Tirto.

Puan bersama dua saudara kandungnya memang think-tank PDIP dalam memenangkan berbagai pemilu, meski keputusan akhir ada di tangan Megawati. Ia akan menjadi eksekutor dalam setiap pergerakan PDIP.

Apakah penunjukan Puan menjadi upaya PDIP menjaga kemenangan partai setelah dua periode? Dedi justru melihat Rakernas PDIP menjadi momentum Jokowi untuk membantu Puan dalam pemenangan.

“Rakernas kemarin menjadi momentum dan penanda jika Jokowi pun mendapat perintah khusus mengawal Puan, maka setelah itu Puan membersamai presiden dalam kunjungan, ini menjelaskan jika pada akhirnya Jokowi sekalipun harus tunduk pada Megawati dan harus berusaha keras untuk meningkatkan kesukaan serta elektabilitas Puan di publik," kata Dedi.

Dedi juga tidak memungkiri PDIP masih berpotensi menang untuk ketiga kalinya pada gelaran pilpres. Ia beralasan, Jokowi masih berkuasa dan punya pengaruh kuat. Di sisi lain, PDIP punya Ganjar Pranowo yang menjadi motor penggerak Jawa Tengah, sementara Puan mulai dilirik di luar daerah basis PDIP di Jawa Tengah.

Demi memenangkan pemilu, Dedi menilai, PDIP tidak sebaiknya mendekat dengan PKS dan Demokrat. Ia beralasan, kedua partai ini kurang baik dalam sisi ideologi dan hubungan personal sehingga lebih mengarah pada Gerindra atau Nasdem.

Lalu, apa yang harus dilakukan Puan? Dedi mengatakan, Puan harus menjamin kesetiaan PDIP dalam koalisi serta menjaga elektabilitas Ketua DPR itu bisa bersaing dengan kandidat lainnya. Hal itu penting bila memang Puan yang didorong dan ditawarkan sebagai kandidat ke parpol calon mitra koalisi.

“Arah PDIP untuk Puan, sehingga tidak ada pilihan mengusung pihak luar,” kata Dedi.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz