tirto.id - Ketua Dewan Redaksi Media Group Saur Hutabarat memilih untuk tak menanggapi pernyataan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dalam sidang sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Dewan Redaksi Media Group menyerahkan sepenuhnya materi dan substansi sidang perselisihan hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi,” kata Saur kepada reporter Tirto saat dihubungi pada Sabtu (15/6/2019).
“Media Group tidak dalam posisi merasa perlu menanggapi berbagai penilaian terkait sidang di Mahkamah Konstitusi, karena hal itu sudah menjadi domain MK dan pihak-pihak terkait dalam sidang yang sudah dan sedang berlangsung,” tambahnya.
Selain itu, kata Saur, jika memang ada ketidakpuasan atas produk jurnalistik dari Media Group, maka ia mempersilakan untuk menempuhnya melalui jalur Dewan Pers.
“Segala penilaian terhadap hasil laporan, pemberitaan, baik dalam bentuk teks maupun audio visual dari Media Group kami serahkan sepenuhnya kepada publik,” ujar Saur.
BPN menyebut bahwa terdapat sejumlah media terafiliasi dengan Paslon 01, yakni Media Group yang dibawahi oleh Surya Paloh, group MNC yang dibawahi oleh Hary Tanoe, serta Mahaka Group yang dibawahi oleh Erick Thohir, serta kontennya lebih memberikan ruang ke Jokowi daripada Prabowo.
Direktur Pemberitaan di Media Nusantara Citra (MNC Group) Arya Sinulingga pun membantah pernyataan tersebut. "Ah enggak seperti itu ya. Kan bisa dilihat dia, kita lihat sangat seimbang pemberitaannya," kata Arya kepada reporter Tirto pada Jumat (14/6/2019).
Arya mencontohkannya melalui acara debat di saluran MNC yang selalu menghadirkan pihak BPN. Dan ia menilai pihak BPN juga cukup dominan dalam acara debat tersebut.
Dengan itu, Arya menyangkal bahwa MNC dengan sengaja membatasi ruang kepada paslon 02 serta memprioritaskan paslon 01.
"Jadi, kalau dikatakan MNC tidak memberikan ruang kepada mereka, itu enggak bener banget gitu. Pasti salah itu, kawan-kawan BPN itu, porsinya seimbang kok," ujarnya.
Namun, kata Arya, jika secara porsi pemberitaannya memang ditemukan bahwa pemberitaan soal Jokowi, yakni calon presiden dari paslon 01, lebih banyak daripada Prabowo, calon presiden paslon 02, maka hal tersebut terjadi karena kegiatan Jokowi yang memang lebih banyak daripada Prabowo.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Irwan Syambudi