tirto.id - Beredar di media sosial, sebuah unggahan yang mengeklaim ada siswa sekolah dasar (SD) dari Korowai, Kampung Kabuwage, Papua, yang meninggal dunia akibat keracunan makanan program makan bergizi gratis (MBG) dari pemerintah.
Dalam unggahan yang beredar, disertakan juga foto yang memperlihatkan seorang anak yang mengenakan seragam SD sedang terbaring kaku. Ada juga foto yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa anak tersebut meninggal akibat keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan pada program MBG.
Narasi tersebut diunggah oleh sejumlah akun di Facebook, di antaranya “Nabi”(arsip), “Ini Roy Pak”(arsip) pada Rabu (19/2/2025), serta “Timo” pada Jumat (21/2/2025). Unggahan serupa juga ditemukan di akun instagram “hunduickelmont”(arsip) pada Selasa (17/2/2025).
“Ternyata ini akibat makanan siang bergizi gratis mematikan secara sistematis dan berlangsung,” bunyi keterangan takarir salah satu akun tersebut.
Sepanjang Rabu (19/2/2025) hingga Selasa (25/2/2025) atau selama enam hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah merah 16 reaksi dari warganet. Meski begitu, klaim ini pantas diperiksa karena menyebut program yang sedang berlangsung dan melibatkan banyak anak di Indonesia.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto menelusuri lokasi Kampung Kabuwage, lokasi yang diklaim terdapat siswa SD yang meninggal akibat keracunan makanan dari program MBG. Hasilnya, kami menemukan bahwa wilayah tersebut masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.
Tirto lalu melakukan verifikasi terhadap klaim ini dengan memasukan kata kunci “Siswa SD di Kampung Kabuwage, Boven Digoel, Meninggal Akibat Keracunan Makanan Program MBG” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan pernyataan dari Sekretaris Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, yang membantah informasi adanya siswa SD meninggal di wilayahnya akibat keracunan makanan dari program MBG. Hal ini disebabkan, Boven Digoel saat ini belum menjalankan program MBG.
“Informasi yang beredar tentang meninggalnya siswa karena mengonsumsi makanan bergizi gratis adalah hoaks,” jelas Pilemon Tabuni, Kamis (20/2/2025) dikutip dari RRI.
Ia menjelaskan, bahwa saat ini program MBG di Boven Digoel masih dalam tahap persiapan infrakstruktur. Pemda Boven Digoel juga masih juga masih melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk melakukan pendataan sekolah yang ada di wilayah Boven Digoel.
Sementara itu, melalui keterangan dalam akun Instagram resminya, Kodam XVII/Cenderawasih menyebut klaim bahwa ada siswa SD di Papua yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG adalah tidak benar.
Berdasarkan penelusuran Kodam Cenderawasih, siswa SD yang nampak sedang terbaring kaku seperti dalam foto yang beredar adalah ERM (13 tahun) yang meninggal dunia pada 17 Februari 2025. Namun, penyebab meninggal dunianya anak tersebut bukan karena program MBG, karena di wilayah tersebut belum berjalan program MBG.
"Saat ini penyebab meninggalnya karena hal lain yang masih dalam proses penyelidikan Polres Boven Digoel," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, S.E.,M.M. Kamis (20/2/2025).
Pun, Candra mengungkap, di Kabupaten Boven Digoel tidak ada kampung Kubuwage seperti yang disebut di unggahan media sosial, yang ada adalah kampung Kabuwage di Distrik Firiwage.
Sementara itu, terkait foto lain dalam unggahan klaim yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SD yang nampak sedang berbaring di dalam kelas, Tirto menemukan bahwa foto itu identik dengan foto yang diunggah media Suara Merdeka Pantura pada Selasa (9/8/2022).
Konteks asli foto tersebut adalah potret sejumlah siswa SD Slawi Wetan 01, yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah dalam bentuk makarno telor (maklor), pada Senin (8/8/2022). Para siswa ini kemudian mendapat penanganan dari Puskesmas Slawi dan PSC 119 Dinkes Kabupaten Tegal.
Selebihnya, hingga Selasa (25/2/2025) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan adanya informasi atau keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG.
Program MBG sendiri belum dijalankan di Kabupaten Boven Digoel. Jadi, informasi yang menyebut bahwa ada siswa SD di Boven Digoel, Papua Selatan yang meninggal dunia akibat keracunan makanan dari program MBG bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty