Menuju konten utama

Massa Buruh Demo Soal UU Ketenagakerjaan Depan DPR Diadang Polisi

Massa buruh yang berdemonstrasi menolak revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan diadang oleh aparat kepolisian di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jumat (16/8/2019).

Massa Buruh Demo Soal UU Ketenagakerjaan Depan DPR Diadang Polisi
Puluhan Massa Buruh Berkumpul di Depan TVRI Dipaksa Pulang Oleh Polisi, Jumat (16/8/2019) tirto.id/Bernie Kurniawan.

tirto.id - Massa buruh yang berdemonstrasi menolak revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan diadang oleh aparat kepolisian di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jumat (16/8/2019).

Berdasarkan keterangan salah satu massa pendemo, Viki (32), yang ditemui Tirto, awalnya massa berkumpul di halte di pinggir jalan Gatot Subroto. Namun, mereka didatangi sejumlah polisi dan diminta mundur.

Belasan orang berbaju merah ini pun berjalan hingga Jalan Palmerah Timur. Mereka kembali berhenti untuk berkumpul lagi di trotoar. Namun, lagi-lagi polisi mendatangi mereka dan meminta mereka menjauh dari lokasi. Alasannya, area sekitar Gedung MPR/DPR harus steril karena ada kegiatan kenegaraan.

"Jadi kalau Senin boleh, kalau sekarang kan ada acara kenegaraan. Bayangkan aja kalau ada acara selametan lalu diganggu," kata seorang polisi.

Sebelumnya, sempat terjadi diskusi antara buruh dan polisi. Namun, polisi bersikukuh, akhirnya, massa kembali digiring oleh polisi ke arah Slipi.

Sebelumnya Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) berencana menggelar aksi demonstrasi menolak revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003. Aksi rencananya digelar di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jumat (16/9).

Revisi ini dinilai hanya menguntungkan kalangan pengusaha karena mengandung sejumlah deregulasi dalam urusan ketenagakerjaan.

Buruh pun menolak wacana fleksibilitas kerja yang dicanangkan saat rencana revisi UU Ketenagakerjaan. Fleksibilitas versi pemerintah dinilai mempermudah pengusaha untuk merekrut dan mem-PHK karyawan sesukanya.

Baca juga artikel terkait DEMONSTRASI atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri