Menuju konten utama

Masalah yang Ditemui Penumpang Saat Antrean Mengular di Stasiun KRL

Masalah di sistem kartu elektronik (e-ticketing) memicu antrean penumpang mengular di sejumlah stasiun KRL.

Masalah yang Ditemui Penumpang Saat Antrean Mengular di Stasiun KRL
(Ilustrasi) Pengguna jasa angkutan Kereta Rel Listrik (KRL) berjalan keluar dari Stasiun Juanda di Jakarta, Senin (8/1/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Antrean penumpang mengular di pintu masuk dan keluar sejumlah Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line, pada Minggu (22/7/2018). Para penumpang harus bersabar menemui antrean panjang karena sistem tiket elektronik (e-ticketing) mengalami gangguan.

"Kalau kartu ini bisa enggak, pak? Ini masuknya di mana?" Kata Intan (26) soal pertanyaan mayoritas penumpang KRL kepada petugas di Stasiun Tanah Abang.

Intan mendatangi Stasiun Tanah Abang untuk menaiki KRL, pada pukul 11.00 WIB, Minggu siang. Tapi, saat itu sistem di pintu masuk tidak bisa digunakan untuk tapping kartu e-money. Dia mengaku melihat banyak penumpang, khususnya dari kalangan ibu-ibu, kebingungan.

"Enggak [ada yang] protes, enggak lihat ada yang marah-marah. Hanya bertanya-tanya," kata Intan.

Dia sempat mencoba sejumlah pintu masuk untuk menghindari antrean panjang. Ternyata, kata dia, ada sistem pintu masuk yang masih bisa mendeteksi kartu e-money. "Akhirnya, masuklah saya ke dalam stasiun," kata dia.

Sekitar pukul 11.30 WIB, Intan tiba di tujuan, yakni Stasiun Pondok Ranji. Menurut dia, waktu tempuh KRL masih normal meski sistem tiket elektronik mengalami gangguan. Saat tiba di Stasiun Pondok Ranji, kata dia, para petugas meminta dirinya dan penumpang lain keluar melalui pintu elektronik tanpa tapping.

"Terus disuruh antre di loket 2 untuk tapping di sana. Kartu e-money yang tidak bisa digunakan disuruh membayar secara cash Rp3 ribu sesuai tarif," kata Intan.

Sementara Rizky (27) juga menemui masalah serupa. Sekitar pukul 08.30 WIB, Rizky berniat menaiki KRL dari Stasiun Citayam ke Stasiun Klender. Tapi, antrean penumpang mengular di Stasiun Citayam.

"Kirain antrean penumpang yang mau beli THB [Tiket Harian Berjamin], ternyata antrean penumpang yang lagi tapping," kata Rizky.

Sistem sedang ada masalah, begitulah informasi yang diperoleh Rizky dari petugas stasiun. Sekitar 5 menit setelah Rizky ikut mengantre, pintu elektronik kemudian dinonaktifkan oleh petugas. Dengan begitu, semua penumpang bisa masuk ke Stasiun Citayam tanpa tapping.

Sesampainya di Stasiun Klender, Rizky bisa keluar melalui pintu elektronik dengan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT). Lalu, petugas meminta dia membayar perjalanan dari Stasiun Citayam secara tunai, Rp3 ribu.

Selama perjalanannya itu, dia menemui banyak penumpang mengeluhkan masalah tapping di Stasiun KRL meski tidak sampai memicu kericuhan. "Sangat terganggu. Saya heran kenapa pagi mesti masih error juga sistemnya. Seharusnya sudah diperbaiki pada malam sampai pagi hari," kata Rizky.

Masalah serupa juga ditemui Maulana (25), penumpang KRL untuk perjalanan Stasiun Bogor - Stasiun Tanah Abang. Dia juga menemui kendala saat tapping e-Money. "Saya yang biasa pakai kartu flazz tiba-tiba enggak bisa. Yang KMT pun juga begitu," kata Maulana.

Dia mengatakan semua penumpang di Stasiun Bogor diarahkan untuk menggunakan Tiket Harian Berjamin (THB). Untuk mendapatkannya, Maulana harus mengantre 15 menit. Maulana mengakui tidak banyak penumpang yang memprotes kendala ini. Dia menduga hal itu karena kendala di hari libur.

"Kalau weekends [akhir pekan] penumpang kebanyakan keluarga. Populasi penumpang weekend dan weekdays [hari kerja] kan beda. Saya merasa akan berbeda cerita kalau besok [hari kerja] masih terjadi," kata Maulana.

Antrean di Stasiun KRL Sebab Pembaruan Sistem Tiket Elektronik

VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa mengatakan masalah yang memicu antrean penumpang KRL itu terjadi karena hari ini sedang ada proses pembaruan dan pemeliharaan sistem pada perangkat tiket elektronik. Proses pembaruan itu dilakukan sejak pukul 01.00 WIB dini hari tadi.

"Waktu pelaksanaan proses tersebut diprogramkan akan selesai pada hari ini dan diharapkan seluruh perangkat sudah dapat dioperasikan untuk pelayanan," kata Eva.

Eva mengklaim pemeliharaan sistem tiket elektronik itu berjalan sesuai jadwal untuk sebagian besar stasiun. Namun, di sebagian stasiun, proses itu terkendala waktu karena sempitnya rentang waktu saat KRL tidak beroperasi dan tidak ada transaksi tiket pengguna. Sehingga, sebagian perangkat Gate dan POS (point of sales) loket di beberapa stasiun masih dalam proses pemeliharaan dan belum dapat dioperasikan untuk melayani penumpang secara normal.

Menurut Eva, pekerjaan pemeliharaan sistem rutin dilakukan untuk menjaga performa perangkat tiket elektronik KRL Jabodetabek. Tetapi, skala pekerjaannya berbeda-beda.

Pembaruan dan pemeliharaan itu, menurut Eva, dilakukan agar perangkat tiket elektronik KRL tidak mudah mengalami gangguan. Sebab, kapasitas pelayanan sistem tiket elektronik KRL saat ini telah mencapai 1 juta transaksi per hari. Pada lima tahun lalu, sebagai perbandingan, sistem itu hanya mampu melayani 400 ribu transaksi per hari.

Eva memaparkan, saat ini, sistem tiket elektronik milik KCI mencakup 760 pintu elektronik, 233 Vending Machine, dan terhubung ke 79 Stasiun yang melayani KRL.

"Proses kali ini merupakan upaya untuk membuat sistem ticketing semakin dapat diandalkan," kata Eva.

Selama proses pemeliharaan sistem dilakukan, kata Eva, PT KCI juga telah menugaskan para karyawan dari berbagai tingkatan dan unit kerja untuk membantu pelayanan para pengguna di seluruh stasiun KRL.

"Pengguna jasa yang menemukan kendala pada kartu diimbau untuk menghubungi petugas di stasiun. Selaku operator layanan KRL Commuter Line di Jabodetabek dan sekitarnya, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para pengguna terkait antrean di loket dan gate elektronik untuk masuk dan keluar di beberapa stasiun hari ini," kata Eva.

Baca juga artikel terkait KRL atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom