tirto.id - Melanesia adalah ras yang menjadi tren pencarian di Google dan media sosial Twitter pada Selasa (5/7/2022). Melanesia menjadi perbincangan karena peristiwa kericuhan di Babarsari, Sleman, Yogyakarta pada Senin (4/7/2022).
Melanesia adalah ras yang memiliki ciri berkulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar, kuat, dan memiliki profil tubuh atletis.
Di Indonesia, ras melanesia banyak ditemukan di wilayah timur, terutama wilayah Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Sementara ras yang ada di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat yang umumnya tergolong dalam ras Mongoloid.
Melanesia sendiri, sebenarnya bukan terbatas pada wilayah yang disebutkan di atas. Jika bergerak terus ke timur, Melanesia terbentang dari kepulauan di Maluku sampai ke kepulauan Fiji. Profesor Harry Truman Simanjuntak seorang Arkeolog senior dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengatakan, sebagian darah kita merupakan ras Melanesia.
Menurut salah satu penulis Buku “Diaspora Melanesia di Nusantara” ini, pusat ras Melanesia terbagi atas tiga wilayah. Pusat Melanesia berkembang di Nusantara, Melanesia barat, dan Australia. Melanesia barat, khususnya di wilayah pulau besar, tersebar di Papua dan Papua Nugini.
"Kita memiliki satu rumpun, sejarah dan budaya yang masih dihidupkan sampai saat ini. Misalnya, sejak ribuan tahun lalu, sudah ada interaksi di antara mereka. Peninggalan di Papua Nugini menyebar hingga Maluku, Maluku Utara, dan wilayah di sekitar itu,” ujar Harry, dikutip laman Kemendikbud.
Ras Melanesia di Indonesia
Perkembangan ras Melanesia di Australia sudah ada dan berkembang sejak 50.000-60.000 tahun lalu, di Papua sudah ditemukan buktinya sejak 45.000 tahun lalu, sementara di Indonesia, bukti peninggalan sejarahnya pun sudah ditemukan sejak 45.000-50.000 tahun lalu.
Sejak sekitar paruh kedua Pleistosin Atas telah dimulai dinamika kehidupan populasi Melanesia di Nusantara dan kawasan Pasifik. Kehidupan yang terus berlangsung, hingga berakhirnya zaman es pada ca. 12.000 BP yang menyebabkan kenaikan muka laut dan memperluas penyebaran populasi dan geografi hunian.
Populasi baru yang digolongkan oleh para ahli sebagai Ras Australomelanesia ini memperkaya budaya pendahulu dengan pola hunian gua, pola mencari makan, pembaruan peralatan, pengembangan seni dan konsepsi kepercayaan.
Selanjutnya, kedatangaan Ras Mongoloid pada ca. 4.000 BP melalui jalur migrasi barat (Asia Tenggara) dan jalur timur (Taiwan) mengakibatkan interaksi antar-ras, percampuran budaya dan biologis. Di sisi lain, pertemuan kedua ras ini menjadikan populasi Australomelanesia (Melanesia) ini perlahan bergeser ke wilayah timur Indonesia.
Mengenai populasi Melanesia di Indonesia, data dari Kemendikbud menyebutkan jumlahnya bisa mencapai 13 juta jiwa yang tersebar lima provinsi Melanesia di Indonesia.
Lima provinsi di Indonesia yang tergabung dalam ras Melanesia tersebut masing-masing adalah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sedangkan jumlah penduduk Melanesia di enam negara lainnya hanya berjumlah sembilan juta Jiwa, yang terdiri dari negara Papua Nugini, Timor Leste, Vanuatu, Kaledonia Baru, Kepulauan Salomon, serta Fiji.
Editor: Addi M Idhom