Menuju konten utama

Masalah Psikologis Masyarakat Naik, IAKMI: Beban Hidup Makin Berat

Menurut IAKMI, tekanan psikologis dan beban hidup yang semakin berat, meningkat pula hasil skrining mandiri psikologis.

Masalah Psikologis Masyarakat Naik, IAKMI: Beban Hidup Makin Berat
Ilustrasi kesehatan mental saat wabah Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) memandang bahwa salah satu kemungkinan penyebab masalah psikologis masyarakat meningkat pada 2022 meningkat menjadi sebesar 82,5 persen adalah tekanan psikologis dan beban hidup masyarakat yang meningkat.

Hal ini menyusul swaperiksa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).

“Bisa jadi tekanan psikologis dan beban hidup yang meningkat semakin berat, sehingga meningkat pula hasil skrining mandiri psikologis,” ujar Ketua Umum IAKMI Ede Surya Darmawan kepada Tirto, Rabu (7/9/2022) sore.

Penyebab lainnya, lanjut dia, kemungkinan masyarakat Indonesia makin ekspresif terpicu kebiasaan menampilkan diri di dalam media sosial (medsos) dan lain-lain, sehingga lebih ekspresif juga dalam menjawab tes skrining mandiri itu atau swaperiksa PDSKJI.

“Itu fenomena zaman sekarang yang melanda seluruh dunia, mestinya dimanfaatkan untuk promosi kesehatan dan promosi kebaikan lainnya,” kata Ede.

Dia pun menyebut bahwa kemungkinan pandemi COVID-19 menjadi penyebab meningkatnya masalah psikologis masyarakat Indonesia pada tahun 2022, terkait swaperiksa PDSKJI.

“Bisa jadi. Idealnya memang ada laporan menyeluruh kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum, semasa itu, hingga sekarang (pre-during-now). Pastinya pandemi COVID-19 telah memporak-porandakan kehidupan dan banyak warga kita yang terkena,” tutur Ede.

Kemudian dia berharap pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sesuai dengan transformasi sistem kesehatan yang saat ini sedang dijalankan dan salah satunya tranformasi pelayanan kesehatan primer.

Termasuk pelayanan kesehatan psikologis yang perlu mulai dibangun dan dikembangkan, seiring dengan perbaikan menyeluruh kehidupan bangsa dan bernegara pascapandemi, serta Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-77.

“Harapan saya semakin mendapatkan kemudahan hidup, agar tekanan hidup tidak semakin berat dan tidak mengakibatkan gangguan psikologis. Hal ini harus dikuatkan juga dengan penguatan mental spiritual masyarakat dan hal ini harus dilakukan dengan benar, serta menyeluruh,” ujar Ede.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) paripurna sesuai definisi sehat Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Sebelumnya, PDSKJI melakukan swaperiksa dari Maret 2020-Maret 2022, menunjukkan tren adanya masalah psikologis yang dialami masyarakat. Di mana pada 2020 angkanya sebesar 70,7 persen dan pada 2022 meningkat menjadi sebesar 82,5 persen.

“Jadi swaperiksa yang dilakukan oleh PDSKJI melalui website (situs web) PDSKJI, memberikan gambaran bahwa bagaimana meningkatnya gangguan jiwa khususnya depresi, kecemasan, dan juga kondisi yang terkait dengan trauma psikologis,” ungkap Ketua PDSKJI Diah Setia Utami dalam talk show “Pengaruh Jangka Panjang COVID-19 terhadap Kesehatan Kognitif dan Mental”, yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube BNPB Indonesia pada Selasa (6/9/2022) sore.

Swaperiksa ini bertajuk “Masalah Psikologis 2 Tahun Pandemi COVID-19 di Indonesia”. Di mana memiliki total responden sebanyak 14.988, dengan persentase 75,8 persen adalah perempuan dan 24,2 persen adalah laki-laki.

Terkait masalah psikologis berdasarkan tahun periksa, pada 2020 ada 70,7 persen yang memiliki masalah psikologis dan 29,3 persen tidak ada masalah psikologis. Lalu pada 2021, meningkat menjadi 80,4 persen yang memiliki masalah psikologis dan 19,6 persen tidak ada masalah psikologis. Serta, meningkat kembali pada 2022 menjadi 82,5 persen yang memiliki masalah masalah psikologis dan 17,5 persen tidak ada masalah psikologis.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN MENTAL atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri