Menuju konten utama

Megawati: Saya Barang Antik, Jangan Bikin Marah!

Sebagai orang antik, kata Megawati, wajar jika dirinya selalu mempertanyakan mau dijadikan apa negeri ini karena banyaknya ketidakwajaran.

Megawati: Saya Barang Antik, Jangan Bikin Marah!
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato usai memberikan dukungan kepada sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung dalam Pilkada 2024 di Jakarta, Kamis (22/8/2024). PDI Perjuangan resmi memberikan dukungan kepada 169 bakal calon kepala daerah termasuk enam bakal calon gubernur untuk daerah Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bali, Papua Tengah dan Papua Selatan dalam Pilkada 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wpa.

tirto.id - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengatakan dirinya merupakan orang antik di Indonesia. Bagaimana tidak, dia adalah anak presiden pertama Indonesia yang menurutnya terus mengupayakan kepentingan rakyat.

Sebagai orang antik, kata Megawati, wajar jika dirinya selalu mempertanyakan mau dijadikan apa negeri ini karena banyaknya ketidakwajaran.

“Mau dijadikan apa oleh kalian Republik Indonesia Raya ini? Gak boleh saya ngomong gitu? Ya, boleh dong. Kenapa saya boleh? Saya barang antiknya,” kata Megawati dalam sambutannya di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

Ia menyebutkan, sebagai anak Sukarno, dirinya telah melewati banyak pelajaran dan momentum. Bahkan, tambahnya, saat Bung Karno dan Bung Hatta rapat, Mega kecil kerap dipangku untuk turut mendengarkan.

Dia juga menyebut mengenal dekat Moh. Yamin sebagai salah satu perumus Pancasila. Maka itu, dia mewanti-wanti kepada semua pihak yang bersikap sok tahu untuk tidak membuatnya marah.

“Jadi, ya, saya tadi bilang, jadi saya lebih tahu dari mereka-mereka yang sok tahu. Bikin barang antik jadi marah ya,” ucapnya.

Dengan sikap etika dan kenegarawanan, kata Megawati, dia tetap bisa merasakan dengan hati, sebab, dia selalu dekat dengan masyarakat.

"Biarlah rakyat memilih dengan sukacita," ujar Mega.

Ditegaskannya, segala cara diotak-atik oleh kekuasaan saat ini karena dukungan terhadap calon tertentu. Fenomena itu, kata dia, tampak jelas di Jakarta, Banten, Jawa tengah, Jawa Timur, Sumatra utara, dan lain-lain.

"Bayangkan. Sekarang gile. Mbok udah lah. Udah mau selesai [kekuasaannya], ya selesai saja," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait MEGAWATI atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Politik
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Irfan Teguh Pribadi