tirto.id - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) serta Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ucapkan selamat bagi rakyat Bougainville yang memerdekakan diri karena referendum.
Warga di Kepulauan Bougainville di Pasifik Selatan dengan mayoritas sangat besar memilih opsi kemerdekaan dari Papua Nugini. Referendum ini dilakukan sejak 23 November-7 Desember 2019.
"11 Desember 2019 bangsa Bougainville telah merdeka penuh dan menjadi negara anggota PBB. Atas hasil kemenangan ini, maka kami OPM, TPNPB dan KNPB atas nama bangsa Papua sampaikan ucapan selamat. Tuhan memberkati bangsa Bougainvillea," ucap Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom, dalam keterangan tertulis, Kamis (12/12/2019).
Sebby mengatakan dalam Referendum Bougainville, OPM mengirim delegasi yang dipimpin langsung Ketua OPM Jeffrey Bomanak. Delegasi ini atas nama bangsa Papua, sesuai undangan resmi dari pimpinan Komisi Referendum Bougainville.
Dalam delegasi itu juga ada utusan resmi dari KNPB. Orang-orang dalam delegasi, menurut Sebby layak menyaksikan referendum tersebut lantaran mereka adalah organisasi yang berbasis di Papua.
"Dan KNPB juga berdiri sebagai media rakyat, yang telah dan sedang mediasi bangsa Papua untuk terus berjuang [untuk] hak politik kemerdekaan," ujar Sebby.
Jeffrey Bomanak juga melaporkan kepada TPNPB-OPM, pada hari ini mereka ke Arawa di Main Lands, Bougainville, sebab Jumat (13/12), Perdana Menteri Papua Nugini James Marape akan tiba di Arawa untuk mengumumkan secara resmi hasil referendum.
"Kemenangan Referendum Bougainville adalah kemenangan orang Melanesia dalam sejarah dunia, yaitu memenangkan 97 persen. Kami hormati dan apresiasi kepada rakyat dan pimpinan Bougainville, ini juga tidak lepas dari kebaikan Pemerintah Papua Nugini yang benar-benar menghormati HAM dan hak demokrasi rakyat yang ingin merdeka," ucap Sebby.
Ada dua pilihan dalam referendum yakni perluasan otonomi atau kemerdekaan penuh. Hasilnya, dari 181.067 kertas suara, 176.928 orang memilih merdeka sementara hanya 3.043 orang yang memilih perluasan otonomi. Sisanya, 1.096 surat suara tidak sah.
Sebby menegaskan keberhasilan referendum Bougainville diharapkan dapat jadi pembelajaran bagi pemerintah Indonesia.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Bayu Septianto